Part 34

40 8 2
                                    

Aurel yang mengerti itu, menoleh ke arah yang alvin tunjukkan. Dan seketika itu, matanya membelalak sempurna.

Dia menelan salivanya dan memandang alvin yang terlihat santai.

"Kak, masa dari sini?"

Alvin hanya diam mengamati raut wajah aurel, cewek itu terlihat takut.

"Iya, emang kenapa?" Tanya alvin santai.

"Kak, aku gak bisa manjat kak. Lihat aja kak, Dinding nya tinggi banget." jujur aurel.

Bagaimana aurel bisa memanjat Dinding yang menjulang tinggi dihadapannya ini? Pasalnya, dinding itu sengaja di buat lebih tinggi agar tidak ada siswa yang memanjat dari sana untuk keluar dari sekolah. Tapi tetap masih juga ada yang mencoba keluar walau dinding itu sangat tinggi dan itu kelakuan anak bebal yang sering melanggar aturan sekolah. Dan mereka termasuk, alvin dan sahabat-sahabat nya tetapi itu cuma sesekali. Dan saat ini, aurel berada di posisi harus memanjat dinding dihadapan nya ini.

Sebab itu, Aurel tidak yakin, ditambah rok pendek yang sedang dia pakai pasti membuat nya kesusahan.

"Tenang ini mudah, lo pasti bisa." Ucap alvin.

Walau alvin mengatakan ini mudah, tetapi aurel masih tidak yakin.

"Gak, ini tinggi banget kak. Aku pasti gak bisa, aku takut jatuh kak." kekeuh aurel.

Alvin menghela nafas pelan, aurel sangat keras kepala!

"Nanti gue bantu." Tawar alvin.

"Tapi kak.."

"Atau lo punya jalan lain?" Desak alvin sembari menatap tajam aurel yang ingin mengelak lagi.

Mendengar ucapan alvin, aurel hanya bisa bungkam seketika. Benar saja, dia tidak tahu jalan lain yang bisa mengantarkannya agar bisa memasuki sekolah ini dengan cepat dan aman agar guru tidak melihat mereka.

Aurel menggeleng, menandakan dia tidak punya ide untuk membantah alvin.

"Yaudah, sekarang sini tas lo." Titah alvin.

Alis aurel berkerut, dia bingung kenapa alvin meminta tas nya itu.
"Mau ngapain kak?" Tanya aurel dengan wajah tak berdosa.

Alvin ingin sekali melempar cewek dihadapannya ini, cewek ini polos atau memang bodoh?

"Mau gue bakar." asal alvin.

Aurel yang menanggapi itu dengan serius, segera memeluk tas nya erat. Dia tidak akan membiarkan tas kesayangan nya ini, hangus ditangan alvin.

"Lo bego atau tolol sih?" Tanya alvin.

Wajah aurel terlihat bingung sembari berfikir dan itu membuat alvin ingin tertawa sekencangnya. Sangat lucu!

Alvin berdehem sebentar menghilangkan rasa gelinya untuk tertawa.

"Udah sini tas lo, biar gue lempar duluan. Biar gak nyusahin waktu manjat." Jelas alvin.

"Kak, nanti kotor." Keluh aurel dengan cepat dan mempererat pelukannya pada tas nya itu.

Alvin menghela nafas panjang, dia harus ekstra sabar melawan aurel.

"Sini." tangan alvin terulur di hadapan aurel.

"Gak kak" kekeuh aurel.

"Sini."

"Gak."

"Aurel, sini tas lo."

"Gak mau kak"

Oke, kesabaran alvin sudah habis. Dengan cepat dia merampas paksa tas yang berada dalam pelukan aurel. Tas itu sudah berada ditangan alvin dengan mudah. Kemudian, dia melempar tas aurel terlebih dahulu kemudian melempar tas miliknya melewati Dinding tinggi itu.

Waktu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang