Part 39

107 9 2
                                    

Alvin keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang lebih santai, dia berjalan menuju kasur sembari mengeringkan rambut nya yang basah.

Alvin mengambil ponselnya yang terletak asal di atas kasur.sekarang dia mulai membuka aplikasi WA di benda pipih yang berada di tangan kanan nya sedangkan tangan kiri masih sibuk mengusap rambut nya.

Matanya melebar karena tidak ada notifikasi chat dari cewek perusuh yang sering mengirim spam chat padanya. Dia men-scrol kebawah untuk memastikan tetapi tetap tidak ada, kenapa dengan cewek itu? Biasanya juga sudah banyak chat dari nya, tetapi saat ini satu pun tidak ada?

"Ck! Kenapa nih cewek?" Gumam alvin.

Setelah lama bertanya-tanya dengan pikirannya, alvin menggeleng cepat. Apa yang tadi di pikirkannya? Cewek perusuh itu? Kenapa juga dia peduli, jika cewek itu tidak mengirimkan nya pesan?

Mulutnya berkata dia tidak peduli tetapi hati kecil nya mengatakan sebaliknya, dia seolah merasa aneh atau lebih tepatnya ada yang ganjal disini.

Alvin kembali teringat dengan ucapan aldi tadi. Misi move on? Memang itu yang harus dilakukannya. Cewek lain? Apakah benar itu aurel? Apa keputusan nya itu benar?

Sekarang dia menjadi gelisah karena merasa sedikit bersalah meninggal cewek itu tadi.

Alvin kembali memandang ponsel di tangan kanan nya itu. Dia membuka room chat nya dengan aurel dan matanya kembali melebar, cewek itu ternyata sedang online! Tetapi cewek itu tidak mengirimkannya pesan.

Alvin menghela nafas pelan. Kemudian mengetikkan sesuatu di ponselnya.

AlvinRey: Woi (delete)

Alvin menggeleng, kemudian kembali mengetik.

AlvinRey: Hai. (Delete)

Alvin kembali menggeleng dengan cepat kemudian menghapus pesannya karena itu terlalu menggelikan menurutnya. Dan sekarang apa yang harus dilakukannya? Diam sampai aurel mengirimkan nya chat terlebih dahulu? Atau menepis gengsinya untuk memulai?

Alvin menghela nafas panjang, dia harus memulai terlebih dahulu.

AlvinRey
Aurel.

Itulah yang dikirimkan alvin setelah lama berfikir pesan apa yang akan dikirimkannya untuk memulai percakapan.

Jangan pikir ini mudah bagi alvin, sangat sulit! Kenapa? Karena alvin terlalu gengsi.

Sepuluh menit berlalu, tetapi balasan aurel belum ada membuat alvin kesal.

Perasaan alvin campur aduk. dia kesal, marah, tetapi juga sedih. Entah apa yang membuatnya seperti ini!

Alvin membuang ponselnya asal dan mengacak-acak rambutnya.

"Berani banget tuh cewek gak balas chat gue. Awas aja!" Gumam alvin.

Alvin menepis rasa bersalah yang dirasakannya tadi dan memilih bermain game di ponselnya dengan perasaan yang campur aduk.

"Toh, gue cuma merasa bersalah, bukan yang lain." Batin alvin.

•••

Keesokan harinya..

"Kak alvin." Teriak aurel.

Teriakan itu membuat alvin berhenti melangkah kemudian berbalik, Alvin tahu itu suara siapa! Yah tentu suara familiar milik aurelia.

Aurel berlari mengejar alvin, hingga dia sudah berada di hadapan alvin. Aurel menunduk, mengatur nafas nya yang masih menggebu karena olahraga lari nya tadi.

Tadi saat dia berjalan ke gerbang sekolah, dia melihat motor alvin melewatinya yang tentu akan diparkiran di parkiran sekolah. Tanpa membuang waktu aurel berlari ke arah alvin seperti sekarang, ada yang harus dia tanyakan pada alvin!

"Kenapa?" Tanya alvin sembari menaikkan sebelah alisnya.

Aurel menghela nafas panjang kemudian tersenyum.

"Kak alvin kemarin ngirim chat, Ya?" Tanya aurel dengan mata berbinar-binar.

Aurel tentu bahagia saat alvin mengirimnya pesan duluan, kenapa? Karena selalu aurel yang memulai jika ingin berbalas pesan dengan alvin.

Berbeda dengan Alvin yang tetap memasang wajah datarnya menatap aurel. Tanpa harus di jawab pun, jawabannya adalah Iya!  Alvin mengirimkannya pesan tetapi cewek dihadapannya ini tidak membalas pesannya itu.

Alvin sebenarnya penasaran kenapa aurel tidak membalas pesannya tetapi gengsinya terlalu tinggi.

"Kakak, Gak mau tahu kenapa aurel gak balas pesan kakak?" Tanya aurel kembali karena alvin tidak merespon ucapannya.

Alvin terdiam sebentar hingga dia mengangguk samar. Persetan dengan gengsi!

"Kenapa?"

Aurel menggigit bibir bawahnya, entah kenapa dia gugup sekarang melihat alvin menatap nya seserius itu. Hingga kemudian, matanya berubah sendu sebelum menjawab pertanyaan alvin.

"Sebenarnya sih kak, aurel seneng banget saat kak alvin ngirim chat duluan ke aurel. Yah karena biasanya aurel duluan yang memulai, jadi aurel gak nyangka banget gitu. Tapi.. Alasan aurel gak balas chat kakak, karena aurel pengen lihat apa kak alvin bakal ngirim spam chat seperti yang aurel sering lakuin. Dan ternyata tidak!" Aurel menjeda ucapannya dengan menghela nafas pelan.

"Aurel tetap menunggu tetap tidak ada. Mungkin karena kelamaan nunggu atau memang aurel udah ngantuk jadi ketiduran deh. Maaf ya kak." Aurel menundukkan kepalanya setelah cerita nya selesai.

Alvin yang mendengar itu merasa tertohok tetapi juga sedikit merasa lega karena telah mendengar alasan dari aurel. Semalaman alvin memikirkan tentang itu hingga dia sulit tidur.

Rasa bersalah alvin mulai bertambah, perkataan aurel ada benarnya juga. Saat gadis itu mengirimnya chat atau bahkan spam chat tetapi terkadang dia tidak membalasnya. Dan saat dia yang mengirimkan sebuah chat tetapi tidak dibalas membuat dia merasa sangat kesal. Apakah itu yang dirasakan aurel?

Alvin tersenyum tipis. "Gak papa, lo gak salah."

Aurel mendongakkan kepalanya,kemudian tersenyum senang.

"Kakak gak bakal punya rencana buat gak pernah ngirim chat duluan ke aurel lagi kan? Karena dengan ini, aurel merasa hubungan kita punya kemajuan kak." Tutur aurel.

Aurel benar, mungkin ada kemajuan dalam hubungan mereka. Seperti kemarin, saat alvin merasa gelisah karena aurel tidak membalas chat nya.

"Iya."

Aurel tersenyum kembali, kemudian segera menarik kedua sudut bibir alvin membentuk sebuah senyum.

"Kakak harus ingat janji kakak. Jangan pernah cuek, dingin lagi. Dan sebuah senyum adalah bentuk dari janji itu." Ucap aurel kemudian menarik tangannya kembali.

Alvin mematung, bibirnya terkatup rapat. Dia sangat terkejut dengan perlakuan aurel tadi.

"Aku duluan ya kak." Pamit aurel masih dengan senyum manis nya yang tak pernah luntur untuk alvin.

Aurel berjalan kembali meninggalkan alvin yang masih terdiam memikirkan kejadian tadi.

------------------------------------------------------

Makin gaje? Sorry!
Tetap vote+coment ya:)
#Terimakasih

Waktu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang