Bab 19

64.8K 2.9K 34
                                    


ziyan

aku gak bisa melihat kebahagiaan mereka berdua, malam itu juga aku berangkat menuju jakarta, pikiranku suntuk dan aku butuh alkohol untuk menenangkannya.

setiba di jakarta aku langsung menuju club tio dan langsung menuju kantornya.

tok tok tok aku mengetuk, dan kemudia aku masuk keruangan itu.

"sorry sil, gue butuh ngobrol sama tio" kataku setelah melihat tio sedang bersama silvi di ruangan itu.

ketika silvi berjalan keluar entah kenapa aku merasa cukup queen saja menjadi korbanku dan jangan sampai wanita muda ini terlibat atau dekat dengab pria2 brengsek seperti kami.

"sil....mending kamu minta dinikahi sama si tio sarap ini, jangan mau hanya dijadikan simpanan, kalo dia gak mau tinggalin saja, masih banyak cowok baik diluar sana, jangan nanti baru menyesal" kataku memberitahunya

"kalo ada penyesalan aku gak akan ngejalanin selama 4 tahun pak" katanya dengan senyuman, aku tau wanita muda itu sangat mencintai pria sarap seperti tio, tapi aku gak mau dia akan menjadi seperti queen.

"lo datang2 malah nyuruh sisil minta nikah kesambet dimana lo"

"bagi gue whisky 2 botol"

"wah wah wah tumben, sudah 2 tahun kan lo gak mabuk2 lagi, kok tumben sekarang kambuh"

"gue galau bro...."

"kenape lo bentar gue telepon zaki dulu" katanya heran.

kami menghabiskan 1 botol sambil menunggu zaki dan selama menunggu itu aku hanya bisa menghela napas.

"kenapa sih lo, berat banget beban kayaknya" kata zaki setelah melihat keadaanku.

"die galau bro, malah nyuruh2 gue nikahin sisil, sarap emang"

"udah dulu minum nya, kenapa lo sih tumben amat galau2an"

"bro kenapa disini sakit ya, kalo ngelihat wanita yang lo mau deket dengan pria lain" kataku menunjuk hati.

"ceile itu lo jatuh cinta bro gitu aja galau, tumben amat ziyan wijaya pewaris tunggal ZW Group galau karena jatuh cinta" ledek zaki

"ya kalo cinta kenapa gak di gebet atau ditembak, kalo perlu nikahi" sambar tio

"masalahnya itu cewek benci banget sama gue dan gak akan pernah bisa  nerima gue"

"emang anak mana, belagu amat masa di sukai lo malah nolak" kata tio

"queen" kataku lemah.

"hhahahahahahahha syukurin, kena karma kan lo, makanya dari dulu gue bilang jangan pernah nyakitin hati anak orang, sekarang rasakan" ledek zaki dengan nada bahagia.

"sial lo temen apaan yang ngeledekin temannya yang lagi galau"

"wo wo wo tunggu dulu, sejak kapan queen balik ke indo, dan sejak kapan juga lo bisa kembali deket dengan dia"

"sudah 2 bulanan ini, dia kerja di kantor gue"

"ya sudah kalo lo suka sama dia lo minta maaf dan mengakui dulu lo khilaf, siapa tau dia khilaf juga jadi bisa maafin lo" kata zaki dengan nada ledekan.

"gak semudah itu zak, dia lagi deket dengan kepala HRD di kantor gue, hati gue panas setiap mereka bicara ataupun dekat"

"kepala hrd? namanya denny?"

"iya, kenapa lo kenal"

"sepupu gue bro, wah saingan lo berat, abang sepupu gue itu baik banget jgak kayak lo, makanya si queen lebih milih dia daripada lo"

aku semakin kacau mendengar kalo zaki adalah sepupu denny, aku kembali meminum semua whisky yang ada di botol.

"makanya bro kalo berbuat sesuatu dipikir dulu apa akibatnya ke depan, begitu juga lo tio, jangan nanti menyesal setelah kehilangan"

"lo udah lihat kab hasil dari kesalahan" katanya sambil menunjuk diriku yang sedang melamun.

"aaaaaaaaaaaaa" kataku berteriak.

"fix lo udah gila karena queen yan" kata tio geleng2 kepala mendengar aku berteriak.

queen pov

sudah 1 minggu semenjak kejadian di puncak, dan sudah 1 minggu ini aku tidak bertemu muka dengan ziyan. aku gak tau dikemana tapi menurut selentingan kabar ziyan pergi ke jerman dalam rangka liburan.

siang itu ketika menjemput arga, aku kembali bertemu dengan riana dan daniel.

anak2 itu sangat manis sekali terutama riana, senyum dan wajahnya sangat manis.

"ontyyy iyana kangen nih ketemu onty" dia memelukku dengan bahagia

"iya sayang onty lagi sibuk kerja, kalian baik2 saja kan gak berantem2 kan"

"gak onty kami bertiga main dengan senang dan tau gak onty, kami bertiga membuat geng namanya geng ridaga, riana daniel arga" kata daniel dengan pede

"hahahhahaha ada2 aja, masa anak tk main geng2 sih, gak boleh semua temen sama, jadi jangan milih2 ya" kataku.

"oh iya bu, weekend besok seluruh murid tk akan mengadakan kemah dan orang tua wajib ikut, ibu jangan lupa datang ya, begitu juga papi riana dan bunda atau ayah daniel" kata ibu guru itu.

"oke bu, saya akan pergi dengan arga"

"anti iyana akan bilang papi bu"

"asyikkkkkkk akhirnya iyana bisa pergi berkemah dengan papi" katanya riang gembira.

aku mendekati balita imut itu, "memangnya papi atau mami riana gak pernah ajak kemah ya?"

"gak onty, papi celalu sibuk kelja, sedangkan mami.... iyana gak punya mami" dengan wajah sedih

"kalo gitu onty bisa riana anggap mami dan riana boleh manggil onty mama sama seperti arga"

"benelan onty? eh mama?ciyus mi apah" aku tersenyum melihatnya antusias.

"serius sayang, jadi pas weekend besok kenalin mama sama papi kamu ya" kataku lagi

"oce mama, ya udah iyana puyang dulu ya, bye arga bye mama"

"hahahhaha lucu banget anak itu, kasian seusia itu maminya sudah gak ada"

"nah arga bolehkan riana jadi anak mama?"

"boyeh ma, iyana anaknya baik, tapi aku gak mau mama deket2 sama papinya ya, aku gak suka aku benci liat papinya mam"

"loh kok gitu om itu baik loh udah nolongin kamu pas jatuh dulu"

"pokoknya gak ada alasan, awas aja sampai aga tau mama deket2 cama om itu, aga akan mayah becal" katanya dengan wajah sebel.

kenapa arga bisa gak  suka papi riana ya, padahal orangnya kayaknya baik karena telah nolong arga.

mudah2an kemah weekend ini aku bisa mengenal orang tua masing teman arga.

tbc

nah loh bentar lagi akan ketemu tuh arga dengan ziyan.

2. Queen Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang