Eien VI

7.3K 942 64
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Pairing = Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu.
Selama itu pula Levi selalu uring-uringan, karna seminggu ini Eren mendiaminya.
Bahkan tak pernah menyapanya lagi.

Mereka hanya makan bersama dan pulang-pergi sekolah bersama, tanpa ada obrolan lagi.

Ketika Levi ingin mulai mengajak bicara, Eren buru-buru memasang earphone, pura-pura mendengarkan lagu.

Eren sudah punya ponsel lagi?

Setelah  tau ponsel Eren rusak, Levi langsung membelikan yang baru.

Awalnya Eren menolak, namun Levi mengancam. "Jika kau tidak ingin menghubungi keluarga dan teman-temanmu ya sudah, lebih baik ku patahkan saja!" Sambil mendeathglarenya.

Mau tak mau, Eren harus menerima.

Saat ini mood Levi benar-benar buruk, Dia bukan tipe orang yang sabar.
Jadi sekarang, baru pulang sekolah, ia langsung mendatangi Eren kekamar.

Eren duduk ditepi ranjang, Levi berdiri didepannya.
Keduanya sama-sama diam, sama-sama memasang wajah datar.

"Jika tidak ada yang ingin kau bicarakan, lebih baik keluar. Aku ingin istirahat" Eren bersiap membaringkan tubuh, namun didorong lebih dulu oleh Levi.

Eren yang sudah menduga akan hal ini hanya diam saja, memandang Levi yang diatasnya datar.

Posisi mereka sekarang tumpang tindih, dengan Eren yang dibawah, juga kedua tangan Eren dicekal Levi dikedua sisi kepala.

"Dengar bocah, jika kau punya masalah denganku, bicara langsung! Jangan mendiamiku seperti ini!" Levi menatap tajam.

"Kau juga! Kalau kau merasa punya salah denganku, seharusnya kau minta maaf!" balas Eren tak mau kalah.

"Memang apa salahku?"

"Kau lupa?!" Manik emerald melirik sinis. "Ah, tidak. Kau pasti sengaja melupakannya!"

Levi benar-benar tak tau, apa kesalahannya.

"Cepat katakan apa yang membuatmu menjauhiku bocah?!"

Eren membuang muka.
Ia tak mau membahasnya lagi.

Perempatan imajiner muncul dipelipis Levi.

"Jangan menguji kesabaranku!"

Eren mendengus. "Sejak kapan kau punya kesabaran?" dengan nada meremehkan.

Putus Sudah tali kesabaran Levi.

Ia menarik dagu Eren untuk menghadapnya. "Tatap. Lawan. Bicaramu. Eren!"

Eren sedikit terkejut ketika Levi menyebut namanya dengan penekanan.
Ia membuka mulut mungil, hendak bicara, namun tak jadi.

Melihat itu, tiba-tiba Levi menyeringai dalam hati.
Ia melepas satu cekalan tangan.
Kemudian menyentuh bibir Eren.

"Ho.. Apa karna ini kau mendiamiku?"

EienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang