Part 2

97 15 1
                                    

"Aku akan menunggumu mengatakan suka padaku"

>

>><<<

Sinar matahari menelusup di sela-sela jendela membuat Aurel mengerjapkan matanya. Aurel merenggangkan tangannya dan mengucek matanya malas. Gadis itu melihat jam hello kitty di atas nakas, Dan saat itu matanya terbuka lebar dan segera berlari ke kamar mandi untuk menyelesaikan ritual paginya.


"Aduh, Kok udah jam segini sih. Kan gue telat" Gerutu Aurel.

Sekarang sudah jam 07.15 wib tetapi aurel baru bangun dari tidur lelapnya. Padahal 07.30 wib gerbang sekolah akan ditutup.

Jam hello kitty itu sudah berdering 20 menit yang lalu pas seperti yang aurel atur. Tetapi dia tidak mendengar jam itu, mungkin dia terlalu lelah sehingga aurel kesiangan hari ini.
Jangan tanya kenapa mamanya tidak membangunkannya? Jawabannya tidak akan dan tidak pernah! Mungkin itu hal mustahil yang selalu diharapkan Aurel.

Aurel selalu bangun pagi tetapi kali ini salahkan mimpi nya, Aurel keasikan bermimpi tentang Alvin. Sehingga dia malas untuk bangun.

Setelah selesai dengan ritual paginya yang acak-acakan karena terburu-buru, Aurel segera memakai seragamnya tidak beraturan dan menggendong ranselnya menuruni tangga.

Aurel disuguhi pemandangan yang biasa dia lihat. Saat ini, dia melihat Orangtua dan adiknya seperti keluarga harmonis. Mungkin Aurel tidak cocok disitu, itulah kenyataannya.

Chaca mengecup pipi Mama Papanya dan segera berlari menuju mobil mewah miliknya di garasi untuk segera berangkat ke sekolah.

Mungkin Chaca juga kesiangan, tetapi dia tidak akan pernah mengajak Aurel untuk pergi atau pulang bersama. Padahal tujuannya sama bukan?

Lamunan Aurel terbuyar karena panggilan dari papa tirinya.

"Aurel, belum berangkat sekolah? Nanti terlambat loh." Ucap Papa tirinya dengan senyuman hangat dari seorang bapak pada anaknya.

Sebenarnya Aurel bersyukur, dalam keluarganya. Papa tirinya masih baik dan hangat. Aurel sendiri sebenernya tidak tahu, apa alasan Mama kandung nya sangat membenci Aurel. Mungkin suatu saat Aurel akan menemukan jawaban itu.

"Eh, iya Pa. Ini mau berangkat." Jawab Aurel gugup.

"Mau Papa antar?"

"Eng-gausah pah, aku udah pesan ojek online kok." Jawab aurel cepat, dia tidak bisa merepotkan Papanya walau dia ingin.

"Yakin? Papa juga mau berangkat ke kantor kok." timpal Rangga, Papa tiri Aurel.

"Gak usah pah, nanti dia manja." sahut Rani membuat aurel menjadi sedih. Kapan mamanya akan baik padanya?

Tidak ingin sakit hati lagi mendegar kata-kata Rani, Aurel segera menyalam punggung tangan Rangga. Hanya Rangga, karena Rani tidak pernah mau disentuh oleh Aurel. Sudah biasa.

Dengan cepat Aurel keluar dari rumah dan berjalan ke arah tukang ojek yang sudah berada dihadapannya.

"Ayok pak." ucap aurel seraya memakai helm.

Bapak itu hanya mengangguk dan segera melaju ke sekolah Aurel.

>>><<<


Aurel menghela napas pelan, perkiraannya sangat tepat. Gerbang sekolah sudah di tutup pak Anton, satpam sekolah Aurel.

Aurel pasti akan mendapat hukuman jika Ibu Lia--guru bk-- itu mengetahui Aurel terlambat.

Waktu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang