"Setidaknya aku sudah berusaha meski dia sulit untuk mengingatku kembali. Aku paham dia butuh proses untuk mengingat kembali ingatan yang tercecer itu. Aku hanya butuh bersabar, bukan, Baek?"
Tidak peduli berapa kali Jennie memikirkan dan mengulang kalimat yang sama, dia masih merasakan kesedihan dalam hatinya. Tidak berkurang sama sekali malah bertambah setiap harinya.
Segala usaha sudah ia lakukan untuk mengikis kembali ingatan Taehyung yang lenyap setelah kecelakaan yang menimpanya. Namun sejauh ia berusaha, tidak ada hasil yang bisa ia tuai. Bahkan pada saat terakhir ia memilih untuk meminta bantuan Joo Hyun.
"Aku akan bantu, selama aku bisa membuatnya mengingatmu kembali, Jennie. Tapi kuharap kau tidak terlalu banyak berharap padaku."
Percobaan itu pun tidak berhasil membuat Taehyung mengingat Jennie. Terakhir ia dengar dari Joo Hyun bahwa Taehyung mengamuk besar.
Dan jalan terakhir yang Jennie putuskan adalah, dia akan membuat Taehyung ingat dengan usahanya sendiri.
"Ini yang terakhir." Ujar Jennie dengan pandangan kosong, "aku akan membuat Taehyung ingat padaku untuk yang terakhir. Jika dia tidak juga mengingatku, aku ... akan menyerah."
Baekhyun memalingkan wajahnya. Menatap Jennie dengan iba selagi matanya berkaca-kaca. Tenggorokannya serasa terbakar saat dia bilang akan menyerah jika usahanya yang terakhir telah ia lakukan.
"Aku sudah melakukan segala cara. Apapun itu. Kupikir memang ingatan Taehyung tentangku tidak akan pernah kembali sampai dunai berakhir. Anggap saja dia bukan takdirku." Jennie menyedot hidungnya sebelum melanjutkan dengan perasaan getir, " aku siap apapun hasil yang kudapat kali ini."
Baekhyun tak sampai hati mencegah keinginan Jennie yang membara itu. Sudah cukup sebetulnya usaha yang dilakukannya selama ini. Namun gadis itu tidak memiliki keinginan untuk berhenti setelah ia mengerahkan segalanya demi pria yang dicintainya.
Saat itu Baekhyun tersadar, begitu besar cinta Jennie untuk Taehyung hingga ia tidak memiliki celah untuk menerobos masuk ke sana.
Memang, menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan itu sudah dipastikan tidak akan pernah beruntung. Ujung-ujungnya pasti menjadi suporter pendukung gadis yang dicintai untuk mendapatkan cinta dari pria yang dicintainya.
Miris. Sedikit mengenaskan. Namun Baekhyun tulus melakukan apapun untuk membuat Jennie berhenti menitihkan air mata.
"Aku akan bantu, apapun yang kau butuhkan." Baekhyun menimpali dengan suara rendah, memaksakan senyum seraya meraih Jennie dalam pelukannya.
Sebuah ciuman yang berarti bagi Byun Baekhyun, nyatanya tidak sama berartinya dengan yang Jennie rasakan. Pada akhirnya kebahagiaan sesaat itu mengantarkan Baekhyun pada saat dimana ia harus merelakan mimpinya. Mimpi yang sempat ia perjuangkan, namun akhirnya dia harus siap mengubur impian itu kapan pun.
🍁🍁🍁
Malam itu cukup dingin bagi Taehyung untuk menunggu di restoran langganannya seorang diri. Meski berbalut dengan syal tebal serta topi rajut yang menutupi kedua telinganya, pria Kim itu tidak dapat menahan cuping hidungnya yang nyaris membeku.Sebetulnya tidak lama dia menunggu, tapi entah kenapa udara hari ini cukup ekstrem dengan angin yang cukup kencang. Bukan tipikal musim gugur sama sekali. Atau memang salju akan segera turun?
Taehyung menengadah ke arah langit, memeriksa barangkali musim dingin akan tiba lebih awal dari rencana.
Namun ketika itu, dia melihat seseorang berdiri di depannya. Tersenyum dengan uap mengepul melalui hidungnya. Mata Taehyung menyipit, mencoba memastikan sosok itu sebelum dia berpikir aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]
Fanfic[Complete] ✔ [Pastikan sudah follow sebelum membaca. Tuan rumah tidak pelit folback kok?] ✔ Bagaimana ketika Kim Taehyung, seorang pria dingin dengan penuh luka bertemu dengan Kim Jennie, yang menggantungkan hidup padanya. Meski muak, namunTaehyung...