Senyumnya merekah begitu lebar, sampai-sampai sinar matahari malu dan bersembunyi di balik awan. Pipinya merona merah, sampai-sampai daun yang hendak berguguran mengutuskan niat untuk tetap bertengger di dahan saja. Langkahnya semakin mantap, meninggalkan tempat sederhana bernama pasar yang jelas mengangsurkan kebahagiaan bagi sang pemilik hati, Kim Taehyung.
Bukan kencan mewah, hukan datang ke tempat mahal, namun tempat riuh dan sibuk yang sempat dijauhi oleh orang sebangsanya. Pilihannya untuk membatasi diri adalah sebuah kekeliruan. Dalam kurun waktu tersebut, Kim Taehyung tidak menyadari seberapa banyak kebahagiaan yang terlewat.
Menggandeng tangan mungil sang kekasih, Taehyung tak henti menebar rona kebahagiaan diwajahnya dan bahwa ia telah meyakini satu hal ....
Bersamaan dengan menguatnya genggaman tangan mereka Taehyung tahu bahwa ia telah memilih orang yang tepat untuk menebus kehidupannya yang berbanding terbalik dengan status sosialnya.
Baik Jennie maupun Taehyung sama sekali tak ingin memberikan ruang sebatas angin diantara tautan tangan mereka. Bahkan tangan Jennie sebetulnya sudah berkeringat, tapi ia mempertahankannya dengan alasan konyol bahwa ia tidak ingin memiliki jarak dengan Taehyung. Sampai langkah mereka berakhir pada daun pintu sebuah kedai sederhana, tautan tangan mereka mengendur begitu menyadari bahwa mereka kedatangan tamu.
Kim Jennie cukup terkejut oleh apa yang tengah menyambutnya saat itu. Ia hanya dapat melebarkan mata tanpa dapat berkata. Sama sekali berbeda dengan Kim Taehyung yang langsung memberikan senyum menyambut kedua tamu tersebut.
"Hai, Kim Jennie. Lama tidak berjumpa."
Semacam perasaan aneh seperti menemui alien yang semestinya mustahil berada di bumi. Tapi sungguh, senyum wanita itu terhadapnya yang justru membuat Jennie merasa ada yang berdentum di perutnya.
Masih dalam situasi tidak percaya, ia berusaha membalas sapaan Bae Joo Hyun.
"Oh, hai juga Bae Joo Hyun-ssi."
Satu lagi yang tengah menjadi atensi dua sejoli yang barusaja dimabuk asmara. Baik Taehyung maupun Jennie saling melempar pertanyaan dari pandangan mereka soal eksistensi pemuda imut yang sedang bersama Joo Hyun saat itu.
"Kenapa tidak memberitahuku kalau kau akan datang?" Kim Taehyung ambil suara terlebih dulu. Ia lebih menyadari situasi saat itu yang mana sesungguhnya ia tidak mengerti bagaimana bisa Joo Hyun dan Byun Baekhyun bisa bersama.
Joo Hyun tersenyum simpul. "Ini mendadak. Jadi aku tidak punya waktu untuk memberitahumu. Maaf soal itu."
Di satu sudut kursi, Jennie menatap Baekhyun dengan penuh pertanyaan di benaknya. Namun sepatah katapun tak dapat keluar dari kerongkongannya.
"Baekhyun memberitahuku kalau kau dan ibumu membuka kedai kecil." Joo Hyun mengambil atensi Jennie secara mendadak, membuat gadis itu menoleh kelabakan.
"Jadi aku berpikir untuk berkunjung. Aku ikut bersyukur ibumu pulih dengan cepat."
Entah apa karena Kim Jennie masih berpikir jika Bae Joo Hyun masih memiliki perasaan untuk Kim Taehyung atau karena ia masih kesal hingga memiliki prasangka bahwa Joo Hyun masih memiliki niatan untuk merebut Taehyun, Jennie merasa tidak nyaman dan berusaha mencari kebohongan dari sorot mata Bae Joo Hyun. Sayangnya Jennie tidak menemukan kebohongan yang terselip disana.
Semua orang termasuk Baekhyun penasaran dengan respon Jennie sebab semua orang menyadari bahwa satu-satunya yang tidak merasa nyaman disini adalah Jennie.
"Eoh. Terima kasih. Ini juga berkat tuan Bae."
Sungguh, Jennie tidak ingin menyinggung niat baik Bae Joo Hyun yang benar-benar datang berkunjung tanpa memiliki motif tertentu. Lagipula Taehyung sudah bilang kalau dia telah memutus hubungan dengan Joo Hyun kecuali hubungan persaudaraan. Dan Jennie tahu betapa berharganya Joo Hyun dan tuan Bae untuk hidup kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid [K.Taehyung&Jennie.K]
Fanfiction[Complete] ✔ [Pastikan sudah follow sebelum membaca. Tuan rumah tidak pelit folback kok?] ✔ Bagaimana ketika Kim Taehyung, seorang pria dingin dengan penuh luka bertemu dengan Kim Jennie, yang menggantungkan hidup padanya. Meski muak, namunTaehyung...