Chapter 19

1.5K 162 7
                                    


Singto mencari Jessica. Dia mendatangi apartemen gadis itu tapi dia tidak ada di sana. Jadi dia mendatangi rumah orangtuanya. Pelayan memberi tahu kalau Miss Jessica ada di kebun. Kesanalah kakinya melangkah.

Singto bersembunyi di balik pohon. Dari persembunyiannya, Singto bisa melihat Jessica berdiri diam dengan kepala menunduk dan mata tertutup sementara tangan kirinya bergerak berirama di sepanjang perutnya yang masih datar. Seolah ada lagu mengalun lembut di otaknya.

Bisakah kamu mendengarku?

Aku sedang bernyanyi untukmu.

Hari berlalu dan aku akan segera bertemu denganmu.

Suatu hari kamu akan tumbuh  menjadi seorang pria dewasa.

Tapi sementara kamu masih kecil, aku akan membantumu berdiri.

Dan jika kamu menangis sepanjang malam, aku akan mengusap matamu.

Jika kamu terjebak dalam lumpur, aku akan menarikmu keluar.

Jika kamu merasa sakit, aku akan memelukmu, anakku.

Ketika kamu menemukan lapangan terbuka, aku berharap kamu berlari. 

Karena aku akan tetap mencintaimu.

(terjemahan bebas dari lagu Sam Martin, "Song for My Unborn Son")

Jessica menghela napas, mencoba melepaskan kecemasannya. Dia menyeka air mata yang tak terasa sudah bergulir di pipinya. Singto berdeham dan memberitahu kehadirannya, membuat Jessica sangat terkejut.

"Hai sayang," senyum mengejek langsung terukir di bibir sempurna gadis itu. Mengetahui dengan baik kalau Singto sangat benci jika dia memanggil dengan julukan penuh cinta seperti itu.

"Kita perlu bicara. Bisa kita duduk?" Singto mengabaikan kesinisan gadis itu dan menarik tangannya untuk kemudian duduk di bangku terdekat.

"Kita akan membatalkan pernikahan kita," langsung saja Singto menyampaikan maksudnya.

"Apa? Sayang, kamu tidak punya kuasa untuk membatalkan pernikahan ini. Jika aku ingin menikah, maka aku akan menikah dengan setiap pria sialan yang aku inginkan. Tidak ada! Aku ulangi, tidak ada yang dapat membatalkan atau mengubah atau mengacaukan rencanaku itu!" Dengan marah dia berteriak.

"Tapi kamu tidak pernah mencintaiku, Jess. Kamu mencintai Bright. Kamu selalu mencintainya dan dia mencintaimu sepenuh hati. Jadi, katakan padaku, mengapa pernikahan ini harus dilakukan?" Singto berusaha menyampaikan pikirannya.

"Tidak! Aku tidak bisa," Jessica berpaling menghindari tatapan tajam Singto.

"Kenapa? Mengapa kamu melakukan ini terhadap dirimu sendiri, Jess? Kamu gadis yang sangat cantik. Kamu bisa memiliki setiap pria yang kamu inginkan. Kamu tidak perlu merayu atau menjebak pria untuk menjadi kekasihmu. Mereka akan datang merangkak dan mencium kaki kecilmu." Singto berusaha membuatnya mengerti.

"Aku mau kamu!" Jessica berteriak

"Tapi kamu tidak mencintaiku! Kamu mencintai Bright! Jadi kenapa kamu tidak menikah dengannya saja? Kenapa harus aku?" Singto balas berteriak.

"Karena aku tidak bisa! Aku tidak bisa ... Karena dia berasal dari latar belakang yang berbeda dengan kita!" Jessica menjerit, melontarkan sakit yang selama ini dia tahan dalam hatinya.

[Tamat] Love SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang