Ini bagian ke delapan belas.
Bagian yang paling ku suka.
Kamu tau kenapa?Karena angka ini menjadi saksi bisu lukisan cinta kita.
Kamu ingat?
Jika tidak biar aku yang ingat kan.
Aldo; teman mu yang membuatku malu.
Tau kenapa?
Dia bilang."Gi kirim salam untuk burung merpati."
Aku tertawa.
Cukup membuat beberapa pasang mata melihat ku.
Dengan tanda tanya kecil di kepalanya.Tak ku jawab.
Hanya tertawa.
Tertawa malu.Tapi, kenapa aku percaya?
Siapa tau aldo hanya membual.
Kalau benar adanya.
Aku malu.
Lebih malu dari putri malu.Dede; temanmu yang ikut ikut seperti aldo.
Dia memanggil mu bukan?
Saat itu aku sedang berada di dekatnya.
Kamu menghampiri kami.
Dengan datarnya bibir itu.Aku tak bisa melihat bibirmu.
Karena terhalang oleh cahaya hangat sang surya yang berhasil melewati celah daun.
Siapa tau kamu senyum.Aku bisu.
Melihat ke arahmu.Lalu kamu pergi.
Meninggalkan aku.
Yang terpaku menginginkan mu.
Dengan sejuta harapan
Kisah
Kita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nostalgia
PoesíaIni tentang kisah luka masa lalu yang selalu memberi harapan untuk masa depan. Bahwa sekarang harus menunggu ketidakpastian yang memilukan, ditengah ketidaksempurnaan kata kita.