-Byun Baekhyun-
Cinta pertamaku indah.
Dia bagaikan sinar matahari di pagi hari. Sehalus butiran salju di musim dingin. Senyumnya seindah bunga merekah di musim semi. Dan matanya seindah pelangi setelah hujan.
Aku tidak tahu mulai kapan perasaan ini tumbuh. Seperti tanaman yang dipupuk, semakin hari semakin besar. Aku masih remaja kala itu. Kupikir aku hanya nyaman bersamanya. Namun di sela itu, ada jantung yang berdebar setiap kali melihatnya tertawa. Apalagi aku adalah alasan dia tertawa.
Aku dan Jennie hanya teman sekolah, teman sepermainan. Kami menghabiskan waktu bersama nyaris sepanjang hari. Mulai dari berangkat sekolah bersama, makan siang bersama, belajar bersama, kadang kala aku tak sengaja tertidur di rumahnya saat kami mengerjakan tugas sekolah bersama.
Yeah, hampir tidak ada hari yang terlewatkan tanpa dirinya. Kupikir saat itu hubungan kami murni karna pertemanan, sampai di suatu titik aku menyadari sesuatu yang bahkan aku tidak tahu sebelumnya.
Siang itu musim semi, angin bertiup cukup kencang dan matahari menyengat tepat tengah hari. Aku mengayuh sepedahku secepat yang aku bisa, menerobos pengguna jalan yang lain seakan aku ini babi hutan yang tersesat. Beberapa orang memakiku, tapi kuhiraukan begitu saja. Tidak ada yang lain di pikiranku selain ayah.
"Nak, ayahmu kecelakaan."
Kuingin cepat sampai di sana. Untuk membuktikan diri bahwa ayahku baik-baik saja. Yang kupercayai selama ini adalah ayahku orang yang kuat, bahkan dia lebih kuat dari Thor. Aku yakin dia tidak akan terluka meski dia mengalami kecelakaan seperti sebelumnya.
Kubuang sepedahku begitu aku sampai di pelataran rumah sakit. Berlari seperti orang gila, aku memasuki tiap ruangan yang ada disana. Belasan ruangan kumasuki, namun aku tidak melihat ayah sama sekali. Sampai seirang dokter menghampiriku dengan raut wajah cemas.
"Kau mencari siapa, nak?"
"Ayahku. Dia kecelakaan. Dia disini kan, dok?"
"Ayahmu di ruang ugd."
Tanpa mendengar kelanjutannya kau bergegas berlari menuju ke ruang UGD dan hanya mendapati ruangan itu kosong. Beberapa perawat yang sedang membereskan peralatan medis mendongak padaku.
"Dimana ayahku? Katakan dimana!!"
"Tenang, nak. Ayahmu sudah dipindahkan ke ruang perawatan."
Gigiku mengerat kuat. Kakiku kembali terpacu menuju kemanapun aku tidak tahu. Aku gila, aku kacau, aku frustasi. Jika terjadi sesuatu pada ayah, aku benar-benar berakhir. Hanya ayah satu-satunya yang kumiliki di dunia ini.
Ayah tunggu aku... Aku ingin bersamamu, ayah...
Sampai pada ruangan tertutup di ujung ruangan, jantungku berhenti berdetak. Pasalnya, orang yang kucari tengah terbaring dengan berbagai alat medis menempel di sekujur tubuhnya. Matanya mengerjap rapat, yang kuharap dapat terbuka merasakan kehadiranku.
"Ayah.." ucapku lirih. Sungguh, aku tidak punya kekuatan saat ini. Kakiku kehilangan tulangnya hingga membuatku terperosok di lantai.
"Nak, kau siapa?!" Tanya perawat yang tengah memeriksa ayahku.
Bahkan untuk pertanyaan itupun aku tidak sanggup menjawabnya. Tenggorokanku kering. Suaraku tiba-tiba saja lenyap. Ketakutanku sungguh menjadi nyata manakala dokter menjelaskan kondisi ayahku yang sesungguhnya.
Duniaku seolah hancur berkeping-keping. Impian soal masa depanku mendadak lenyap bagai di telan bumi. Dengan pikiran kosong, aku duduk merosot di lorong rumah sakit. Hanya suara tangisku yang mengisi kesunyian hari yang menjelang senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]
Fiksi Penggemar[Complete] ✔ [Pastikan sudah follow sebelum membaca. Tuan rumah tidak pelit folback kok?] ✔ Bagaimana ketika Kim Taehyung, seorang pria dingin dengan penuh luka bertemu dengan Kim Jennie, yang menggantungkan hidup padanya. Meski muak, namunTaehyung...