Waktu terus berjalan.
Aku kembali tersenyum.
Karna orang orang menyemangatikuAku bertemu dengan dia.
Dia bahagia.
Bahkan dia tersenyum ke arah ku.
Dan sempat menceritakan tentang kalian.
Padahal dia tau kalau dia menyakitiku
mengambil cahayaku
Munafik bukan?Jarak lagi lagi berulah.
Mengundang rindu seluas lautan.
Rasa sakit yang sedalam samudra tak hilang.
Hanya sedikit.
Sedikit tertutup dari lebarnya celah luka ituBodoh bukan?
Jika, aku masih saja berharap kita kembali seperti dulu.
Dalam dinginnya nostalgia ini.Menyakitkan jika kamu menjadiku.
Ku yakin kamu tak akan sanggup
Walaupun itu hanya sesaat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nostalgia
PoetryIni tentang kisah luka masa lalu yang selalu memberi harapan untuk masa depan. Bahwa sekarang harus menunggu ketidakpastian yang memilukan, ditengah ketidaksempurnaan kata kita.