29. Propose

3K 408 35
                                    

Setiap fase dalam kehidupan terkadang berjalan tidak sesuai dengan keinginan kita. Baik di kehidupan sebelumnya maupun kehidupan selanjutnya. Titik terberat dalam semua fase kehidupan adalah perpisahan.

Taehyung tidak begitu mengerti saat ia memutuskan untuk pergi dari Joo Hyun sebab keputusannya saat itu adalah demi melindungi Joo Hyun jauh dari kesialan. Detik ini Taehyung mengerti apa rasanya ditinggalkan, dan sejujurnya ia hancur begitu Joo Hyun memutuskan untuk pergi.

Mobil Range Rover legam itu berderak pelan di depan sebuah rumah dimana tempat keduanya tumbuh bersama. Sesaat setelah mesin mobil mati, tidak ada satupun suara yang muncul. Bahkan tak ada pergerakan kecil yang terjadi kecuali keduanya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.

Sebagai lelaki dewasa, Taehyung memahami alur kehidupan yang dimaksud dengan Joo Hyun, namun ia tidak bisa serta merta melepasnya tanpa usaha membujuknya untuk menetap. Sebagaimana yang telah mereka sepakati, Joo Hyun masih termasuk dalam kehidupan Taehyung. Sebagai seorang kakak hal yang sepantasnya dilakukan adalah memastikan Joo Hyun terlindungi. Jika dia pergi jauh, lalu apa yang dapat ia lakukan sebagai salah satu tindakan balas budi terhadap jasa gratis dan tulus yang selama ini keluarga Bae berikan terhadapnya.

Bahkan setelah perceraian itu Taehyung jadi susah tidur.

Pun begitu Bae Joo Hyun seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Kini batinnya ditarik ulur oleh perasaannya yang mendadak labil. Sebelunnya ia telah memikirkan rencananya untuk kembali ke Maroko. Bukan hal yang mudah memutuskan untuk jauh dari orang yang dicinta namun keputusannya sudah bulat.

Dia butuh pengobatan. Setelah tahu jika tujuannya kembali tidaklah berjalan semulus perkiraannya, ia memutuskan untuk mengalah meski alasan klasik seperti ingin membiarkan Taehyung bahagia bersama pasangannya membuat tekadnya rujuk sia-sia. Pilihan paling terakhir hanyalah kembali ke tempat dimana ia dapat menerima pengobatan dengan segala kesibukan yang akan ia rencanakan.

Saat keheningan mulai mencekik tenggorokan, Joo Hyun bertekad untuk mengakhiri suasana yang minim oksigen tersebut dengan berkata dengan suara yang ia usahakan terdengar normal, "Oppa, terima kasih sudah mengantarku pulang."

Taehyung menoleh, mendapati presensi mengagumkan di depan matanya membuat Taehyung mendadak kehilangan kata.

"Joo Hyun-ah~ tunggu!"

Tangan Joo Hyun membeku seketika, mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobil, ia kembali dalam posisi yang tidak nyaman. Menata debaran di rongga dadanya, Joo Hyun memasang telinga dan bersiap mendengarkan ketika ia tahu nada bicara Taehyung condong ke arah dimana ia ingin berbicara serius. Ia mengenal Taehyung belasan tahun, dan mereka tumbuh bersama, mustahil ia tidak memahami watak mantan suaminya itu.

"Apa rencanamu setelah kembali?" Taehyung bersuara tanpa memberikan tatapan pada sang lawan bicara.

"Kau tidak dengar kata direktur tadi? Aku akan mengelola museum galeri. Bagaimana menurutmu, hm?"

"Oh museum galeri?" Taehyung mengulang lagi. Iris matanya kini memandang kosong pada jalanan kompleks perumahan elit itu. Benak dan batinnya bergejolak hebat, berperang dengan molekul emosi yang saling berbenturan. Sementara Joo Hyun memainkan jemari lentik yang di hiasi dengan berbagai batuan kecil gemerlap dengan perasaan gugup.

Joo Hyun termasuk orang yang tenang dan santai, namun kali ini ia terjebak dalam lingkaran kecanggungan yang seharusnya tidak pantas ia rasakan.

"Jika tidak ada yang ingin kau katakan, aku masuk dulu."

Sungguh, Joo Hyun hanya ingin menhindari suasana itu. Ia tahu keputusannya untuk pergi tidak akan pernah mudah selama Taehyung terus berusaha mencegah. Itu berat sementara tujuannya untuk pergi adalah demi menghindarinya. Sekali lagi Joo Hyun terpaksa terjebak dalam kungkungan yang pengap saat Taehyung menahannya.

Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang