-Kim Jennie-
Haruskah aku memakai setelan kemeja dan blazer berwarna cerah serta memakai High heels dan menggantungkan nametag di leherku?
Hahaha.
Itu mimpi bodoh. Asisten rumah tangga tidak perlu pakaian bagus dan resmi. Asalkan sopan dan nyaman saja.
Aku langsung masuk ke rumah tersebut. Majikanku berpesan untuk melakukan aktifitas terlebih dahulu tanpa menunggunya bangun. Jadi aku mulai menjalankan tugasku.
Sebenarnya tidak sulit menjadi asisten rumah tangga. Karna pekerjaannya sama dengan pekerjaan rumah. Aku sudah biasa melakukannya. Berhubung rumah ini sudah tertata rapi, aku hanya perlu mengelap debu saja dan memasak. Sembari membuat sarapan, aku memasukkan cucian kotor ke mesin cuci.
Aku tidak tahu berapa orang yang menempati rumah ini, jadi aku membuat sarapan yang cukup banyak untuk berjaga-jaga.
Begitu sarapan tertata rapi di meja makan, bunyi alarm mesin cuci membertiahuku kalau mereka sudah siap dijemur.
Cuaca yang pas untuk mencuci. Tidak begitu terik dan tidak begitu dingin. Waktu yang tepat untuk mengajak ibu jalan-jalan di taman dan berjemur. Aku akan melakukannya nanti kalau aku libur kerja.
Kembalinya aku ke dalam rumah bersamaan dengan munculnya seseorang di dapur. Aku baru akan menyapa majikanku yang baik ketika gelas di tanganku tergelincir nyaris jatuh saat aku melihat pria yang sama sekali berbeda dengan majikanku yang seharusnya, memakai piyama tidur; wajahnya kusut; serta rambutnya yang berantakan, yang mana ku kenali sebagai pria dingin dan kejam yang menolongku waktu itu. Aku benci mengakui kebaikannya yang payah.
"Oma, gabcagiya!"teriakku. Jantungku rasanya jatuh ke tanah saat itu juga, dan bumi seakan kehilangan gravitasinya.
Pria itu ikut tersentak kaget saat aku berteriak. Dan matanya melotot, sama kagetnya denganku.
"Kenapa kau disini?"teriakku kaget. Menunjuk-nunjuk dirinya dengan sangat tidak tahu diri.
Dia terlihat bingung melihat keberadaanku disini. Bukan hanya dia, tapi aku pun begitu.
"Kau pikir aku disini karena apa? Aku pemilik rumah ini. Kau siapa? Kenapa kau disini?"tanyanya kejam.
"Aku .... "kalimatku menggantung begitu saja saat otakku berusaha mencerna satu persatu kalimat pria itu.
Kalau dia disini, tidak menutup kemungkinan kalau dia anak majikanku. Tunggu, itu berarti dia adalah majikanku juga. Aku terlonjak kaget saat mengetahui dimana akhir alurnya.
Tidak mungkin. Ini tidak mungkin. Aku harus melayani orang menyebalkan itu seumur hidupku? Ibu, tolong aku.
"Apa? Apa yang kau pikirkan! Kuminta kau pergi dari sini sekarang juga!"bentaknya.
"Tidak."ucapku lantang, sok berani. "Tuan Bae Joo Dam sudah membayarku untuk menjadi asisten rumah tangga. Aku tidak bisa pergi tanpa persetujuan darinya."
"Asisten rumah tangga?"ulangnya.
Aku mengangguk.
Pria itu mendengus kasar, tampak gusar. Kemudian dia berbalik masuk kembali.
***
-Author-
Taehyung mondar mandir dalam kamarnya. Menunggu dengan tidak sabar seseorang di ujung telpon. Begitu lancang orang yang memasukan gadis itu tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Taehyung benci orang lain ada di rumahnya.
"Hm?"begitu gumaman itu terdengar, dia langsung menyongsongnya.
"Paman, apa yang kau lakukan padaku, hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]
Fanfic[Complete] ✔ [Pastikan sudah follow sebelum membaca. Tuan rumah tidak pelit folback kok?] ✔ Bagaimana ketika Kim Taehyung, seorang pria dingin dengan penuh luka bertemu dengan Kim Jennie, yang menggantungkan hidup padanya. Meski muak, namunTaehyung...