-Author-
Untuk kesekian kalinya hati Jennie terasa teriris melihat wanita yang harusnya memiliki wajah merona, kini menjadi pucat karna suatu penyakit yang sampai saat ini ia tidak tahu. Entah tahu atau tidak, pada akhirnya lusa dia akan dioperasi dan Jennie akan berdoa pada Tuhan sampai hari itu tiba agar ibunya diberi kesehatan.
Pun demikian, nyonya Kim benar-benar orang yang hebat dalam berakting hingga Bae Joo Hyun yang mengendap berjalan di belakang Jennie tidak tahu jika wanita yang baru ia temui itu sakit parah. Senyum nyonya Kim merekah manakala melihat putri semata wayangnya datang untuk menjenguk.
"Ibu. Bagaimana keadaanmu?"tanya Jennie seraya duduk di tepian ranjang.
"Aku sudah merasa lebih sehat."jawab nyonya Kim seraya melempar pandangan pada wanita di belakang putrinya.
"Ah, dia Bae Joo Hyun"sahut Jennie.
"Salam nyonya, Saya Bae Joo Hyun."
Wajah nyonya Kim tampak terkejut melihat Bae Joo Hyun yang baru saja membungkuk memberi salah padanya.
"Kau putri dokter Bae Joo Dam?"terkanya tiba-tiba.
"Iya, nyonya."kini giliran Jennie yang membelalak. Dia berbalik menatap Bae Joo Hyun dengan kaget sekaligus kesal.
"Kau putri tuan Bae?"
"Hm. Maaf tidak memberitahumu sebelumnya."
"Astaga, benar kan aku pernah tahu namamu di suatu tempat."
"Lalu bagaimana kalian bisa berteman?"potong nyonya Kim.
"Ceritanya panjang. Akan kuberitahu nanti."
Jennie menatap ibunya dengan perasaan haru. Tiba-tiba ia merindukan saat ibunya duduk di bangku dengan kaki yang sibuk mengayuh pedal mesin jahit serta tangannya yang terampil mengikuti gerah cepat mesinnya. Senyum bahagianya selalu terpoles manakala ia menghasilkan sebuah gaun cantik khusus untuk putrinya. Namun, karna penyakitnya ia harus terkungkung disini tanpa bisa melakukan hobinya lagi.
Betapa pedih hati seorang anak yang tidak bisa melakukan apa-apa untuk ibunya sendiri.
Mengetahui apa yang dipikirkan Jennie, nyonya Kim meraih tangan putrinya lalu mengelus punggung tangannya.
"Aku sudah tahu. Tidak papa, aku akan sembuh setelah operasi."
Jennie tersentak, dan air matanya kini sudah tidak bisa di bendung lagi.
"Ibu..."
"Jangan bebankan semuanya di pundakmu. Kita sudah janji akan bersama sampai akhir, kan? Tidak papa jika ibu harus sakit, yang penting ibu masih memilikimu."
"Ibu.. maafkan aku."
"Tidak. Maafkan ibu yang terlalu egois dengan membiarkanmu menanggung semuanya sendiri. Kau sudah berusaha sampai saat ini. Kau tidak perlu menutupinya lagi, soal semuanya."
"Semuanya? Apa ibu sudah tahu-"
"Tentang kau dan Lee Taeyoung? Tentu saja. Kenapa ibu harus tahu dari orang lain."
"Siapa yang memberitahu ibu?"
"Jisoo."tukas nyonya Kim.
"Astaga bocah itu."geram Jennie.
"Sudahlah tidak apa. Ibu tidak akan memaksamu lagi. Biarkan dia pergi, dan kau tetaplah bersama ibu."
Masih ada sisa serpihan hati yang hancur mengingat berakhirnya hubungan Jennie dan Taeyoung. Sekeras apapun ia berusaha membencinya, tak dapat ia pungkiri jika disepojok hatinya masih ada serpihan utuh milik Taeyoung. Mengingat bagaimana mereka bersama selama 1000 hari, bukan perkara mudah untuk melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]
Fiksi Penggemar[Complete] ✔ [Pastikan sudah follow sebelum membaca. Tuan rumah tidak pelit folback kok?] ✔ Bagaimana ketika Kim Taehyung, seorang pria dingin dengan penuh luka bertemu dengan Kim Jennie, yang menggantungkan hidup padanya. Meski muak, namunTaehyung...