Chapter 18

1.5K 177 14
                                    

Setelah Singto pulih pasca operasi matanya, hari-hari berlalu begitu cepat. Begitu juga hari-hari dalam kehidupan Krist dengan kesibukannya menyelesaikan residensinya di bangsal ginekologi.

Setiap hari Singto mengintai klub Bright, berharap satu hari Kit akan muncul. Berkali-kali dia berusaha memojokkan Bright tetapi hanya berbuah kegagalan total. Pada setiap kegagalan yang Singto alami, dia mendatangi bangsal ginekologi semata hanya untuk melihat atau berbicara dengan Krist. Suatu hari dia datang untuk membawa roti lapis, hari lain dia datang untuk membawa kopi, atau terkadang muncul untuk duduk di ruang tunggu, mencoba menangkap sekilas sosok dokter Krist Sangpotirat.

Kehadirannya menjadi topik hangat di bangsal itu. Perawat bercanda di belakangnya dan memberinya gelar "kekasih imut" dokter Sangpotirat. Sejujurnya, Krist tidak nyaman dengan kehadiran Singto. Dia bahkan meminta agar Singto berhenti menemuinya di bangsal, tetapi Singto selalu mengatakan kepadanya bahwa dia cuma lewat setelah memeriksakan matanya di bangsal ophthalmologi. Ya, cuma lewat ... setiap hari, tanpa absen!

Kesadaran Singto dipenuhi oleh sosok Krist. Krist menguasai pikiran aktifnya setiap hari. Namun ketika malam hari datang, mimpinya dipenuhi sosok Kit. Setiap malam dia terbangun dengan perasaan tercekik dari mimpi yang sama. Mimpi kata-kata terakhir Kit sebelum dia pergi meninggalkannya. Setiap pagi dia bangun dengan penyesalan mendalam, kenapa dia tidak menghentikan Kit untuk pergi hari itu. Dan ketika sore menjelang, diakhir pertemuannya dengan Krist, dia kembali bingung dengan perasaannya sendiri terhadap Krist dan Kit.

Sementara itu hari pernikahannya dengan Jessica semakin dekat. Sekuat apa pun dia pura-pura mengabaikannya, yang bisa dilihatnya, yang bias didengarnya hanyalah persiapan pernikahan. Jessica dan ibunya serta wedding organizer terus menghubunginya untuk bertanya atau mengatakan sesuatu sampai suatu hari dia tidak tahan lagi dan marah. Dia tidak peduli apa yang akan mereka lakukan di hari pernikahan itu. Mereka bisa mengatur setiap detail yang mereka inginkan, tapi jangan libatkan dirinya. Dia benar-benar tidak peduli.

Kebingungan juga menghantui Krist. Dia tidak tahu bagaimana sesungguhnya perasaan Singto terhadap dirinya. Mereka memang bertemu setiap hari, tapi mereka jarang ngobrol. Krist terlalu sibuk dengan pekerjaannya sedang Singto hanya memandangnya dengan kerutan dalam di keningnya. Namun, sekeras apapun Krist mencoba untuk mengabaikannya, naluri membawa matanya mencari pria yang lebih tua itu. Dan setiap kali dia melihat Singto duduk di ruang tunggu, gelembung kebahagian meletup di hatinya.

Hari kehari, kerutan yang terbentuk di wajah Singto semakin dalam. Jadi suatu hari, Krist memutuskan untuk mengkonfrontasi pria itu dan bertanya.

"Apa sih sebenarnya yang mengganggumu? Jangan bilang kalo enggak ada apa-apa. Kamu sudah duduk di kursi ini selama 3 jam dan enggak ngomong sepatah kata pun. Kamu sadar tidak kalau giliran jagaku sudah selesai dari tigapuluh menit yang lalu?" dengan rasa khawatir Krist menatap pria itu.

Singto tercenung menatap Krist. "Kamu mengingatkanku pada seseorang. Tapi... kamu bukan dia."

Krist menghela nafas dan berkata, "jadi kamu datang ke sini setiap hari karena kamu merindukan seseorang? Kamu menatapku tak bergeming karena aku mirip seseorang? Katakan, bagaimana seharusnya aku harus bereaksi, Singto?" Krist duduk di sampingnya dan menutup matanya dengan lelah. "Tolong, jangan datang lagi. Aku bukan dia dan aku tidak akan pernah menjadi dia. Jika kamu ingin menemuiku, kamu harus melihatku sebagai diriku, bukan sebagai orang lain. Kalau tidak, tolong berhenti mencari aku." Setelah mengatakan itu, Krist berdiri meninggalkannya.

Keesokan harinya dan hari-hari berikutnya, Krist tidak menjumpai Singto duduk di ruang tunggu lagi. Sampai suatu hari, Bright menelepon dan meminta Krist untuk datang ke klub. Awalnya, dia menolak. Dia takut Singto akan muncul di sana. Tapi kemudian Bright mengatakan kalau Singto sedang sangat sibuk hari itu dan ada sesuatu yang sangat penting yang harus dilihat Krist. Apa yang Bright tidak katakan adalah, Singto sedang sibuk mencoba tuksedo untuk pernikahannya dengan Jessica.

[Tamat] Love SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang