31. Amnesia

2.9K 411 56
                                    

-Kim Jennie-

"Taehyung, bangun, Tae. Banguuuunn!!!"

"Tae, kau baik-baik saja, kan? Jawab aku, Tae. Taehyung!!!"

Seraut wajah pucat. Darah menggenang di kepala bagian belakang maupun mengucur di wajahnya. Aku frustasi melihat pria yang kucintai tidak berdaya seperti itu. Aku berusaha menggoncang tubuhnya disaat para tenaga medis disibukkan dengan mendorong ranjang Taehyung seraya berlari tunggang langgang.

Beberapa dokter terus menyuarakan kondisi Taehyung dengan istilah yang sama sekali tidak ku mengerti. Semoga saja dia tidak mengalami kondisi yang kritis.

Tanganku yang dilumuri oleh darah akibat memeluk kepala Taehyung demi menghentikan cucuran darahnya, masih setia menggenggam tangan lemah Kim Taehyung. Aku ingin memastikan bahwa masih ada detak nadi di antara jemarinya.

"Tae ... hiks, bertahanlah. Kumohon demi aku, bertahanlah."

Disaat itu, entah karena dia mendengar suaraku atau memang aku yang sedang salah lihat, aku mendapati Taehyung membuka matanya. Dia melihat ke arahku tapi tubuhnya tak merespon apapun.

"Tae, sayang, kau mendengarku, hm?"

"Tolong tunggu diluar, nona."

Sampai dimana Taehyung masuk ke ruang operasi, tanganku terlepas dan hanya meratap nanar melihatnya hilang di balik pintu bersekat kaca tersebut.

Selayaknya tubuhku langsung lemas hingga aku limbung dan tersungkur di lantai. Menangisi kejadian tragis yang menimpa priaku. Padahal pagi ini aku sangat berharap akan mendapat pelipur rindu setelah lama tidak bertemu. Tapi kenyataannya, kedatanganku kesana justru membuat Taehyung terluka.

Aku mendengar suara ketukan sepatu berhak tinggi mendekatiku. Kemudian kurasakan si pemilik tangan lembut itu merengkuhku pada ceruk lehernya dan membiarkan aku menangis. Sapuan hangat pada punggungku membuat aku merasa nyaman untuk menumpahkan semua keluh kesahku disana.

"Tenang, Jennie. Dia akan aman disana. Para tenaga medis tahu apa yang harus dilakukan. Pasti mereka dapat menanganinya."

Aku tidak dapat berhenti menangis meski Joo Hyun berusaha untuk menenangkanku dengan semakin menepuk pundakku.

Kalian pikir aku bisa tidur atau makan dengan tenang selagi aku adalah saksi mata dimana kekasihku di hantam oleh truck dan tergeletak tak berdaya karena hampir kehabisan darah? Dia hampir mati disana kalian tahu! Aku bahkan tidak berpikir jika aku masih ingat caranya bernapas.

Joo hyun menarik pundakku menjauh. Kemudian ibu jarinya mengusap air mata yang tidak mau berhenti dari pelupukku. Aku merasakan ketulusan di setiap sekaan nya.

"Ayo kuantar untuk mengganti pakaianmu. Bajumu kotor oleh darah. Nanti kita kembali lagi kesini, ya?"

Aku patuh saja saat Joo Hyun membantuku berdiri lalu menggiringku untuk mnegganti pakaian. Aku hampir mengabaikan penampilanku yang mengerikan karena sebagian besar pakaianku terkena darah Taehyung.

Beberapa saat kemudian aku kembali dengan pakaian baru yang dibelikan oleh Joo Hyun. Aku lebih tenang setelah meminum segelas cokelat hangat dan aku merasa segar setelah membasuh wajahku.

Aku melihat tuan Bae sedang berbincang dengan seorang teman dokternya juga. Dari yang kuamati wajahnya tampak sangat serius. Berkali-kali dahinya berkerut serta wajahnya merah padam.

Joo Hyun pun menyadari ada yang mencurigakan dengan raut wajah tuan Bae maupun rekan dokternya yang lain. Dia langsung mendatangi tuan Bae hingga membuatnya terkejut.

"Ayah ada apa? Apa Taehyung baik-baik saja?" Tuntut Joo Hyun yang jelas sedang khawatir.

Baik tuan Bae maupun rekan seorang dokternya tampak gelisah. Apalagi ketika tuan Bae berhasil mendapati presensi diriku yang memandangnya penuh penasaran, dia lantas menghindari tatapanku. Entah apa yang sedang mereka bicarakan atau yang sedang mereka rahasiakan, mereka sungguh mencurigakan dengan bertukar pandang satu sama lain.

Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang