Chapter 20A

1.7K 156 10
                                    

I love you with a heart that knows no other love.

A love I can't believe is mine.

Now that I've find you I will never let you go.

From now until the end of time.

(Aku mencintaimu dengan hati yang tidak mengenal cinta yang lain.

Cinta yang tak bisa kupercaya kalau bisa kumiliki.

Sekarang saat aku telah menemukanmu, aku tidak akan pernah melepaskanmu.

Mulai sekarang sampai akhir waktu.)

Seminggu hampir berlalu sejak kedatangannya. Seminggu hampir berlalu, yang dihabiskannya dengan berkeliaran di sekitar Nusa Dua. Mencoba mengumpulkan setiap memori tentang momen yang pernah dia bagi bersama Singto. Hari ini adalah "hari besar" itu. Hari yang tercantum di undangan. Hari ini dia akan mengucapkan sumpahnya dan menjadi milik istrinya selamanya. Hari ini Krist juga harus mengucapkan salam perpisahan pada cinta yang tidak bisa dia miliki.

'Aku berharap kamu memperoleh pernikahan yang bahagia, Singto. Cintai dan hormatilah dia. Aku berharap kamu akan memiliki keluarga yang penuh kasih.' Krist mengusap dadanya, mencoba menghibur hatinya. Dia tidak akan menangis. Dia akan senang karena dia pernah mengenal Singto. Singto akan selalu menjadi kenangan terindah dan dia akan selalu mencintai pria itu dengan sepenuh hatinya.

Krist duduk di pantai, di balik tumpukan batu-batu atau apa yang dia sebut dengan bercanda sebagai spot Singto. Matanya tertutup rapat ketika angin menyapu wajahnya, seraya melantunkan berkatnya untuk kebahagiaan Singto, 'berbahagialah, Singto.'

Entah sudah berapa lama waktu berlalu. Berjam-jam atau mungkin hanya beberapa menit. Krist tidak menyadarinya, sampai dia tersadar bahwa nuansa sinar matahari mulai menghilang. Perlahan-lahan dia membuka matanya, berharap bisa melihat matahari terbenam. Tapi dia salah. Sesungguhnya ada seseorang yang berdiri di hadapannya. Menjulang di hadapannya, menutupinya dari matahari dan pantai, memberikan sensasi bahwa hari mulai gelap.

"Hai," kejutan itu adalah Singto.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Krist masih tidak bisa mempercayai matanya. Melupakan bahwa dia sedang duduk di spot Singto. Tempat yang seharusnya tidak diketahui oleh Krist karena Kit-lah yang pernah duduk di sini sebelumnya.

"Aku mencari seseorang," Singto tersenyum manis.

"Siapa?" Krist masih bingung.

"Aku tidak pernah tahu wajahnya. Yang kutahu, dia cerdas, sering ngomel dan pembuat ramen terenak di dunia." Singto perlahan duduk di depannya. Tangannya perlahan bergerak untuk menyentuh wajah Krist dan mengelusnya. Krist menahan napas, merasakan sentuhan itu.

"Dan apa yang akan kamu lakukan ketika kamu menemukannya?" Suara Krist terdengar serak.

"Aku menyimpan sesuatu miliknya. Aku ingin mengembalikannya." Singto sekarang menggerakkan tangannya untuk memegang tengkuk Krist sementara ibu jarinya melakukan gerakan memutar di lehernya.

"Boleh aku lihat?" Krist memiringkan kepalanya untuk memberikan lebih banyak akses ke tangan Singto.

Tiba-tiba tangan Singto meninggalkan tengkuknya dan dia menaruh sesuatu di telapak tangannya. Yang mengejutkan, dia melihat sebuah kotak kecil. Dia melihat Singto dengan tatapan penuh tanya.

"Bukalah," Singto tersenyum lagi.

Dengan tangan gemetar Krist perlahan membuka tutupnya dan mengintip isinya. Dia tersentak. Di dalamnya ada sebuah cincin. Krist tercekik ketika dia melihat cincin itu. Ini persis seperti cincin yang dia katakan pada Singto waktu itu.

 Ini persis seperti cincin yang dia katakan pada Singto waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Krist, aku punya proposal yang ingin aku tawarkan." Singto memegang dagu Krist lembut agar mata mereka bertemu.

"Dan apa itu?" Krist berenang dalam tatapan Singto.

"Mari kita membuat kontrak."

"Kontrak apa?"

"Aku ingin menaiki komidi putar bersamamu, naik dan turun mengalun mengikuti irama musik, berpegangan tangan denganmu." Singto menatap matanya dengan tajam.

"Itu proposisinya?" Krist tidak bisa menahan senyumnya. "Dan berapa lama periode kontraknya?"

"Oh, aku tidak tahu. Kurasa lima puluh tahun kedengarannya cukup bagus. Bagaimana menurutmu?" Singto tidak bisa menghapus senyum bahagia terkembang di bibirnya.

"Lima puluh adalah angka yang bagus. Tapi apa kompensasi yang akan kudapatkan?" Krist mulai tertawa kecil.

"Tidak banyak, cuma aku untuk kamu rengekin," Singto juga mulai tertawa kecil. Kebahagian terpancar jelas dari kedua bola matanya.

"Aku enggak suka merengek," Krist meninjunya.

"Kamu suka banget, sayang. Percayalah." Singto memindahkan tangannya untuk sekali lagi memegang tengkuk Krist.

"Dan ketika lima puluh sudah habis?" Tanya Krist dengan malu-malu.

"Pembaruan otomatis akan langsung berlaku." Singto menjelaskan.

"Kapan kita mulai? Sekarang?" Tanya Krist.

"Oh sudah pasti. Lagian kamu sudah mendapat DP-nya," Singto mengambil tangan Krist dan memasangkan cincin itu di jari manisnya, lalu mencium cincin itu lembut. Berlian mungil yang terpasang di cincin berkilauan lembut memainkan sinar matahari, mengirimkan jutaan spektrum warna. Indah.

"Bagaimana kalau aku menolak?"

"Kalau begitu aku yang akan merengekimu selama sisa hidupku," Singto menyeringai.

"Hmmmm konsekuensinya berat banget," Krist pura-pura berpikir.

"Jadi kalo gitu.... iya?" Singto memandangnya, berharap, menunggu, berdoa untuk jawabannya.

" Ya, Yes, Ye, Hai, Shi, Oo, Chi; dalam setiap bahasa." Krist menyegel persetujuannya dengan ciuman. Hanya ciuman ringan lembut. Lebih mirip dua bibir saling bersentuhan.

Singto tersenyum lebar dan menarik Krist sekali lagi mendekat untuk kali ini memberikan ciuman dalam penuh gairah. Lalu menarik tangan Krist dan mereka pun mulai berlari ke vila.

-bersambung-

Part ini termasuk gampang diterjemahin krn:
1. Pendek banget
2. Gombal banget
Hahahahaha...

Part B tidak ada terjemahannya karena berisi mature content. Jika ingin membaca, silahkan ke Love Sight versi Inggris ya.

Tapi tanpa membaca bagian B pun ceritanya tetap nyambung kok.

Terima kasih sudah membaca. Terimakasih untuk vote dan komennya.

C u soon #chuuu

[Tamat] Love SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang