12 - HADIAH DARI HANSA

9.3K 910 65
                                    

Hai!

Hari Sabtu artinya hari update Wattpad. Tapi hari Sabtunya tanggal berapa, gak tentu ya. Hahaha. Pokoknya tungguin aja update di cerita mana pun hari Sabtu. Bisa satu cerita, bisa dua, bisa berapa aja. Tergantung apa yang digantung, yang jelas bukan perasaan yang digantung. 

Hari ini giliran update cerita lika-liku kisah asmara Maara Nitya Hansa Putra. Dari hasil pertanyaan kemarin banyak yang shipping Maara sama Putra. Nah mana suaranya? 

Jangan lupa follow juga Instagram aku di @queenamy48 yaa!

Selamat menikmati!

PS: Baru selese nonton The Chainsmokers tadi malam jadi aku senang banget! Kalau komen di part ini sampai 100 (tidak termasuk reply dari aku) sebelum jam 22.00 WIB di tanggal 31 Maret 2018, mungkin akan mempertimbangkan update The Fallen Angels juga. Uhuy!

***

"Aku bisa antar kamu pulang malam ini. Gimana?" Hansa menghampiri Maara yang sedang makan siang di pantry kantor. Kedatangannya yang tiba-tiba membuat Maara terkejut. Apalagi saat ini yang sedang makan siang bersama Maara tidak hanya Sakina yang tahu cerita tentangnya dan Hansa. Melainkan beberapa orang Human Capital, PR, dan Programming. Hansa berkata dengan penuh percaya diri dan langsung menatap mata Maara. Tidak peduli pada orang-orang lainnya.

"Mas..." Maara tampak malu karena ajakan Hansa yang tiba-tiba itu. Seluruh orang di pantry langsung bergantian menatap Maara dan Hansa bergantian. Mereka mulai tersenyum-senyum.

"Aku bawa motor dan meeting nanti malam dibatalkan. Kita bisa pulang sekitar jam delapan. Oke?" Hansa mengulangi ajakannya dan masih tanpa mempedulikan orang-orang lain.

"Oke," Maara memilih untuk mengangguk saja.

"Oke. Nanti aku kabari lagi ya," Hansa pun berbalik dan meninggalkan pantry, kembali asyik dengan ponselnya.

Sepeninggal Hansa, Maara langsung dicecar sorakan dan ejekan.

"Akhirnya Hansa deket sama cewek yaaaa," Itu salah satu celetukan yang didengar oleh Maara dan mampu membuatnya tersipu.

***

"Gue mau antar Maara pulang malam ini," Hansa berkata pada Nitya saat keduanya sedang berada di meja masing-masing. Tidak ada orang lain di sekitar mereka yang bisa menguping pembicaraan ini.

"Oh ya? Udah bilang Maara?" tanya Nitya dengan wajah senang.

"Sudah," Hansa mengangkat wajahnya dan menatap Nitya langsung.

"Jagain ya. Pastiin dia sampai rumah dengan selamat," Nitya tersenyum gembira. Senang kalau rencananya berjalan lancar.

"Apa gue pernah menolak permintaan lo?" Pertanyaan Hansa menohok Nitya.

"Oke, thank you," Nitya menunduk. Tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini kalau pada ujungnya ia semakin menyadari bahwa Hansa masih melakukan ini hanya karena dirinya.

"Lo sama Zul gimana?" Hansa bertanya lagi;

"Kita... baik..." Nitya mengangkat bahu.

"Cuma baik? Lo lagi berantem sama cowok lo itu apa gimana?" Hansa kembali menginterogasi.

"Dia bukan cowok gue," Nitya segera menutup mulutnya. Seharusnya Hansa tidak perlu tahu bahwa dia belum resmi berpacaran dengan Zul.

"Apa?"

Nitya menunduk dalam-dalam.

"Lo belum pacaran sama Zul?" Nada suara Hansa semakin tajam terdengar di telinga Nitya. Ini semacam pertanda buruk. Hansa pasti akan memanfaatkan status Nitya yang belum berpacaran dengan Zul dan rencana Nitya menyatukan Hansa dengan Maara bisa gagal.

Office Affairs - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang