20 - PILIHAN MAARA

9K 972 58
                                    


"Berangkat dulu ya, Ma," Maara menyalami tangan ibunya lalu membuka pimtu rumah dan mendadak terdiam.

Hansa mendongak dari ponselnya dan melihat orang yang ditunggunya sedang terkejut melihat dirinya.

"Pesen ojek online, Mbak?" tanya Hansa dengan suara lantang.

Maara tertawa. Pintu pagar dia buka dan dihampirinya Hansa.

"Saya belum pesen ojek online, Mas. Tapi kok udah dateng aja?"

Hansa menggeleng. "Mungkin karena saya sama Mbaknya punya koneksi yang kuat kali ya,"

"Masa?" Maara mengernyitkan keningnya dan menunduk. "Ada perlu apa, Mas Hansa?"

"I want to ride you to office," Hansa mengulurkan helmnya.

"Dalam rangka apa kalau boleh tahu?"

"Dalam rangka..."

"Belum berangkat, Mar?"

Hansa dan Maara menoleh ke balik punggung Maara. Seorang perempuan yang terlihat mirip dengan Maara sedang membuka pagar dan menghampiri mereka.

"Eh, belum, kak," Maara menunduk. Berharap kakaknya segera pergi bekerja agar tidak perlu berada di dekat dirinya dan Hansa lebih lama. Nanti pasti akan ada pertanyaan yang dia ajukan seperti...

"Ini siapa?" tanya Via.

Maara memejamkan matanya. Bener kan.

"Kak Via, ini Mas Hansa. Mas Hansa, ini Via kakakku yang kedua," Maara terpaksa mengenalkan mereka berdua.

"Hansa ini siapa?" tanya Via setelah menjabat tangan Hansa. Memang diantara kakak beradik, Via adalah yang paling ceplas ceplos dan terkadang terkesan songong.

"Saya pacarnya Maara," jawab Hansa dengan percaya diri.

Jawabannya menimbulkan pelototan baik dari Maara maupun Via.

"Eh bukan, bukan. Jangan dengerin dia, Kak. Kami cuma satu kantor doang," Maara mengibaskan tangannya. Menghalau pengakuan Hansa akan statusnya.

"Udah move on kamu dari Aqi?" Via mengernyit. "Setelah nangis-nangis dan nggak keluar kamar berhari-hari."

"Hey! Itu udah dua tahun lalu ya," Maara melotot pada kakaknya.

Via tertawa. "Iya iya aku inget itu udah dua tahun lalu. Nah sekarang Hansa ini pacar kamu?"

Hansa hanya meringis tertawa.

"Jangan percaya dia. Dia itu..." Maara menutup mulutnya.

"Kita mau ke kantor sekarang, Mar?" Hansa menyela apapun yang hampir Maara ucapkan.

Maara memutuskan untuk setuju. Diambilnya helm dari tangan Hansa dan dia bergegas menaiki motor. Meninggalkan Via yang tersenyum jahil tapi sebenarnya senang kalau adiknya bisa membuka diri lagi.

***

"Ini bukan arah ke kantor," teriak Maara dari balik punggung Hansa.

"I know," balas Hansa.

"Kita mau kemana, Mas Hansa?"

"Liat aja nanti," kata Hansa lagi.

Rupanya Hansa mengajak Maara ke sebuah kedai kopi yang dibuka sejak pagi. Mereka menyediakan berbagai menu sarapan dengan suasana yang nyaman. Maara terperangah melihat tempat ini.

"Punya temanku. Sini," Hansa menarik tangan Maara untuk masuk. Namun Maara bergeming.

"Nggak mau," kata Maara tegas.

Office Affairs - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang