Chapter 15

1.5K 175 4
                                    

Keesokan harinya, Singto diperbolehkan pulang. Tanpa tertahankan rasa kecewa muncul, ketika dia tidak melihat Krist melepas kepulangannya.

Dia menolak tawaran Jessica untuk datang dan mengantarnya pulang. Dia tidak ingin bertemu dengan gadis itu hari ini. Percakapan terakhir mereka, atau lebih tepatnya, argumen terakhir mereka masih segar di ingatannya.

"Singto, kapan mereka akan memperbolehkan kamu pulang?" tanya Jessica hari itu.

"Aku tidak tahu," diam-diam dia menambahkan 'dan aku tidak peduli. "

"Kita harus segera mempersiapkan pernikahan. Ada begitu banyak hal yang harus diurus, tuksedomu, kue, katering, bunga, undangan, daftar tamu." Jessica menatapnya, tak percaya pada kurangnya antusiasme Singto. Tapi siapa yang akan senang mengakhiri kebebasannya sendiri dengan cara seperti ini?

"Apakah kamu masih ingin menikahiku setelah semua ini?" malas Singto menarik tubuhnya untuk duduk lebih tegak.

"Tentu saja! Orang tua kita telah mengatur segalanya. Lagipula kamu harus bertanggung jawab atas kehamilanku." Jessica berkata tanpa berpikir.

"Kehamilan? Tapi gimana mungkin? Kamu kan sudah kehilangan bayimu!" Singto tidak bisa mempercayai telinganya. Jadi ada bayi lain di rahim gadis ini. Dia bisa mempertaruhkan seluruh asetnya, kalau bayi itu milik Bright.

"Jadi kamu tidak bisa mempertahankan agar celana dalammu tetap terpasang dengan baik, heh?" Singto menyeringai. Jessica menampar wajahnya keras.

"Apa-apaan! Aku tidak bisa terima ini, Jessica. Itu bukan milikku! Aku tidak akan bertanggung jawab atas bayi itu!" Singto sangat marah dan dia melempar bantalnya.

"Oh, kamu akan bertanggung jawab Singtoku, sayang! Karena aku sudah memberi tahu orang tua kita tentang pertemuan kecil kita ketika kita di Bali. Kamu lupa betapa nakalnya kamu saat itu," Jessica tertawa.

"Tidak ada yang terjadi di Bali! Kamu bahkan tidak tinggal di sana bersamaku!" Singto berteriak.

"Poor you, Singto, tidak akan ada yang mempercayaimu! Tidak ada! Terutama setelah aku menangis di depan ibu dan ayahmu, mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu dan aku ingin menjaga bayi kita ini, buah cinta kita, pewaris keluarga Ruangroj." Kali ini Jessica yang menyeringai lebar.

"Aku akan memberitahu orang tuamu bahwa itu bukan milikku. Mari kita lihat bagaimana reaksi mereka." Singto mencoba mengancamnya.

"Tapi Singto sayang, orang tuaku tidak peduli ini bayi siapa, selama mereka bisa memiliki Ruangroj sebagai menantu mereka." Dia tertawa dan menjentikkan rambutnya lalu meninggalkan pria yang terperangah itu.

Hidupnya pasti sebuah adegan komedi tragis. Ketika dia mendapatkan penglihatannya kembali, ketika dia menemukan cintanya dan siap untuk mengklaimnya, dia justru terperangkap. Terperangkap dalam permainan kecil Jessica. Sekali lagi, sudah diputuskan bahwa mereka akan mengadakan pernikahan agung yang diatur oleh daddy little princess.

Dia mengenakan kacamata hitamnya dan meringis sedikit saat sinar matahari menerpa matanya. Dia bergerak cepat, meninggalkan rumah sakit sambil menundukkan kepala untuk mengurangi paparan sinar matahari di matanya. Untungnya, sebuah taksi kosong lewat dan dia melompat ke dalam setelah memberikan alamat tujuan kepada sang pengemudi.

Segera saja dia sampai di klub Bright. Dia bertanya keberadaan Kit tapi mendapatkan jawaban jika Kit telah mengundurkan diri beberapa waktu lalu dan tidak ada yang tahu di mana dia sekarang. Jadi dia mencari Bright.

Kini kedua pria itu duduk berhadapan di sebuah private booth. Saling tatap dalam ketegangan pekat meliputi keduanya.

"Di mana dia, Khun Bright?" Singto menatap pemilik klub itu.

[Tamat] Love SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang