Part 28

51 13 1
                                    

Aurel membuka matanya yang sempat terpejam, dia lupa jika dia belum mengabari alvin.

Aurel takut, alvin mencari dan mengkhawatirkannya walau itu sangat mustahil. Tapi dia tetap ingin berharap.

To: RajaEs❤
Kak alvin?

Aurel menunggu beberapa menit untuk balasan alvin, tapi masih tidak ada tanda-tanda alvin membalasnya.

To: RajaEs❤
Kak?
Kakak dimana?
Lagi apa?

15 menit berlalu, tapi alvin masih belum membalas pesannya. Aurel menghela nafas pelan. Kenapa alvin tidak membalas pesannya lagi? Padahal aurel berharap alvin sudah menerima dan menganggap hubungan mereka. Tapi kenapa alvin seperti ini?

Matanya menerawang hingga aurel teringat dengan perkataan nathan padanya tadi.

"Kalo dia emang nyuruh lo kesana gimana?"

"Gak, gak mungkin kak alvin nyuruh gue kesana. Alasannya apa coba? Lagian itu tempat berbahaya." Gumam aurel menyakinkan dirinya.

Aurel mencoba menepis pikiran negatif tentang alvin. Tidak mungkin alvin seperti itu.

To: RajaEs❤
Kak, sekarang aku udah ada di rumah. Aku udah balik dari sana, aku yakin kakak salah kirim alamat ke aku jadi kakak gak ada disana. Lagian kakak gak bakal nyuruh aku kesana kan kak? Aku percaya kok kakak salah kirim:)

Aurel menekan tombol send diponselnya. Dia memutar-mutar ponselnya menghilangkan rasa jenuh menunggu balasan dari alvin.

Dan sekarang, lima menit berlalu. Aurel kembali mengecek room chat nya dengan alvin. Matanya membelalak karena alvin sudah membaca pesannya, tapi tidak membalasnya.

Aurel mendengus pelan, apa susahnya coba balas pesan saja? Huh, menyebalkan.

Merasa tidak akan ada balasan dari alvin, aurel melempar ponsel nya asal.

"Padahal kan aku mau nanyak tentang kejadian tadi! Walaupun aku memang percaya kejadian tadi tidak ada sangkut pautnya dengan kak alvin yang nyuruh aju kesana dan itu hanya kesalahan kak alvin yang ngirim aku alamat kesana tapi aku ingin mendengar nya langsung dari mulut kak alvin." ucap aurel lesu.

Aurel memandang kembali ponselnya dan langsung membuat aurel menghela nafas pelan. Alvin tidak membalas walau dia sudah membacanya. Dan sekarang aurel memejamkan matanya kembali lebih memilih terhanyut dalam mimpi daripada menunggu lagi.

•••

"Mata lo kenapa rel?" tanya vani yang semakin mendekat pada aurel.

Mendengar pertanyaan vani, dua gadis dibelakang mereka mendekat juga pada aurel.

Aurel meringis, dia lupa mungkin matanya akan membengkak karena menangis tadi malam.

"Gue Gak papa kok." Elak aurel.

Vani memicingkan matanya tak percaya.

"Terus kenapa bisa bengkak aurel. Lo habis nangis ya?" Selidik vani.

Aurel menggeleng ragu, dia tidak sanggup menceritakan kejadian semalam. Entah kenapa dia takut!
"Gue ga-k papa." Elak aurel kembali.

"kenapa lo nangis, rel?" Tanya raini yang sudah semakin penasaran.

"Karena kak alvin ya?" Tuding Audrey.

"Apa? Lo nangis karena si alvin-alvin itu? Dia ngapain elo? Biar gue balas rel?" Sahut vani emosi sembari berdiri bersiap untuk pergi.

Aurel menggeleng cepat dan menahan lengan vani. Bisa gawat jika vani pergi kesana, lagian ini bukan salah alvin.

"Jangan van, gue gak papa kok." bujuk aurel sembari tersenyum manis.

Waktu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang