Part 3

94 17 0
                                    


"Aku akan menunggu sampai kamu menerima cintaku"

>>><<<

Aurel mengerjapkan matanya dan memegang kepalanya yang masih sedikit pusing.

"Duh.." Aurel meringis.

Aurel tidak sadar jika ada orang disampingnya karena kepalanya yang masih terasa berat.

"Eh Rel, udah bangun?" Tanya gadis disamping Aurel.

Aurel mengganti posisinya menjadi duduk dan dengan susah payah menyandarkan tubuhnya di punggung ranjang uks.

"Sini gue bantu." Ucap Audrey, salah satu sahabat Aurel.

"Loh kok gue disini?" Tanya aurel heran.

"Lo tadi pingsan." Jawab Audrey.

Aurel berfikir untuk mengingat kejadian tadi. "Oh iya, gue ingat tadi gue lagi di hukum sama kak Alvin. Ehh berarti kak Alvin yang nolongin gue?" Ucap aurel dengan mata yang berbinar-binar.

Audrey hanya mengangguk dan tersenyum, walau senyum yang sedikit dipaksakan. Entah karena apa!

"Berarti Kak alvin gendong gue dong." Aurel sangat bahagia, apalagi jika tadi dia dengan keadaan yang sadar, mungkin dia bisa melayang ke udara.

Aurel tidak memperhatikan raut wajah sahabat disamping nya itu sudah berubah.

"Kok diem aja Audrey? Lo sakit?" tanya aurel karena sahabatnya itu terdiam sejak tadi.

"Gapapa kok." Jawab Audrey cepat.

"Yakin nih?" Aurel masih tidak percaya.

Audrey menganggukkan kepalanya.

"Oh iya, kok lo tau gue disini? Terus Vani sama Raini kemana?" tanya Aurel karena dua sahabatnya masih tidak terlihat.

"Hm, itu tadi temannya kak Alvin ngabarin gue, dan kedua makhluk Alien itu lagi di perpus ngantarin buku." Kata Audrey.

"Makhluk alien? Sadis lo." Sahut Aurel seraya terkekeh pelan bersama Audrey.

Mereka berbincang-bincang sampai..

Brukk

Aurel dan Audrey sontak menoleh ke asal suara tadi. Mereka saling memandang satu sama lain dan saat itu pula mereka tertawa terbahak-bahak melihat kedua sahabat mereka sedang terjatuh di lantai.

"Aduh, Lo sih Vin. Sakit nih." Ucap Raini seraya mengelus bokongnya yang mencium lantai.

"Ye, lo sih dorong-dorong. Gue juga sakit kali, pala gue udah benjol gini gara-gara lo." Ucap Vani tidak mau kalah.

Dan sekarang mereka saling menyalahkan, jika tidak dilerai,mereka akan tetap seperti itu sampai Negara api menyerang.

Aurel dan Audrey masih tertawa hingga suara kesal Raini terdengar. "Ketawain aja terus" ucap gadis itu kesal.

"Iya nih, bukannya nolongin. Kalian sahabat apa bukan sih." timpal Vani.

Mendengar itu, Aurel dan Audrey lanjut tertawa. "Sorry, lo berdua lucu sih. Ngapain main di lantai kayak anak kecil." Ujar Audrey dengan santainya.

Perkataan Audrey semakin membuat kedua gadis itu cemberut,

"Jahat lo." ucap mereka berdua serempak.

"Emang kapan gue baik?" Goda Audrey.

Vani Dan Raini mencebikkan bibirnya kesal.

"Udah-udah, jangan berantem deh. Sini, gue cuma mau bilang," Aurel menghela napas sebelum melanjutkan kalimatnya.

Waktu KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang