Chapter 4

1.9K 199 6
                                    

Krist dengan malas berjalan di selasar rumah sakit. Wajah tampan putihnya berkerut dalam.

"Hai Kris," tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. "Astaga! Kamu lagi mikir apa sih? Aku manggil dari tadi!" Pha, temannya si jenius menyapa.

Mereka berdua sebetulnya seumuran, tapi Pha sudah menjadi dokter sejak beberapa tahun lalu. Anak ajaib yang jenius itu memulai sekolah kedokteran pada usia 14 tahun. Sementara mahasiswa kedokteran lain membutuhkan setidaknya 7 tahun, Pha bisa menyelesaikan hanya dalam 4 tahun.

Lucunya, pertemuan pertama mereka tidak terjadi di sekolah kedokteran atau di rumah sakit. Tapi malah terjadi di klub. Sebagai dokter yang usianya masih sangat muda, sangat sulit bagi Pha untuk berteman, apalagi memiliki pacar. Ya, dia gay. Itu juga hal yang membuat keadaan makin rumit.

Lahir di kalangan elit, keluarganya adalah pemegang saham terbesar di rumah sakit ini, dengan ayahnya sebagai Chairman-nya. Sebagai calon penerus sang ayah, orang kerap menghakiminya. Jika dia sukses, mereka mengatakan itu karena nama besar ayahnya. Tapi jika dia gagal, mereka akan menertawakannya dan mengatakan hal itu sudah dapat diprediksi. Menjadi gay membuat hal lebih rumit karena orang juga menilai keluarganya karena orientasi seksnya. Meskipun orang tuanya tidak pernah peduli dan selalu mendukung siapa pun yang dia pilih, dia tidak ingin menempatkan keluarganya dalam situasi yang sulit.

Jadi suatu hari, setelah terus mendengar tentang klub hip baru di Bangkok, dia memutuskan untuk berkunjung.

Klub eksklusif itu cocok dengan seleranya. Segala hal terjaga kerahasiannya dan tersimpan secara anonim dengan seluruh karyawan dan tamu terikat dengan kontrak NDA(1). Phana menemukan surga barunya. Karena sudah menjadi pelanggan tetap, Pha memiliki pendamping dan penari favorit. Pendamping favoritnya adalah seseorang yang bernama Yo. Seorang pria muda yang imut dengan tawa terdengar seperti lonceng. Tapi jangan salah, pria imut itu memiliki mulut seperti pelaut mabuk dengan kata-kata kutukannya. Menghabiskan waktu bersama pria imut itu selalu menyenangkan. Pha menikmati setiap detiknya.

Sedangkan penari favoritnya adalah seorang yang disebut KitCat. Sebenarnya  Yo yang memperkenalkan mereka. Anak itu adalah teman baik sang penari. Suatu hari ketika KitCat sedang menari, mengetahui bahwa Pha adalah seorang dokter, Yo terselip lidah dan tidak sengaja bercerita kepadanya kalau sang penari itu juga seorang siswa sekolah kedokteran.

Dengan memori fotografinya, tidak butuh lama bagi Pha untuk mengenali Krist sebagai salah satu muridnya. Jadi dia memojokkan sang penari dan mengkonfrontasinya. Krist tidak punya pilihan selain mengungkapkan alter ego-nya. Phana adalah orang yang sangat peka, dia mengerti bahwa tidak semua orang terlahir dengan kondisi berkecukupan. Mengetahui betapa sulitnya penari itu membagi waktu antara menghadiri kelas, belajar dan mencari uang, Pha memutuskan untuk membantu sang penari dengan studinya. Dia sebenarnya juga menawarkan sejumlah uang untuk membantu, tetapi Krist langsung menolak. Dia sudah sangat senang seseorang seperti Pha mau berteman dengannya. Bertiga bersama Yo, mereka bersahabat baik.

"Kamu lagi mikirin apa sih? Kernyitanmu dalam banget. Terus itu apa yang kamu pegang?" Pha menunjuk file di tangan Krist.

"Oh ini? Dokter Oak minta tolong untuk dibuatin laporan. Sesuatu tentang percobaan bunuh diri pasien." Krist memberikan senyum polosnya kepada Pha.

"Dasar musang!" Pha sudah sangat tergoda untuk menggagalkan saja si dokter residen sialan itu. "Dia kan seharusnya nulis laporannya sendiri. Kamu nggak bisa buatin, Krist."

"Kenapa? Aku sudah beberapa kali bantuin dia bikin laporan kok. Lagian ini kan bagus untukku, sekalian latihan sebelum rotasiku sendiri semester depan," Krist hanya tersenyum.

"Kamu tahu siapa yang memberinya tugas?"

"Siapa?"

"Aku!"

"Ahhh ... pantes dia bolak balik bilang kalau aku harus bikin sebagus mungkin. Ngomong-ngomong, kenapa sih kamu kasih aku nilai A untuk ujian tengah semester? Itu mahakarya dengan nilai  A plus, lho!" Krist menggoda temannya.

"Oh kenapa? Pede banget! Itu cuma karena aku temanmu, kamu bisa dapat nilai A. Kalau dosen lain, kamu cuma bakal dapat B plus atau bahkan cuma B!" Pha balik menggoda.

"Oh, tolong ... kamu tidak tahu cara memberi nilai!" Krist tertawa.

"Terserahlah! Sini, kasih aku laporan itu. Biar kukembalikan sendiri ke Dokter Oak!" Pha berkata dengan nada tajam yang tak bisa disangkal. Phana sungguh mempertimbangkan untuk melaporkan Oak ke dewan interdisipliner sekolah karena ini bukan pertama kalinya Oak meminta seorang siswa yang menuliskan laporan kerjanya.

Krist tidak bisa berbuat apa pun kecuali menyerahkan laporan itu. Sejujurnya, akhir-akhir ini permintaan Oak makin banyak dan makin konyol. Karena Krist masih di tahun ketiga sekolah kedokteran, dia takut apa yang dia tulis pada laporan itu salah. Oleh karenanya, sambil menyiapkan laporan Oak, Krist melakukan penelitian yang sangat menyeluruh dan memasukkan semua yang dia temukan dalam laporan. Siapa sangka penelitian kecilnya menghasilkan laporan terbaik yang bisa diserahkan Oak kepada dosennya. Para dosen yang tidak tahu tentang keterlibatan Krist, dan menganggap laporan itu adalah hasil kerja keras Oak, memberinya nilai tertinggi untuk laporannya itu. Sudah pasti,  Oak kegirangan dan kelanjutannya bisa ditebak, dokter residen itu makin sering meminta Krist membuatkan laporannya.

"Apa pasien yang coba bunuh diri itu pasienmu?" Tanya Krist.

"Sebenarnya sih dia pasien Dokter Beam. Beam sudah siap untuk operasi matanya. Tapi, karena aku adalah dokter pertama yang merawatnya ketika dia dikirim ke sini, mereka memanggilku setiap kali dia coba bunuh diri." Pha menghela nafas.

"Dia ada di kamar VVIP kan? Jadi dia pasti kaya banget. Aku tidak ngerti deh dengan kalian para orang kaya. Gimana sih kalian bisa berpikir kalau hidup sebegitu tidak bergunanya sampai ingin mengakhirinya, sementara kalian memiliki segala-galanya?" Krist mengerutkan kening.

"Setiap orang punya masalahnya sendiri, Krist. Kamu nggak bisa menilai tingkat depresi seseorang." Pha dengan sabar menjelaskan.

"Ngomong-ngomong, apa kamu ingin ketemu dengannya?" Pha tiba-tiba tersenyum sangat mencurigakan. "Kamu kenal lho sama dia!" Pha tersenyum lebar.

"Siapa sih?"

"Ayo, sini aku tunjukin." Pha menarik tangan Krist dan membawa bocah itu ke kamar Singto.

"Singto? Pasien bunuh diri kamu itu, Singto Ruangroj?" Krist tidak percaya dengan matanya. "Tapi gimana bisa? Dia kelihatannya sangat bahagia. Sangat puas dengan hidupnya."

"Inilah kenapa tadi aku bilang, kita tidak bisa menilai tingkat depresi seseorang. Sudah jadi pendapat umum kalau orang dengan depresi akan terlihat sedih sepanjang waktu, padahal beberapa orang bisa menutupinya dengan sempurna. Mereka bahkan dapat tersenyum dan tertawa; mereka dapat bertinggah-laku sama seperti semua orang lain, bahkan ketika mereka sedang berada dalam rasa sakit emosional yang luar biasa. " Pha menjelaskan.

"Jadi, apa kamu ingin menemuinya?" Tanya Pha lagi. "Aku tahu kamu penari favoritnya." Pha tersenyum menggoda.

"Apa?" Krist tidak percaya dengan pendengarannya.

"Aisshhhh, plis deh, kamu tuh penari terbaik yang dimiliki Bright. Kamu kan favorit semua orang. Tolong dong Krist, bicara padanya. Kalau kamu keberatan jadi KitCat, kamu bisa pakai nama samaran. Yang penting kamu bicara dengannya. Tolong pertimbangkan ya? Okay sekarang aku tinggal dulu ya." Dengan itu, Pha menarik diri dan meninggalkan Krist sendirian.

"Siapa itu? Halo? Apa ada orang di sana?" tiba-tiba Singto mengalihkan pandangannya ke pintu.

Krist kaget dan tidak bisa berkata apa-apa. Lidahnya terasa kelu.

"Hai sayang," tiba-tiba seorang wanita cantik berpakaian sangat mahal muncul entah dari mana dan mendekati tempat tidur Singto.

Krist merasa seperti penyusup sehingga dia berbalik dan segera meninggalkan ruangan. Dari sudut matanya, dia menangkap wanita itu mencium pipi Singto.

-bersambung-


(1) NDA: Non Disclosure Agreement. Secara bebas bisa diartikan sebagai perjanjian dua belah pihak untuk saling menjaga kerahasiaan masing-masing.

Maaf ya kalau bahasanya masih kaku banget. Mudah-mudahan chapter-chapter selanjutnya lebih baik.

Terimakasih sudah membaca dan juga untuk vote dan komennya ❤❤❤

---

[Tamat] Love SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang