Chapter 9

1.7K 185 15
                                    

Krist menggerakkan tubuhnya ketika dia mendengar ketukan di pintu.

"Master Kit... ada telepon untukmu. Dia bilang namanya Yo. Apa kamu mau menerimanya?" Dia bisa mendengar suara Bu Ketut berbicara dari luar kamarnya.

"Ya Bu. Aku akan menerimanya. Terima kasih." Dengan cepat dia membuka pintu dan berlari ke arah telepon di ruang tamu.

"Yo? Kenapa kamu nelpon? Apa kamu baik-baik aja? Apa ada sesuatu yang terjadi waktu aku pergi? Apa mamaku baik-baik aja?" Krist sangat khawatir dengan telepon mendadak itu.

"Pi, akhirnya! Udah pasti terjadi sesuatu! Kamu ganti nomor dan nggak kasih tahu aku," Yo berkata dengan sebal.

"Oh, aku minta maaf, sayang," Krist lalu tertawa. "Pak Ketut, pria tua yang bekerja di sini, menyarankan akan lebih murah kalau aku menggunakan nomor lokal. Sebentar, biar kukirim nomor baruku, oke? Lagian ngapain pakai telepon internasional? Kan mahal banget. Telepon siapa yang kamu pake? "

"P'Pha lah. Biarin aja dia ini yang bayar. Dia udah terlalu kaya buat musingin sedikit tagihan panggilan internasional. Jadi gimana Bali, Pi? Ketemu yang ganteng-ganteng? Atau gimana kabar pasien pribadimu yang ganteng itu?" Yo dengan penuh semangat bertanya kepadanya.

"Siapa pasien pribadiku yang ganteng?"

"Enggak usah bercanda deh. Pelanggan favoritmu? The one and only Khun Singto Ruangroj."

"Duh tu orang susah banget diurus. Kamu tahu, aku bisa cepet tua kalau lama-lama di sini. Dia galak banget dan kami terus-menerus bertengkar."

"Dengan kata lain, love in paradise?"

"Noooo!" Krist berteriak saat Yo tertawa keras.

"Akui ajalah Pi, kamu naksir berat kan? Kamu selalu cemas kalau dia belum dateng dan selalu marah-marah setiap kali melihatnya mencium gadis yang dibawanya."

"Aku cuma benci playboy," Krist tidak terima dibilang cemburu.

"Kurasa dia juga suka kamu, Pi." Kata Wayo.

"Mana mungkin. Tapi kalau kamu bilang dia benci aku, nah itu baru bener." Krist tidak bisa menahan omelannya.

"Apa kamu tidak sadar kalau pria itu hanya datang ke klub pas kamu tampil? Dan kamu tahu nggak kalau dia udah lama banget minta-minta ke P'Bright untuk dibolehin nyewa kamu untuk private show?" Yo tanya lagi padanya.

"Aku pikir dia tidak pernah minta sebelumnya dan yang waktu itu untuk pertama kalinya." Krist bingung mengapa Bright tidak pernah bertanya padanya dan kenapa Bright bilang itu kali pertama Singto minta private show dari Krist.

"Pi, berapa kali sih kamu melakukan private show? Dikit banget kan? Dan salah siapa itu? P'Bright hanya ingin mengabulkan keinginanmu. Jadi dia akan menolak setiap permintaan kecuali itu pelanggan tetap atau yang sudah berulang kali meminta." Yo menjelaskan.

"Lalu kenapa Bright bilang itu kali pertama Singto meminta?" Krist kukuh bertanya.

"Entahlah. Mungkin P'Bright tidak ingin membebani pikiranmu. Kamu tahulah, dengan kondisi kamu naksir berat kayak gitu, mana mungkin kamu bisa nyopot baju dan nari dengan tenang," Yo terbahak-bahak menggoda Krist.

"Ihhh... paan sih!" Krist misuh-misuh. "Tapi aku pikir dia beda banget sekarang, Yo. Dia jadi tertutup, seperti tidak ingin hidup lebih lama lagi." Lanjut Krist pelan.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku nggak tahu Yo. Ini seperti aku cuma ngulur-ngulur waktu aja. Satu hari dia begitu murung dan menutup diri, kemudian di hari lain dia mau tersenyum dan ngobrol."

[Tamat] Love SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang