Eien

Eien XV

Shingeki no Kyojin @ Hajime Isayama

Pairing = Levi Ackerman x Eren Jaeger

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Eren mengajak Levi jalan-jalan untuk refreshing. Ia berpikir bahwa suaminya butuh kesegaran.

Tapi nyatanya Levi ogah-ogahan menemani istri jalan-jalan.
Baginya membuat istri mendesah dan menjerit diranjang saja sudah lebih dari cukup untuk kebugaran.

Sayang pemikiran mereka sangat berbeda.
Meski begitu bukan Levi namanya jika hanya pasrah saja. Ia pasti sudah menyiapkan sesuatu untuk keuntungannya. Tidak adil bukan jika hanya Eren saja yang bersenang-senang?

Karna kediaman Jaeger ada diperkotaan Berlin, tentu saja bisa dengan mudah melihat sesuatu yang menajubkan disekitarnya, tanpa harus membuang waktu banyak.

"Sayang ayo ke toko itu" ajak Eren menunjuk toko barang antik.

Levi hanya mengangguk lalu mengikuti.

"Uwaahh masih tetap indah saja meski sudah bertahun-tahun lamanya" Eren menatap sekeliling dengan mulut berbentuk 'o'

Sedangkan si suami masih tetap datar.

"Levi liat ini" Eren berada di tempat aksesoris.

Levi berjalan menghampiri. "Ada apa?"

"Lihat lihat! Gelang ini indah bukan?" Eren menunjukkan sebuah gelang berwarna coklat seperti rambutnya dari ukiran kayu plus berhuruf, dengan kayu kecil-kecil bermacam bentuk mengitari gelang tersebut.

Levi hanya mengangguk dan bergumam tidak buruk.

"Aku ingin kita pakai ini" Eren mengambil dua buah gelang, berbandul E.

"E semua?"

Sang istri mengangguk.

"Kenapa salah satunya tidak L saja?"

Eren menggeleng. "E bukan berarti namaku"

Levi mengerut, tidak mengerti.

"E yang ku maksud adalah Eien"

"Kau masih mempercayai itu?"

Eren mengangguk antusias.

Levi hanya menghela nafas. "Terserah... Pilihlah yang kau suka. Aku akan ketempat kasir"

••••

Seusai dari toko itu Eren terus ber-uwah-ria sambil menatap gelang yang ia pakai.

"Berhentilah kekanakan seperti itu bocah"

"Tapi, kau dengar sendiri bukan? Pemilik toko itu bilang bahwa gelang ini akan bertahan sampai berpuluh-puluh tahun" Eren menatap Levi dengan mata bling-bling.

Lagi, Levi hanya menghela nafas.

Bagaimana bisa istrinya percaya begitu saja?
Yang namanya pedagang, pasti akan melebih-lebihkan barang dagangannya, agar cepat laku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Eren mengajak Levi ke setiap sudut pertokoan, restoran, danau dan terakhir adalah Unter den Linden.