Part 38

39 9 0
                                    

"Bunda mana?"

Aldi melompat dari sofa, dia terkejut dengan kedatangan alvin yang tiba-tiba.

"Ck! untung gue gak punya penyakit jantung." Gerutu aldi.

"Bunda mana?" Tanya alvin kembali, dia menghiraukan gerutuan aldi.

"Lagi keluar." Jawab aldi masih kesal.

"Dari mana aja lo?" Tanya aldi saat alvin akan melangkah pergi.

"Nemenin Vale beli buku." Jujur alvin.

Aldi memutar tubuhnya dengan sempurna menghadap alvin yang terlihat datar.

"Lo masih ngarep sama cintya?" Tanya aldi penasaran.

"Nggak." jawab alvin singkat.

Aldi berjalan hingga berada di hadapan kakak nya itu. Dia melipat kedua tangannya di dada kemudian menatap alvin dengan tatapan menyelidik.

"Yakin lo?" Selidik aldi.

"Hm."

Dan sekarang Tatapan aldi berubah menjadi serius.

"Terus kenapa lo masih jalan sama cintya?" aldi memicingkan matanya.

Alvin merasa sedang di interogasi sekarang dan ini sangat menyebalkan menurutnya.

"Gak jalan, cuma nemenin beli buku." Bantah alvin sembari menatap tajam adiknya itu.

Aldi masih tidak percaya, alvin pasti belum melupakan cintya.

"Tapi lo senang kan bisa nemenin cintya?" Tebak Aldi.

Alvin terdiam sebentar. Dia berfikir tentang tadi, Yah memang dia masih merasa senang berada di dekat cintya tetapi ada yang berbeda.

"Sedikit." ucap alvin.

Aldi menggeleng, bagaimana alvin bisa melupakan cintanya pada cintya kalo dia masih berdekatan dengan cewek itu.

"Lo niat gak mau ngelupain tuh cewek?" Tanya aldi.

Alvin merasa ragu untuk menjawab, entah apa yang membuatnya ragu seperti ini! Tapi tidak, dia akan meneguhkan tekadnya karena ini juga demi kebahagiaan cintya.

"Niat." Sahut alvin.

Aldi memutar bola mata jengah, dari reaksi tubuh alvin saja sudah tidak menyakinkan.

"Mau gue Kasih solusi nggak?" Tanya aldi.

"Nggak."

Aldi melotot mendengar jawaban alvin yang cepat, dulu saja alvin meminta solusi dari permasalahan nya dengan cintya sehingga dia tahu masalah kakak nya itu.

Dan sekarang? Alvin dengan angkuhnya menolak bantuan nya ini? Astaga!

Aldi menghela nafas pelan, walaupun alvin tidak ingin mendengar solusinya ini. Dia tetap akan mengatakannya, mungkin bisa membantu.

Saat aldi ingin berbicara kembali, alvin sudah berjalan dengan cepat mendahuluinya.

"Woii." Teriak aldi.

Alvin tetap berjalan, dia tidak memperdulikan aldi yang masih berteriak memanggilnya.

Sebenarnya, alvin tahu niat aldi baik. Aldi hanya ingin membantunya dengan mengatakan cara agar dia bisa melupakan cintya.

Tapi alvin malas untuk saat ini, dan sekarang dia menyesal saat itu karena telah meminta bantuan aldi mencari solusi. Karena saat itu dia frustasi, bahkan dia menjadikan aurel pacarnya tanpa pikir panjang. Alvin tidak tahu, keputusannya ini benar atau tidak!

Saat dia akan menutup pintu kamarnya, langkahnya terhenti karena aldi yang berusaha menahan dan menerobos masuk.

Oke, alvin akan membiarkannya kali ini karena dia yakin aldi tidak akan menyerah sampai dia mendengar nasehat demi nasehat dari aldi.

"Lo ngapain sih!" ketus alvin.

Aldi tidak memperdulikan tatapan tajam alvin, dia memilih duduk di tepi kasur alvin.

"Gue mau ngasih solusi." Sahut aldi cepat.

Alvin memutar bola mata jengah. "Gue gak butuh." ucap nya tajam.

Sekarang, alvin berjanji tidak akan mengatakan masalahnya pada siapapun. Dia akan memendamnya sendiri!

"Gue bilang ini karena gue peduli sama lo, karena apa? Lo kakak gue. Saat lo ada masalah gue pasti akan bantuin lo sebisa mungkin. Gue gak akan biarin lo terpuruk sama masalah lo kayak kemarin, saat lo terlihat frustasi." ucap aldi serius.

Alvin seketika menjadi bungkam, dia sekarang memilih bersandar di pintu dan tentu masih mempertahankan ekspresi datarmya yang tak pernah lepas.

"Cepet bilang solusinya." Kata alvin mengalah.

Seketika raut wajah aldi kembali, dia menjadi terlihat menyebalkan di mata alvin.

"Serius, lo mau denger solusi dari gue?" Tanya aldi memastikan.

"Hm." Dehem alvin.

Aldi berdiri dari posisi duduknya kemudian berjalan mondar-mandir di hadapan alvin.

"Pertama. Lo harus memang punya niat untuk ngelupain cintya. Kalo dasarnya emang lo gak niat, misi move on lo gak bakal berhasil."

Aldi mengetuk-ngetuk dagunya bergaya seperti sedang berpikir keras. Sedangkan alvin? Dia tetap diam memperhatikan aldi yang terlihat semangat.

"Kedua. Jangan pernah menjadikan dia prioritas lo lagi. atau gue bisa bilang, jangan terlalu memikirkan dia atau terlalu peduli padanya."

Aldi terus melancarkan aksinya, dia terlihat seperti pakar Cinta sekarang.

"Ketiga, Jangan buat lo terlalu terpuruk, lo harus ingat tidak hanya ada satu cewek di dunia ini, lo bisa carik yang lebih baik."

"Keempat, dan ini yang terpenting. Coba lo buka mata dan hati lo, mungkin ada seseorang yang benar-benar mencintai lo setulus hati. Lo bisa menata hati lo kembali, mungkin dengan dia atau yang lainnya. Tapi jangan buat hati lo stuck di satu cewek yang tidak bisa lo miliki."

Aldi tersenyum puas saat sudah mengatakannya dengan panjang lebar.

"Intinya?" tanya alvin.

Aldi bedecak kesal, benarkah alvin tidak mengetahui inti dari ucapan nya tadi?  Tapi tak apa, dia aka menjelaskan untuk alvin.

"Intinya, lo harus cari cewek lain yang bisa bikin lo bahagia kembali." jelas aldi.

Alvin mengangguk samar. Dia berfikir kembali, cewek lain? Mungkin kah itu Aurel, si cewek penganggu yang sudah menjadi pacar nya itu?

"Udah?" Tanya alvin.

Aldi mengernyitkan keningnya. "Udah apa?" Tanya aldi akhirnya.

Alvin berdiri tegak dan membuka pintu kamarnya dengan lebar.

"Udah ngomongnya? Lo bisa keluar!" ketus alvin.

Aldi membelalakkan matanya tidak percaya. Alvin mengusirnya? Saat dia sudah berceloteh panjang lebar untuk memberikan solusi!

"Gue udah nasehatin lo, tapi lo ngusir gue?" Tanya aldi masih terkejut.

Alvin tidak menjawab, dia berjalan menuju kamar mandi. Dia lebih memilih membasuh tubuh lelah nya itu.

"Kakak setan." Cibir aldi.

Aldi menghela nafas panjang. Dia mengelus dadanya berkali-kali.

"Ck! untung kakak gue." Gumam nya sendiri.

Aldi harus bersabar. Walau bagaimanapun alvin adalah kakak nya, dan saat ini alvin terkena masalah (Susah move on). Dan Tak ingin berlama lagi di kamar alvin, aldi keluar dan menuju kamarnya.

------------------------------------------------------

Jangan lupa vote+Coment ya:)
#Terimakasih


Waktu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang