Eien XVII

14.1K 799 234
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Pairing = Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tubuh bergetar menerima cairan yang membanjiri lubangnya. Eren terengah.

Levi mencabut kejantanan. Mengecup Eren sebentar, lalu memperbaiki resleting dan kemejanya.

Menurunkan kaki yang mengangkang dikepala sofa, Eren bangun perlahan. Ia mengambil celana dimeja, kemudian berjalan kekamar mandi.

"Sayang aku rapat dulu" Sang suami pamit, sembari merapihkan rambut lepeknya.

Tak ada jawaban, hanya ada suara keran air didalam sana.

"Sayang?" panggil Levi lagi didepan pintu kamar mandi.

"Iya" sang istri baru menyahuti.

"Kalau begitu aku pergi" Levi keluar ruangan. Farlan yang sudah menunggu didepan pintu mengikuti sang boss pergi.

"Selalu saja tidak bisa menahan diri" Eren mengeluarkan semua cairan cinta sang suami, kemudian membilas selangkangan dan paha yang lengket.

Bibir merintih, saat mengenakan celana. "Aku lupa membawa obat"

Mengancingkan kemeja, jari berhenti dibagian dada "Dia itu sebenarnya manusia atau vampire?" gerutunya, begitu melihat puting semakin bengkak, juga bekas gigitan dan hisapan semakin banyak.

Ia menghela nafas lelah, lalu keluar dengan langkah tertatih. Lubang terasa nyut-nyutan kala bergesekan dengan kain.

Jam masih menunjukkan pukul 02:11 pm.

"Lebih baik aku tidur dulu sebelum pulang"

Ia ingin memulihkan tenaga, yang dihisap habis oleh iblis tampannya.

••••

Eren menguap, bangun. Ia mengucek mata, mengumpulkan kesadaran.

"Sudah jam berapa?" Manik melirik jam dinding, sudah hampir jam 5 sore.
Lalu pandangan beralih ke meja kerja suami, tak ada siapapun.

"Kemana Levi? Apa ada rapat lagi?" Eren berdiri, mengambil tas bekal. Kemudian menulis memo dan diletakkan di atas meja. "Sebaiknya aku pulang"

••••

Eren berjalan ditrotoar, sesekali merintih. Bokongnya masih nyut-nyutan.

Saat melewati gang kecil, mata tak sengaja melihat seorang anak kecil sedang dipalak preman.

"Tch berikan uangmu keparat!"

Duakk!

Preman berkepala botak menendang bocah yang tengah terduduk di tanah.

"A-aku tidak punya uang" Bocah itu memegang pipi yang ditendang.

"Kau pikir kau bisa membohongi kami?!" Preman berambut gondrong menarik kerah baju bocah itu, berniat membantingnya.

"Ja-jangan! A-aku mohon lepaskan aku!"

"Bocah pembohong sepertinya tidak pantas diampuni Bob" ujar preman berambut pirang

Si gondrong tadi mengangguk dan mengangkat bocah itu, bersiap membanting keras-keras.

Eren yang melihatnya terbelalak.

"Hentikaaaaaaaaaaaaaan!!!!" teriaknya berlari menghampiri preman-preman itu.

EienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang