-Few years later-
Baekhyun ingat dimana salju turun lebat kala itu, ia mendapati seorang gadis datang kepadanya dengan keadaan hancur. Ada darah tak kasat mata bercucuran dari inti kehidupannya. Pelukan yang dirasa oleh Baekhyun begitu menyakitkan dan kosong.
Baekhyun tak bergeming. Bibirnya terkatup rapat, hati dan akalnya bekerja menyerap atmosfir keadaan. Dengan tangis yang hadir, Baekhyun tahu dimana tempatnya kini. Ia menarik tubuh Jennie semakin dalam di pelukannya.
Seperti janjinya sebelumnya, ketika Jennie menyerah, dia akan datang pada Baekhyun. Kehadirannya kala itu telah memperjelas fakta bahwa gadis itu gagal mendapatkan Taehyung kembali.
Maka, dengan sesenggukan dan hati yang hancur berantakan, Jennie masih sempat menghisap udara di sekelilingnya sebelum berbicara dengan suara parau hebat. "Aku─sudah─menyerah, Baek. Hiks ... aku tidak bisa membujuk Taehyung kembali padaku. Hiks ... hiks ... ini semua sudah berakhir."
Jennie kembali meraung, menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Baekhyun yang jika dirasa dengan tepat terdapat debaran menyakitkan disana.
Kurva bibir ranum Baekhyun tak sanggup berkata apapun. Dia bungkam. Bisu. Terdiam. Ucapan apapun tidak akan sama membantunya dengan pelukan yang ia dasarkan pada ketulusan serta belaian hangat pada setiap helai surai legam gadis itu.
"Sudah, Jane. Kau sudah melakukan semua yang kau bisa. Mengenai fakta saat ini, itu bukan salahmu. Taehyung hanya terlambat mengingatmu, percayalah."
Ucapan itu jelas menyerap ke telinga Jennie yang dirasa tidak sesuai dengan pendapatnya. Gadis itu mendongak, menampilkan wajahnya yang berubah bengkak dan mata yang nyaris tidak bisa terbuka saat membalas, "aku ingin percaya, Baek. Tapi dari semua hal yang kulakukan, tidakkah memang ingatannya sudah menghilang? Apa yang bisa aku harapkan?"
"Sssss ... tenang, Jane. Baiklah, baik. Mari kita ikuti apa yang kau inginkan. Dunia tidak akan berakhir meskipun Taehyung adalah pria terakhir di bumi ini yang tidak mengingatmu. Kau, masih punya kehidupan yang harus kau lanjutkan. Jangan berhenti disini dan─"
"Bawa aku pergi." Tukas Jane tiba-tiba.
"Bawa aku pergi jauh dari sini, Baek. Kumohon."
Hingga binar kepedihan di mata Jennie akhirnya mengelabui Baekhyun. Dan disinilah mereka sekarang berakhir.
Byun Baekhyun mengepak buku-bukunya ke dalam tas jinjing setelah mata kuliah berakhir. Ia melirik jam tangan sejenak. Pukul 1 siang, masih ada waktu untuk mengajaknya makan siang, kan?─pikir Baekhyun.
Pria itu lantas melompat dari kursinya dan bergegas keluar dari kelas. Dalam batin ia penasaran apa yang sedang dilakukan gadisnya saat ini. Baekhyun merogoh saku tas jinjingnya untuk menemukan ponsel hendak menghubungi nomor gadisnya saat tiba-tiba seseorang baru saja datang menyongsong.
"Hey, Bro. Mau makan siang bersama?"
Baekhyun mengurungkan niat sejenak ketika salah satu teman bule nya tiba-tiba merangkul. Baekhyun memandang pria bernama Ben itu dengan mata menyipit. Kalau sudah sok ramah begini pasti dia punya kemauan.
Menghela setelah melepaskan pelukan Ben secara paksa, pria itu berujar malas. "Aku sudah punya rencana. Kau makan siang sendiri saja."
Ben mengerutkan wajahnya sok kecewa. Suaranya dibuat manja menjijikan ketika membalas, "Yah. Sayang sekali. Padahal aku sedang ingin mentraktirmu makan."
Oh, Baekhyun hafal benar pria yang satu ini. Dibanding teman-teman bule nya yang lain, Ben adalah satu-satunya pria yang tidak memiliki dasar ketulusan. Setiap alibi yang ia lontarkan pasti memiliki modus. Dan Baekhyun sudah hafal apa yang diinginkan oleh pria itu selain meminta bantuan untuk mengerjakan beberapa tugas hingga Baekhyun berkata ringan lagi. "Katakan apa maumu sekarang! Aku tidak punya waktu Ben."
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]
Fanfic[Complete] ✔ [Pastikan sudah follow sebelum membaca. Tuan rumah tidak pelit folback kok?] ✔ Bagaimana ketika Kim Taehyung, seorang pria dingin dengan penuh luka bertemu dengan Kim Jennie, yang menggantungkan hidup padanya. Meski muak, namunTaehyung...