V O T E
Would you stay even if I have no idea who you really are?
-Core
***
Perjalanan pulangnya menuju Jeongseon dipenuhi oleh ribuan pertanyaan. Seperti, apa benar Chanyeol yang ia temui dulu? Apa benar Chanyeol sudah menyukainya sejak dulu? Apa benar Chanyeol menganggapnya sebagai pertolongan yang mampu menyembuhkan dirnya?
Dan perkiraan-perkiraan lainnya.
Sesampainya di rumah sang bibi, Lea langsung di sambut hangatnya pelukan wanita paruh baya yang sudah ia anggap ibunya sendiri. Tak lupa sapaan para sepupunya yang ikut senang dengan kedatangan Lea.
Tak seperti biasanya, gadis itu justru izin langsung masuk ke dalam kamarnya. Berkata ia sedang lelah karna syuting yang akhir-akhir ini menguras waktu dan tenaganya.
Namun, di dalam kamar Azalea tidak tidur atau sekedar beristirahat. Ia membuka lemarinya lebar-lebar dan menarik keluar sebuah box berwarna coklat yang sudah berdebu.
Dengan sebisa mungkin tanpa suara, ia membongkar isi box itu. Mengeluarkan buku-buku yang sampulnya sudah menguning.
Kata bibinya, buku itu kepunyaan Lea semasa masih tinggal di Seoul. Ia sebenarnya tidak ingat mengapa dirinya menyukai buku bertema psikologis sampai novel My Love, My Lust, My Last itu dibacanya.
Mungkin, karna ketertarikan Lea pada sosok Chad, ia jadi tertarik dengan dunia psikologis. Terutama gangguan mental yang sekarang diidap temannya, Chanyeol.
Buku-buku di hadapannya dengan teliti ia telusuri. Berusaha memasukan sebanyak mungkin informasi yang bisa membantu menyembuhkan Chanyeol.
"Lea? Apa yang kau lakukan?!" Suara bibi Hye Ji yang sedikit meninggi membuatnya terkejut bukan main. Bahkan buku yang baru saja ia temukan di tumpukan terbawah jatuh.
"A-aku.. aku hanya.."
"Sudah kubilang jangan buka box itu lagi! Kemarikan bukunya!" Sang bibi merampas sebuah buku jurnal yang ada di tangan Lea dengan kasar, tak memberikan si empunya kesempatan untuk mempertahankan sedikit pun.
"Bi, aku ingin membacanya!"
Hye Ji pura-pura tak mendengar rengekan ponakannya. Ia dengan sigap memasukan semua buku itu ke tempat semula dan membawanya keluar. "Sudah malam, tidurlah. Katanya kau lelah."
"Shit!!!" umpat Lea tanpa sadar.
Jurnal itu miliknya, buku usang yang penuh akan goresan tinta masa lalu. Lea yakin, kalau sejak dulu ia begitu tertarik dengan penyakit sialan itu, pasti paling tidak ada satu kalimat yang ia tulis dengan tangannya sendiri tentang si penyakit.
Bodoh sekali, kenapa tidak ku kunci?! ia merebahkan badan pada ranjangnya sambil tak henti merutuki kebodohannya.
Baru saja tubuh Lea berbalik, meraih sebuah guling saat ponselnya berbunyi. Ia dengan malas meraih ponsel itu, dan betapa kagetnya kala nama Chanyeol ada di sana.
Tanpa menunggu lama ia membiarkan ibu jarinya menekan layar ponsel lalu bergerak ke kanan. "Chanyeol?!"
"Bukan! Ini Baekhyun." Rasa senang Lea kembali menghilang saat yang ia dengar justru suara manager Chanyeol.
"Kenapa menelponku dengan no--"
"Chanyeol overdosis, Lea! Kau harus ke sini sekarang juga!!!" Baekhyun memotong perkataan Lea dengan sebuah pemberitauan yang sukses membuat si gadis duduk tegap. Mulutnya mengaga tak percaya. "Lea?! Kau masih di sana, kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
Fanfiction[ COMPLETE ][21+] Park Chanyeol bukan seperti musisi pada umumnya. Tidak setelah bertemu Choon Hee Tidak setelah bunga kesayangannya hilang. 25/10/18, #8 in fanfiction •Start writing 15 December 2017 •Finish writing 4 june 2018 •Using bahasa baku ...