Part 23

35 11 1
                                    

"Aurel" Panggil seseorang yang. Berada disamping aurel.

"Aurel." Panggilnya kembali karena aurel tidak menjawab panggilan nya.

Merasa jengah, dia menepuk jidat aurel sedikit keras membuat aurel melotot pada nya.

"Kenapa sih, Drey?" Tanya aurel yang sudah kembali sadar dari lamunannya.

Sebenarnya aurel sedari tadi memikirkan alvin, atau lebih tepatnya tentang kemarin saat dia mengirim spam chat pada alvin yang notabene kekasihnya saat ini, tetapi alvin tak kunjung membalas pesannya atau lebih parah membacanya pun tidak.

Aurel berfikir, bukankah dia sudah resmi menyandang status kekasih alvin? Tapi kenapa lelaki itu seperti tidak peduli walaupun mereka sudah resmi jadian?

Audrey alley, seseorang yang berada disamping aurel sedari tadi. Audrey menghela nafas pelan sembari menatap lekat sahabatnya yang terlihat bengong, entah apa yang menganggu pikiran sahabat nya itu. Dia tidak tahu!

"Lo kenapa kayak melamun gitu? Ada masalah?" Tanya Audrey khawatir.

Mendengar pertanyaan Audrey, aurel mengerjapkan matanya dan seketika Tatapan nya berubah sendu.

"Tentang kak alvin, drey!" Ucap aurel lesu.

"Masalahnya apa? Biasanya lo pasti semangat kalo bicara tentang pangeran lo itu? Kok jadi lesu gini?" Tanya audrey dengan kening yang berkerut kebingungan.

Audrey memang benar. jika aurel bercerita tentang sosok alvin, aurel pasti akan bersemangat menceritakan segalanya tapi kali ini tidak! Apa yang terjadi?

"Abisnya ngeselin sih, drey" sahut aurel dengan wajah yang ditekuk.

"Kenapa?"

"Lo tau gak, kak alvin gak pernah balas chat gue padahal gue udah ngirim spam chat. Status gue kan sekarang udah jadi pacar nya, tapi dia malah gak peduli. Gue kira dengan gue udah jadian sama kak alvin, dia lebih perhatian dan peduli buat gue tapi ternyata tidak. Dan dengan kak alvin yang gak pernah balas chat gue atau lebih parahnya gak pernah baca pesan yang gue kirim, membuat hati gue sakit. Huh, gue udah nunggu lama berharap dia membalas chat gue, tapi tidak sama sekali" Aurel mengeluarkan semua unek-unek yang dipendamnya.

"Mungkin kak alvin gak cek ponselnya karena mungkin dia sibuk dan dia gak liat chat dari lo." Ucap adrey.

Aurel menghela nafas pelan. "Awalnya gue juga berfikir seperti itu tapi kan kenapa sampai saat ini belum ada balasan dari kak alvin? Apakah sesibuk itu sampai tak bisa mencoba membalas chat dari kekasihnya ini?" Sahut aurel.

"Lo harus berfikir positive." ucap audrey.

Aurel mengangguk pasrah. Seharusnya dia tidak boleh mengeluh seperti ini, seharusnya dia lebih mencoba bersabar. Mungkin alvin memang sedang sibuk.

"Tapi kenapa gak lo tanyain langsung sama orang yang bersangkutan rel?" saran audrey.

Senyum aurel merekah, yah mungkin saran audrey sangat benar. Dia harus bertemu alvin bertanya tentang ini atau hanya ingin modus untuk berbicara dengan alvin mungkin.

"Yaudah nanti istirahat temanin gue ya ketemu kak alvin." Ajak aurel bersemangat.

Audrey mengangguk dan seketika keningnya berkerut melihat aurel yang sedang celingak-celinguk entah mencari apa!

"Kenapa rel?" Tanya audrey akhirnya.

Aurel menoleh. "Vani dan raini kemana?"

"Belum datang, mungkin terlambat. Tapi gak papa sih, biar mereka dihukum sama pak botak." sahutnya membuat mereka tertawa lepas.

Pak Bony taufik yang sering dipanggil pak botak oleh seluruh siswa-siswi di sekolah. Mereka dengan seenak jidat menyingkat nama pak bony menjadi pak botak.

pak bony juga merupakan guru Bk selain ibu Lia. Yang tak segan-segan memberikan hukuman pada murid yang melanggar aturan. Seperti terlambat tentunya.

                       ***

"Kalian tau gak sih tuh bapak tua, minta dicincang." Gerutu vani seraya menusuk-nusuk bakso nya dengan garpu yang tengah ia pegang.

Sekarang mereka sedang berada di tempat orang-orang yang sedang kelaparan. Yap, di kantin!

Sedari tadi vani dan raini mengoceh tentang pak botak yang menghukum mereka dengan hukuman fantastis.

"Udah sih Van, lagian udah selesaikan?" ucap audrey sembari tertawa meledek sahabat nya itu.

"Iya udah selesai, tapi pinggang gue rasanya mau copot memunguti daun layu di lapangan sekolah." Cibir vani.

"Iyanih, malah mukak gue rasanya mau gosong karena memunguti daun dibawah teriknya matahari." Sahut raini menyetujui dengan tampang yang sudah kesal mengingat hal itu.

Memang hukuman yang diberikan pak botak adalah memunguti seabrek daun layu yang berjatuhan dari pohon disekeliling lapangan sekolah yang sangat luas itu. Entah kesialan atau apa, tapi daun layu banyak berserakan di halaman,ditambah pak botak tidak memperbolehkan memakai sapu dan sekop sampah. Dan yang lebih parah mereka harus melakukan itu di bawah matahari yang terik sekali membuat mereka tidak bisa tahan.

"Makanya bangun pagi, jangan keenakan gabung sama mimpi." sindir aurel sembari terkekeh pelan.

Vani dan raini meringis menatap aurel. Yah memang benar mereka berdua terlambat bangun.

"Emang kenapa bisa telat bangun?" Tanya audrey pada kedua sahabat nya itu.

"Semalam gue nonton drakor ampe tengah malam." Ringis raini menjelaskan.

Audrey mendengus, lalu beralih menatap vani.

"Kalo lo van?"

"Gue juga gak tahu, tapi emak gue udah bangunin tapi gue malah tidur lagi. Jadi kesiangan deh." Jawab vani nyengir.

Audrey dan aurel menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari kedua sahabat nya itu.

"Oh iya rel, lo gak jadi ketemu kak alvin?" Tanya audrey tiba-tiba.

"Oh iya, gue lupa." pekik aurel cepat.

"Tapi kak alvin mungkin gak datang ke kantin Rel." Sahut vani.

"Tau darimana van?" Tanya raini menyelidik.

Vani berdecak kesal lalu menunjuk kearah sekelompok laki-laki yang terlihat bercanda ria.

"Tuh gak ada sosok kak alvin." Ucap vani kesal.

Raini menyipitkan matanya menatap vani. "Lo sedari tadi lihat kesana ya van? Gue aja baru sadar mereka disana. Jadi Lo lagi liatain Bima atau Bryan?"

Vani melotot tajam pada raini, tanpa babibu dia segera menjitak kepala raini keras membuat si empunya meringis.

"Iyanih gue juga baru sadar mereka disana." Goda aurel.

"Jangan ikutan deh rel." sahut vani kesal, ralat sangat kesal!

Aurel terkekeh dan segera menganggukan kepalanya.

"Gue kesana dulu yah" ucap aurel pada ketiga sahabatnya itu.

"Mau ngapain rel?" Tanya audrey dengan kening berkerut.

"Nanyain dimana kak alvin, mungkin mereka tahu." Jelas aurel.

Aurel segera berlalu setelah mendapat anggukan dari ketiga sahabatnya itu.

------------------------------------------------------

Haii:) Jangan lupa vote+Coment:) #Terimakasih♡

Waktu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang