20

144 24 1
                                    

Genap sudah.
Dua puluh kali aku menceritakan mu.
Tentang kita yang terpisah.
Tentang aku yang tidak bisa melupakanmu.
Bisa dibilang tak akan.

Aku tak tau,
Apa yang harus ku tulis dalam sajak ini.
Untuk menyempurnakan cerita kita.
Supaya tampak indah dimata orang orang.

Pusing.
Memilih apa yang akan ku syairkan.
Untuk menutupi luka ini.

Bingung.
Dari mana akan ku mulai lagi nostalgia ini.

Lelah.
Aku harus mengorbankan jam mimpi ku untuk menceritakan dua puluh kisah pahit kita.

Pilu.
Tak sanggup hatiku berdiri.
Air mata ini sesekali keluar.
Tenggorokan ku kering.
Menelan pahitnya nostalgia ini.

Apakah harus ku henti kan?
Bernostalgia tentang mu
Dan berhenti merajut harapan bahwa kita akan kembali?

NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang