1. Worry

24.5K 1.4K 44
                                    

-Kim Jennie-

"TIDAK LULUS"

Terhitung lima kali dalam sehari aku membaca tulisan dengan tanda kapital paling besar dalam hidupku. Aku pun sudah keluar masuk lima perusahaan besar di seluruh kota, atau aku harus memasuki seluruh perusahaan besar di negeri ini. Tapi percuma saja, dengan resume ku aku tidak yakin akan mendapat satu saja tulisan "LULUS".

Aku sudah pasrah. Sepertinya semesta tidak mendukungku dalam hal apapun.

TAK!

"Ey, sampai kapan kau akan memukul-mukulkan gelas pada meja ?"

TAK!

"Sampai aku mendapatkan pekerjaan. Haish! Sialan! Mereka memang buta. Kenapa resume sebagus ini tidak ada satupun dari mereka yang menerimanya. Lihat saja nanti kalau aku di terima diperusahaan Hwangbo, aku akan mengibaskan nametag ku di depan mata mereka."

"Akupun tidak yakin kau akan menginjakkan kakimu disana."

"Yak! Aku pasti akan menginjakkan kakiku disana. Aku bersumpah."

"Ya, ya, ya. Hanya untuk menunjukkan resume mu kemudian keluar kembali dengan tulisan 'TIDAK LULUS' paling besar yang pernah ada. Buahaha ...."

Bukan hanya gelas, tapi sekarang aku melempar resume pada gadis kurus di depanku ini. Bukannya menyemangati, dia justru menceburkanku dalam lumpur. Fakta menyedihkan lainnya, dia adalah sahabatku.

"Hei, Jennie-ah. Apa kau mau bekerja di perusahaanku ?"

Aku mengangkat kepala dengan keheranan yang amat luar biasa. "Bekerja di perusahaanmu ?"

Lisa mengangguk mantap. "Kau tidak perlu resume. Hanya membutuhkan keterampilan dan ketelatenan saja."

"Ani. Jolde ani! Sampai matipun aku tidak akan pernah bekerja di tempat itu. Tidak."tolakku mentah-mentah.

Lisa mengangkat sudut bibirnya dan mencibir tanpa suara. Itu kebiasaan yang sering dia lakukan tidak hanya padaku. Aku tidak keberatan, karna dia tidak sungguh-sungguh melakukannya, aku tahu itu.

"Lagipula aku tidak yakin kau akan diterima meskipun belasan kali wawancara."

Pikiranku gusar saat ini. Mengabaikan cemoohan Lisa, aku menyesap minumanku sembari melempar pandangan menerawang keluar jendela. Mengawasi orang-orang yang tampak sibuk hilir mudik kesana kemari dengan urusan mereka masing-masing.

Pasti menyenangkan menjadi salah satu diantara mereka; pergi keluar untuk melakukan riset, membelikan kopi pesanan atasan, menghubungi pihak terkait, melakukan rapat, makan malam tim, dimarahi atasan, dan lain sebagainya. Hah, kehidupan yang sempurna dan entah kapan dapat terwujud.

Hidupku sudah terlalu sulit, kumohon Tuhan jangan menambah kenyataan bahwa hidupku sangat menyedihkan.

DRRTT~

Ponselku berdering bahkan saat aku enggan mengangkatnya. Aku lebih memilih mengabaikannya ketimbang menghadapi masalah pelik lagi saat mengangkatnya. Namun, suara tegang Lisa membuatku terpaksa menoleh.

"Jennie-ah, kau tidak mau mengangkatnya ? Ini dari rumah sakit."

Aku tahu arti kata "rumah sakit" yang barusaja di katakan oleh Lisa. Dan menurutku ini bukan kabar baik. Kusahut ponsel di atas meja dengan cepat.

"Halo ?"

"Nona Kim, ibu anda pingsan."

PYAR!

Tidak perlu kata penutup seperti "terima kasih telah memberitahuku, aku akan segera kesana.". Terlalu lama. Segera aku melompat dan berlari meninggalkan Lisa dengan teriakannya padaku.

Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang