16 - KEGALAUAN NITYA

7.9K 863 47
                                    

Sudah dua minggu ini Zul tidak menghubunginya seperti dulu. Nitya berkali-kali melontarkan obrolan melalui WhatsApp dan meneleponnya di waktu-waktu yang biasa mereka habiskan bersama. Tapi Zul membalas hanya seperlunya dan dia tidak meluangkan waktu untuk menelepon Nitya selama yang biasanya.

Memang mereka masih beberapa kali bertemu. Karena Nitya sengaja menghampiri Zul untuk menemui dan mengobrol dengannya. Nitya juga masih sesekali diantar pulang oleh Zul kalau Zul sedang tidak dalam urusannya mengerjakan tugas.

Hanya saja Nitya tahu ada yang berbeda.

"Zul, lo lagi sibuk banget ya?" tanya Nitya pada suatu malam ketika mereka menikmati makan malam bersama. Nitya sepulang kerja dan Zul baru akan mulai bekerja.

"Lumayan, Nit. Gue megang program baru. Supervisi langsung sama Bang Le. Bukan lagi sama Produser. Jadi waktu gue lebih banyak terkuras karena butuh persiapan lebih banyak. Program kompetisi anak-anak itu lho. Tahu kan?" Zul menjelaskan dengan susah payah karena ia bicara sambal makan dengan cepat.

Nitya mengangguk. Tahu perihal acara kompetisi anak dengan sponsor salah satu susu bayi.

"Jadi, kalau gue agak lama bales chat lo atau lagi gak bisa lo telepon, bukan berarti gue gak mau ya. Asli gue lagi kayak sapi perah banget. Ini nih gue bakal stand by di kantor paling sampe subuh. Tidur bentar, ntar siang ke studio buat siapin tayangan perdana. Belum lagi permintaan klien buat ini itu. Gila deh pokoknya," Zul menggeleng-geleng.

Nitya ikut prihatin atas kondisi pekerjaan Zul yang super sibuk ini. Ia mengulurkan tangannya dan mengelus lengan Zul. Menunjukkan perhatian dan pengertiannya.

"Tapi lo beruntung kan kerja bareng bos idola lo sendiri itu," ujar Nitya menguatkan.

"Beruntung gak beruntung sih Nit," Zul memberi jeda. Meminum es teh lalu menatap Nitya. "Beruntung karena dia orangnya taktis banget dan tetep cool meski di bawah tekanan sekalipun. Tapi gak beruntungnya, karena dia kadiv, jadi urusannya banyak juga. Suka terpecah kesana kemari karena dia megang banyak program kan?"

"Oh gitu,"

"Jadi intinya, andalkan diri sendiri dulu aja," Zul mengedip. "Lo sendiri gimana Nit? Kerjaan aman?"

"Aman Zul, tenang. Masih sama aja rutinitas gue kayak gitu," Nitya terkikik. Dinamika pekerjaannya memang tidak seheboh yang dialami Zul dan anak-anak tim Produksi lainnya.

"Nit, gue udah harus balik ke kantor. Lo gimana?" Zul menutup sendok dan garpu di piringnya dan berdiri.

"Eh gue balik juga berarti, Zul," Nitya menyelesaikan makanannya lalu ikut berdiri. Membayar makanan mereka masing-masing lalu berdiri di samping motor milik Zul.

"Sorry gak nungguin sampe lo cabut. Ini udah ditelepon anak Creative lain," Zul menunjukkan layar ponselnya.

"Gak apa-apa. Santai aja. Semangat kerjanya ya," Nitya menepuk pundak Zul beberapa kali.

Zul tersenyum. "Thank you so much, Nit. Gue cabut ya. Lo hati-hati baliknya."

Zul menaiki motornya dan menuju ke kantor. Nitya sementara itu melihat Zul berlalu dan segera balik kanan untuk pulang.

***

"Oh My God! Hari ini Zul ulang tahun!" Nitya melihat alarm di ponselnya yang menunjukkan Zul berulang tahun hari ini. Cepat-cepat Nitya turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Sebelum ke kantor ia akan mencari kado yang paling mengesankan untuk Zul.

Sebuah sunglasses baru tampaknya cocok untuk Zul.

***

Melalui temannya, Nitya mengetahui bahwa Zul akan berada di kantor sejak sore hingga malam hari. Karena program yang dipegangnya sudah tayang perdana pekan kemarin dan sekarang ia bersama timnya kembali akan menggodok konsep untuk episode kedua. Jadi bisa dipastikan mereka akan lama berada di kantor.

Office Affairs - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang