20. Story behind the Movie

4.9K 642 13
                                    

-Author-

Terseok-seok kaki jenjangnya melangkah di sepanjang trotoar. Dengan penampilannya yang luar biasa berantakan, bisa saja dia di anggap jalang oleh orang yang melihatnya. Beruntung tidak banyak orang di jalan saat hari menjelang pagi. Jadi sekalipun Joo Hyun berjalan sembari menangis meratapi hatinya yang terluka, tidak ada yang akan menganggapnya orang gila.

Joo Hyun berjalan beberapa meter dan baru ingat keberadaan mobilnya saat ia menghenyakkan diri di bangku sebuah toko kelontong. Ia meninggalkan rumah Taehyung dengan perasaan hancur tanpa megingat benda sebesar mobilnya yang seharusnya tampak sangat jelas ketika dirinya keluar dari rumah itu.

Goresan luka di hatinya benar-benar membutakan jalan yang seharusnya ia pijak.

Tubuh ringkihnya tersentak hingga ia jatuh ke lantai. Giginya mendesis menahan sakit pada tubuhnya yang di hantam oleh tangan kekar pria yang kini menatapnya dengan wajah murka. Saat seperti ini, memelas tidak ada gunanya.

"Joo Hyun, berhenti menjadi wanita murahan! Kau bukan wanita seperti ini saat aku pertama bertemu denganmu. Kenapa kau sekarang jadi seperti ini."

"Kau bodoh atau tolol, tae? Kau sudah tahu betapa besar perasaanku padamu dan kau mengabaikannya. Kau pikir aku tidak terluka? Kau pikir apa lagi alasan aku bertindak seperti ini padamu, hm?" Raung Joo Hyun tak mau kalah.

Taehyung menghela napas gusar, namun ia masih sempat merendah dan mengangkat tubuh Joo Hyun dari lantai. Menatap mata berair wanita itu, kini Taehyung berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Dengarkan aku baik-baik. Jangan bilang aku tidak pernah mencintaimu. Kau satu-satunya yang pernah menghuni hatiku, Joo Hyun. Kau cinta pertamaku."

Untuk sesaat Joo Hyun berhenti akan isakannya. Perasaan gundahnya kini seakan mencair menjadi sebuah kebahagiaan yang tumbuh secara perlahan.

"Mengertilah, perasaan ingin memilikimu membuatku tidak tenang setiap hari. Aku takut akan melukaimu. Tidak, tidak untuk yang kesekian kali. Aku tidak ingin kau terluka sebagai mana orang yang mencintaiku menghilang karna aku. Aku tidak ingin jika itu kau. Aku ingin kau bahagia, aku ingin kau melanjutkan hidupmu meski tanpa aku. Sungguh, berat bagiku untuk melepasmu tapi itu yang terbaik untuk kita. Sebaik yang kupikir, perasaan ingin memilikimu kurubah menjadi perasaan sayangku terhadap adik perempuan. Dengan begitu aku masih bisa menyayangimu tanpa harus menyakitimu."

Raut wajah Joo Hyun kembali berubah masam. Jantungnya kini dipenuhi oleh derap kemarahan yang seolah merayap naik. Menatap mata sendu Taehyung membuatnya tak kuasa meledakkan amarahnya saat ini.

"Beri aku satu alasan supaya aku dapat melupakanmu. Tapi jika itu karna kau mencintai orang lain, aku tidak akan- aku tidak akan membiarkannya terjadi. Sampai kapanpun kau tetap milikku dan tidak ada yang boleh merebut suamiku dari tanganku."

"Joo Hyun-ah, kita berpisah bukan untuk saling melukai. Ini yang terbaik. Dengan begini aku bisa hidup tenang dan kau pun bisa hidup bahagia. Toh aku tidak pergi kemanapun. Kuharap, kau juga dapat mengatasi perasaanmu karna bagaimanapun menyukai adalah hakmu. Aku tidak bisa berbuat apapun soal itu."

Joo Hyun bisa merasakan Taehyung sesang menghindari pertanyaannya. Jantungnya terpacu dengan derap yang lebih cepat. Rasa pedih di pusat rongga dadanya tidak membuatnya menyerah untuk menelusuri apa yang ingin ia dengar.

"Katakan padaku!" Ucap Joo Hyun dingin. Tubuhnya bergetar saking marahnya.

"Kau mabuk, Joo Hyun. Sebaiknya kuantar kau pulang."

"KATAKAN!" Teriak Joo Hyun frustasi.

Dengan mata berairnya, ia memberanikan diri menatap mata tajam Taehyung dalam temaramnya cahaya. Dengan jelas ia dapat melihat kebohongan yang berusaha ditutupi oleh pria tampan itu. Tak gentar ia menatap ke dalam manik matanya, Joo Hyun justru mendapat jasaban yang lebih menyakitkan.

Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang