Part 27

4.8K 213 9
                                    

Gaes jangan lupa klik bintang ya atau komen cerita ini agar aku semakin semangat cepat cepat mempost chapter selanjutnya 😁😊😊

Back to story


Semenjak pertemuan yang disengaja oleh sang kakek, kelvin pun selalu gencar mencari perhatian berlian mulai dari hal remeh seperti memberikan hadiah hingga mendekati anak anak berlian

Sabtu Siang hari terlihat terik matahari membuat kelvin semangat menuju kediaman berlian. Tentu saja ia sudah lebih dahulu menanyakan pada sang kakek apakah berlian ada dirumah dan binggo berlian sama sekali tidak sibuk sehingga ia mulai melancarkan aksinya

Ting tong   ting tong

Suara bel rumah berlian

Kelvin yang dengan gagahnya menunggu pintu rumah berlian terbuka sambil memegang bunga mawar. Saat pintu terbuka terlihat wajah dekilnya berlian menatap kelvin jengah

"Hai"ucap kelvin

"Ya ada urusan apa?"tanya berlian

"Aku mau main main saja boleh aku masuk?"tanya kelvin..

"Ya silahkan"balas berlian mempersilahkan kelvin masuk

"Kakek"panggil berlian meninggalkan kelvin di ruang tamu

"Iya ada apa?"tanya sang kakek

"Itu ada tamu nyariin kakek"ucap berlian

"Tamu? Siapa?"tanya sang kakek

"Gak kenal"balas berlian laagi yang langsung meninggalkan kakeknya menuju kamarnya untuk melanjutkan bermain dengan anak anaknya

"Ck berlian keluar. Itu bukan tamu kakek tapi tamu kamu"ucap sang kakek membuka pintu kamar berlian setelah melihat kelvin lah tamu yang dikatakan berlian

"Aku tak merasa kenal dengannya dan aku tak memiliki janji ketemu samanya"ucap berlian tanpa mengalihkan perhatiannya pada sang anak

"Sudah bawa sekalian saja anak anak kamu.. dari tadi kalian hanya dikamar trus.. kasihan cicit kakek kekurangan oksigen segar"ujar sang kakek

"Kakek lucu ya"balas berlian

"Lah kamu baru tau... cepat sana, kamu mandi dulu kamu kayak anak pembantu saja dekil sekali bau lagi"ujar sang kakek

"Biar cicit kakek sama kakek.. cepat sana"usir sang kakek lalu meraih ketiga cicitnya dan diletakkan di keranjang bayi sehingga memudahkannya membawa ketiga cicitnya

"Suka suka kakek aja perasaan dari kemarin"ujar berlian pada dirinya sendiri

Anak anak berlian dibawa menemui kelvin.. niatnya ingin dikenalin siapa tau memang berlian berjodoh dengan kelvin namun saat ketiga berada tepat di depan kelvin.. dengan polosnya kelvin tersenyum kearah anak anak berlian dan dibalas teriakan dan tangisan

"Cup cup cup cicit kakek jangan nagis lagi.... sssttt ini uncle kelvin lo... halo uncle"ujar sang kakek berusaha meredakan tangisan sang cicit namun tak kunjung berhenti

"Dadadadaaaaaaa mooooo"ujar anak anak berlian seperti memanggil bala bantuan

Kelvin yang melihat anak anak berlian juga berusaha menenangkan mereka namun naas bukannya diterima malah anak anak berlian semakin kencang menangis dan melemparkan mainannya kearah kelvin dan untung saja jarak lemparannya sangat jauh

"Hei kenapa ini .. kenapa mereka menangis?"tanya berlian saat mendengar suara tangis anaknya yang sangat kencang

"Ck emang lah ya kalian ini tau aja"ucap berlian ambigu

"Maksud kamu?"tanya kakek

"Anak anak aku tau kelvin gak baik buat aku makanya mereka nangis buat melindungi ku dari si kucing garong ini"ujar berlian gamblang

"Hah?"ujar kelvin

"Pak Kelvin mending anda pulang saja... anak anak saya menangis ketika melihat anda disini.. mereka risih dengan kehadiran anda.. termasuk saya"uajr berlian berani sambil meraih anak anaknya dan dibawa pergi menuju kamarnya

Setibanya dikamar berlian meletakkan anak anaknya di kasurnya. Beberapa menit kemudian terdengar dering panggilan di hpnya... terpampang nomor dan foto dava di layar hpnya...

"Dek daddy kalian ngajak videocall"ujar berlian senyum senyum sendiri... tak lupa ia mengunci pintu kamarnya dulu sehingga tidak ketahuan oleh sang kakek

"Aku kayak abg yang lagi backstreet"ujar berlian

Saat panggilan terhubung terlihat dava masih berada di kamarnya

"Hai" ucap dava

"Ya"balas berlian

"Kamu apa kabar?"tanya dava

"Sehat sehat aja"balas berlian

"Anak anak gimana? Masih rewel?"tanya dava

"Ya begitu, mungkin mereka rindu"ucap berlian

"Rindu?"tanya dava

"Iya rindu"balas berlian

"Rindu siapa?"tanya dava

"Rindu kamu"balas berlian

"Sama aku juga rindu kamu"ucap dava sambil senyum senyum menggoda

"Ck maksud aku anak anak kamu rindu kamu"ucap berlian

"Hahahah aku kira kamu rindu aku"balad dava

"Kamu rindu aku tidak?"tanya dava lagi

"Enggak"ujar berlian

"Enggak salah lagi kan"ucap dava

"Sok tau kamu"ucap berlian

"Daaaadddaaa"rancau anak anaknya

"Sepertinya aku dipanggil"ucal dava dan langsung disuguhi wajah anak anaknya

"Mereka makin besar saja ya" ucap dava bangga

"Ya iyalah masa makin kecil.. kamu kadang kadang suka rada rada ya"ujar berlian

"Kamu ini gak sopan banget sama suami"ucap dava

"Hell kita belum nikah"balas berlian

"Iya memang belum dan akan segera sebentar lagi, tunggu aku nyusul kesana ya atau kamu mau kesini biar kita menikah disini"ucap dava

"Gak tau tanya anak anakmu saja"balas berlian

"Apa nak.. iya nak emang.. oh baik lah"ucap dava ambigu

"Kamu makin rada rada ya sekarang"ucap berlian aneh melihat tingkah dava

"Tadi anak anak bilang supaya kita cepat menikah dan ajak kamu kesini... mereka juga mau ketemu kakek neneknya yang disini"ucap dava

"Dasar alibi"ucap berlian dan dibalas gelak tawa oleh dava

Selama menelpon mereka tidak sadar telah mencuekkan anak anaknya yang hanya bisa melihat tingkah laku orang tuanya yang absurt

Sedangkan diluar kamarnya sang kakek berusaha menguping pembicaraan berlian yang terdengar jelas .. sang kakek berada di dekat kaca jendela sedangkan kaca jendela berlian sedang terbuka dan hanya bersebelahan dengan tempat sang kakek

Dengan seksama sang kakek menguping dan mulai membuat asumsi sendiri bahwa hubungan antara kedua orang tua sang cicit sangat baik namun sang kakek tetap menunggu hingga ia bisa mendengar siapa nama sang laki laki yang sedang dihubungi oleh berlian

Bersambung

ONE NIGHT STANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang