Eien XIX

6.5K 773 160
                                    

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Pairing = Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah pukul 11 siang, namun Eren masih meringkuk diranjang, masih melayang didunia mimpi.

Levi keluar dari kamar mandi.
Seperti biasa, full naked dengan tubuh yang sudah dikeringkan.

Ia menghela nafas mendapati istri cantiknya masih tertidur.
Ia mendekat, lalu menyibak selimut pelan.

Eren tidur tengkurap.
Jadi pemandangan surga yang Levi lihat pagi- siang ini adalah tubuh bagian belakang Eren.

Ia mengambil obat dinakas, kemudian sedikit melebarkan kaki sang istri.

"Sssshhh...." Eren merintih dalam tidurnya.

"Maaf" lirih sang suami.

Ia mencolek salep kemudian mengoleskannya kebokong lecet Eren.

"Nghhk!" Bibir plum melenguh, merasakan perih.

"Aku terlalu berlebihan menyodoknya"

Levi melepas semua borgol.

Ia semakin merasa bersalah ketika melihat pergelangan tangan dan kaki Eren berbekas merah.

Sudah seminggu ini Eren terus dihukum.
Levi sengaja menyodoknya tiada henti agar sang istri berdiam dirumah. Tapi, bukankah itu berlebihan?

Levi bangun, mengenakan pakaian. Kemudian keluar kamar, dan turun berniat membuat makanan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jam 3 sore.

"Nghh.." Eren membuka mata perlahan. Membalik posisi, lalu bangun.

"Sshh..." Rintihnya mengelus bokong. Ia melihat pergelangan tangan, kemudian menyibak selimut. "Begitukah... Levi sudah melepaskan borgolnya"

Ia turun ranjang perlahan, kemudian kekamar mandi.

••••

Eren menuruni tangga menuju dapur dengan langkah tertatih.
Meja makan sudah tertata rapih berisi makanan. Namun tidak ada siapapun disana.

"Levi?"

Tak ada sahutan.

"Levi?" Panggilnya lagi.

Hening.

Eren mengernyit. "Kemana Levi? Bukankah hari ini dia libur?" Pandangan mengedar ke sekitar, tak ada siapapun. Mengedikan bahu, ia mendudukkan bokong dikursi. Kemudian makan.

"Eren, kau sudah bangun?"

Eren tersentak kala melihat Levi tiba-tiba sudah berada didekat meja makan.

"Uhuk! Uhuk uhuk!!" Ia memukul dada, tersedak.

Levi bergegas menghampiri, ia mengambil air dan meminumkannya. "Maaf. Apa kau terkejut?" Tangan mengelus punggung.

Sang istri mengangguk, masih sedikit terbatuk.

Levi memeluk Eren. "Apa bokongmu masih sakit? Maafkan aku" Lirihnya.

"Levi..." Eren melepas pelukan. Ia tak boleh selalu mengalah dan mudah memaafkan. Levi tak akan pernah berubah jika ia selalu luluh. "Aku lapar" Lanjutnya tanpa menoleh.

EienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang