21.5 - INTERMEZZO

10.4K 836 24
                                    

Sebelum Nitya resmi memilih Wira sebagai calon suaminya. Sebelum Maara tahu bahwa Hansa hanya memperalat Maara. Setelah Maara dan Hansa sering jalan bersama. Setelah Putra menginterogasi Sakina.

*** 

"Eh masa nanti katanya bakal ada Afgan!" Sakina memekik dan langsung mencengkram lengan kemeja Maara.

"Afgan dimana?" Maara balik bertanya, ikut antusias walaupun tidak seantusias Sakina yang memang super ngefans dengan Afgan. 

"Di Kata Malam! LIVE nanti katanya ada Afgan. Ini nih liat," Sakina menunjukkan post di Instagram yang menunjukkan Bintang Tamu malam ini adalah penyanyi ganteng berlesung pipit Afgansyah Reza. 

"Wah iya bener," Maara membelalakan mata sampai rasanya matanya akan keluar dari tempatnya. 

"Pengen nonton deh," kata Sakina dengan nada seperti melamun, tapi matanya melirik Maara dengan penuh arti. 

Maara pura-pura tidak tahu, dia sodorkan kembali ponsel Sakina kepada pemiliknya. "Nonton aja. Datengin studionya." 

Setelah bicara begitu, Maara bangkit berdiri dan bersiap pergi namun sekarang giliran kerah kemejanya yang ditarik. Sampai membuat Maara hampir terjengkang. 

"Temenin yuk, Mar!" Sakina menatap dengan wajah berseri-seri. 

Maara sudah tahu akan terjadi hal seperti ini. 

*** 

Pukul 10 malam, Maara dan Sakina sudah siap siaga di luar studio yang akan digunakan untuk syuting Kata Malam. Biasanya, Maara sudah pulang sejak pukul 7 atau 9 malam paling tidak. Sekarang, demi menemani seseorang yang super ngefans dengan Afgan, Maara rela masih berada di kantor mengenakan seragam dan berdiri di luar studio seperti para penonton yang penasaran itu. 

"Afgannya mana ya?" gumam Sakina, melongok pelan ke ruang ganti dan make up bagi para Talent. 

"Belum dateng kali, Kin. Atau jangan-jangan gak jadi dateng karena males ada kamu!" Maara tertawa terbahak melihat ekspresi Sakina.

"Jangan gitu dong. Kalau gak jadi datang kan mending kita juga udah pulang dari tadi," Sakina semakin cemberut. 

"Nah itu, bener dia. Makanya mending kita pulang aja yuk?" Maara mengedip dan langsung berbalik kanan.

"Maara, Sakina, ngapain?" tanya sebuah suara yang familiar. 

Maara mendongak, Sakina menoleh. Putra berdiri di hadapan mereka. 

"Hei, Put!" Maara mengangkat tangannya dan melambai. "Ini mau ketemu Afgan." 

"Oh gitu. Udah dateng?" Putra bertanya lagi. 

"Kayaknya belum," Maara melongok sekali lagi ke dalam.

"Afgan masih otw, sebentar lagi sampai," jawab seseorang yang berdiri di belakang Putra. 

Maara dan Sakina langsung bengong. Sementara Putra langsung menoleh. 

"Maara, Sakina, ini Mbak Mela, klien gue yang produknya pakai Afgan sebagai Brand Ambassador," jelas Putra, mengenalkan Maara dan Sakina pada beberapa orang yang berdiri di belakang Putra. Maara bisa melihat mereka semua mengenakan ID card produk ponsel yang menjadikan Afgan sebagai BA. 

"Oh pantesan. Blocking segment atau product usage doang?" tanya Maara.

"Blocking segment," jawab Putra singkat. 

"Oh ya udah kalau gitu. Silakan dilanjutkan. Putra itu AE yang paling handal lho Mbak. Repotin aja dia sesuka hati," Maara mengangguk mantap dan mengangkat jempolnya. Sakina melengos karena malu dan Putra menggeleng. Mbak Mela dan timnya tertawa pelan. 

Office Affairs - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang