-Kim Jennie-
"Nona, tunggu!"
"Ya? Kau memanggilku pak?"
"Ya ... ehm ... aku tadi melihatmu keluar dari ruangan Tuan Kim, benarkah?"tanya pria tinggi kurus dengan kepala sedikit tandus itu padaku.
"Ya ... aku mengantarkan kotak bekal untuknya."jawabku polos.
"Apa?"bahkan pria itu memekik dengan sangat keras atas jawabanku.
Memangnya ada apa ini ? Selain wanita di meja resepsionis itu, pria ini pun sangat aneh saat aku mengatakan hal yang berhubungan dengan Taehyung.
"Mwoseun iriseoso?"tanyaku hati-hati. Aku tidak tahu apa yang terjadi, jadi setidaknya aku akan berhati-hati sekarang. Jangan-jangan pria ini juga ingin menyingkirkan Taehyung.
"Memangnya kau siapa ? Pacarnya?"
"Oh, bukan-bukan. Aku asisten rumah tangganya."
"APA?" nada bicaranya meninggi dua kali lipat. Mata beloknya semakin belok seakan dia sedang mendengar hal yang tidak masuk akal.
Melihatku yang menatapnya penuh tanya, pria itu terkekeh ganjil.
"Ania ... Ania ... menurutku kau hebat!"
Hebat ?!
Sepanjang jalan kepergianku dari gedung besar itu, aku tidak berhenti memikirkan kata-kata pria tadi. Setiap kata yang terangkai dalam sebuah kalimat sangat sulit aku cerna hingga menjadi sebuah ketidakpercayaan yang mutlak adanya. Otakku terus bertanya, 'benarkah' ?
"Aku tidak tahu tuan Kim mau mempekerjakan asisten di rumahnya. Dia menolak delapanbelas wanita yang menjadi asistennya di kantor. Alasannya selalu sama,"Aku tidak butuh asisten."; "Aku tidak suka ada orang lain di ruanganku.". Aku sampai hampir menyerah. Aku tidak bisa melakukan dua tugas sekaligus."
Aku pernah penasaran bagaimana orang seperti Taehyung bersosialisasi. Pasti tidak mudah bagi dirinya yang tidak suka orang lain masuk dalam kehidupan pribadinya, bekerja di kantor besar. Menjadi direktur pula. Setiap hari pasti dia bertemu dengan banyak orang, mungkinkah dia tidak mengusirnya sebagai manahalnya padaku?
Pengakuan pria tadi membenarkan semua dugaanku. Pikiran kotor tiba-tiba merasuki otakku dan tidak tahan untuk tidak tercetuskan oleh mulutku.
"Dia bukan gay, kan?"
Kalau pun iya, aku akan merasa aman dan tenang. Aku tidak akan khawatir lagi dengan kemungkinan dia berpikiran jahat padaku. Akhir-akhir ini marah pemberitaan majikan yang tidur dengan asistennya sendiri.
"Awas nona!"
Otakku yang penuh dengan fakta yang barusaja kudapat, terlambat mencerna teriakan seseorang yang ditujukan padaku. Tubuhku berputar dan terjerembab di aspal tanpa tahu benda apa yang menghantamku.
"Aish, jinjja. Appeoyo."
Kurasakan perih di bagian lutut serta pergelangan tangaku. Rupanya lututku berdarah dan tangaku juga luka.
"Noona, kau baik-baik saja?"
Demi dewa neptunus, hari ini aku benar-benar sial. Umpatan kejam yang sejak pagi kutahan rasanya nyaris kulampiaskan pada orang yang menabrakku. Tapi melihat betapa mungilnya lelaki dalam bingkaian helm itu, membuatku urung melakukannya.
"Maafkan aku, noona. Aku tidak sengaja melakukannya. Maafkan aku, kumohon."
Dia hanya seorang bocah yang mengendarai motornya sebakai tukang pengantar makanan. Wajahnya tampak lelah meaki dia memohon padaku. Percayalah, aku tidak bisa marah. Mungkin dia terpaksa menjadi tukang antar makanan untuk mencari uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]
Fanfiction[Complete] ✔ [Pastikan sudah follow sebelum membaca. Tuan rumah tidak pelit folback kok?] ✔ Bagaimana ketika Kim Taehyung, seorang pria dingin dengan penuh luka bertemu dengan Kim Jennie, yang menggantungkan hidup padanya. Meski muak, namunTaehyung...