[Tamat] Love Sight

Chapter 12

"Khun Ruangroj, maukah and ikut dengan kami?" Singto mendengar sang Dokter bertanya lagi padanya.

"Master Singto, pergilah bersama mereka," Pak Ketut dengan lembut menyuarakan sarannya, "kalau anda bisa melihat lagi, anda bisa mencoba untuk mencari dia."

'Benar. Jika aku bisa melihat lagi, aku bisa mencarinya. Aku percaya, suatu hari aku akan bertemu lagi dengannya,' Singto berjanji pada dirinya sendiri.

"Bawa aku pulang, Dokter. Aku akan melakukan operasi itu begitu kita sampai." Senyum kecil terbentuk di bibirnya. Dia berharap operasi akan memberikan penglihatannya kembali dan dia bisa melihat wajah Kit.

Mereka bergerak dengan cepat dan dalam dua jam Singto sudah berada di jet ayahnya, terbang pulang kembali ke Bangkok. 'Kit, aku datang.'

-----

Seperti yang dijanjikan, Bright telah menunggu Krist di bandara. Krist merasa energinya telah habis terkuras. Perjalanan dari vila ke bandara dan penerbangan ke Bangkok hanyalah bayangan samar dalam ingatan Krist. Dia tidak ingat bagaimana dia bisa tiba di Bandara Suvarnabhumi ketika tubuhnya bergerak otomatis seperti robot dengan pikiran melayang ke seorang pria yang baru saja ditinggalkannya.

"Phi ..." seorang pria muda dengan wajah tersenyum berlari ke arah Krist dan memeluknya erat. Adik laki-laki yang sangat dicintainya. Persaudaraan yang terbentuk dari tahun-tahun berjuang bersama demi bertahan hidup. Mereka mungkin tidak berbagi darah yang sama tetapi mereka berbagi perjuangan melawan kejamnya dunia.

"Wayo," senyum penuh kasih terbentuk di wajah kelelahan Krist. Dia memeluk erat pria yang lebih muda itu. Pandangannya terbentur pada sesosok pria yang lebih tinggi berdiri di belakang Wayo, yang memberinya senyum ramah hangat yang menyejukkan sedikit rasa sakitnya.

"Phana. Lho kamu di sini juga? Apa-apaan sih ini? Apa kita lagi reunian?" Krist mencoba bercanda sambil mengolok-olok sahabatnya. Umur persahabatan mereka mungkin masih sangat muda, tetapi Phana-lah yang telah banyak membantunya untuk tetap bertahan di sekolah kedokteran. Pria tinggi itu telah memberinya berjam-jam tutoring dan bahkan meminjamkannya banyak sekali buku-buku medis yang sangat penting tapi harganya mahal sekali. Jika masih ada yang bisa mengikat kedekatan mereka lebih erat lagi, itu adalah rasa cinta mereka kepada Wayo, bocah kecil yang imut itu.

Satu saat, Wayo tidak sengaja bercerita kepada pelanggan tetapnya dan mengatakan bahwa penari yang sedang perform di depan mereka adalah seorang mahasiswa sekolah kedokteran, setelah tahu kalau pelanggannya itu juga seorang dokter. Setelah dipojokkan oleh Phana, Krist akhirnya mengungkapkan rahasianya kepada Phana. Tentang sekolahnya dan tentang mengapa dia memutuskan untuk menerima tawaran Bright dan menjadi penari telanjang. Penerimaan penuh tanpa tuduhan Phana terhadap profesi yang dia dan Wayo pilih adalah dasar dari persahabatan sejati mereka yang akan selalu dikenang Krist selama sisa hidupnya.

Sedangkan Wayo hanyalah bocah tunawisma yang waktu itu masih berusia 17 tahun yang berkeliaran di jalanan kota Bangkok. Perkenalan mereka terjadi ketika Krist menemukannya ketakutan menghadapi bouncer klub yang marah, setelah menangkapnya yang kedapatan mencoba mencuri beberapa makanan dari dapur klub karena perutnya yang kosong. Melihat tubuh putih kurus anak laki-laki itu dan mata besarnya yang tak berdosa, Krist menghadap Bright untuk menyelamatkan bocah itu. Dia meminta Bright untuk membiarkan anak itu bekerja sebagai pembantu klub sampai dia cukup dewasa untuk melayani tamu.

Setiap hari, Wayo bangun pagi-pagi sekali dan membersihkan seluruh klub. Kemudian Krist akan mengajarinya bagaimana melayani klien dan juga menari di atas panggung.

Pada ulang tahun Wayo yang ke-18, Bright mengadakan pesta sambil memperkenalkannya ke beberapa tamu istimewa. Bersama dengan Krist, mereka melakukan penampilan duo yang kemudian menjadi kenangan permanen para tamu tentang bagaimana seksi mereka menari bersama malam itu. Sejak malam itu, Wayo mengikuti jejak Krist dan menjadi penari utama di klub Bright.