Bab 10

69.5K 2.9K 18
                                    

ziyan pov

"tangan kamu kenapa queen kok luka kayak gitu"

"oh ini, tadi ada bekas ciuman pria brengsek, aku jijik makanya aku gosok biar hilang"

"anda mau lihat yang lain?"

tiba2 dia membuka kaos dan celana pendeknya. aku melihat semua tubuhnya penuh luka berwarna merah seperti habis digosok berulang2.

"apa perlu aku buka semuanya, jadi anda bisa lihat luka2 karena menghapus bekas sentuhan pria menjijikkan itu?"

aku kaget mendengar dan melihat luka2 ditubuhnya yang kemarin masih halus dan mulus, sekarang hanya tinggal luka2.

ketika dia akan membuka kaitan bra nya aku mendekatinya, aku ambil baju dan celananya dan memasangkannya ke tubuhnya tanpa satu katapun aku ucapkan dan setelah selesai aku berlalu meninggalkannya. aku gak tau mau bicara apa, aku kehabisan kata2 setelah melihat apa yang dilakukannya.

lebih baik aku pergi dan menghindar sampai dia tenang dan bisa diajak ngobrol. tidak jangan disangka aku akan meminta maaf atau sejenisnya, aku juga gak akan tanggung jawab dengan menikahinya. hanya ego lelakiku menginginkan aku  yang memutuskan dan mencampakkan dia bukan malah kebalikannya.

sudah 1 minggu aku tidak mendengar kabar dari queen, dia juga gak pernah mencariku dan begitu juga aku. hingga malam itu tanpa sengaja aku bertemu zaki dan priska di sebuah mall.

"hai zaki, priska wah pengantin baru kemana aja, sombong  banget sih, gak pernah ngumpul2 lagi" sapaku ketika kami bertemu.

"wah mas ziyan apa kabar" jawab priska.

"baik priska, kamu sehatkan keponakan aku gimana sehat juga?"

"sehat donk.... kami berdua sehat, oh iya mas gak antar queen ke amerika?" katanya lagi.

"ke amerika? kapan? mau apa?" tanyaku.

"loh mas kan pacarnya kok gak tau sih, mungkin baru berangkat mas hari ini, katanya sih mau lanjutin kuliah, gak tau gak jelas juga, kemarin kami bertemu cuma sebentar"

"oh gitu ya, kami sudah gak pacaran lagi pris" kataku pelan.

"oooo pantesan kemarin wajahnya sayu dan lesu kayak gak ada jiwa lagi"

"mas zaki, aku kesana ya mau lihat2 baju bayi, kalian ngobrol aja dulu"

lalu setelah priska pergi dan kami pastikan dia gak mendengar percakapan kami.

"lo apain si queen sampai dia kabur ke amerika, dan gue denger taruhan kalian berhasil, apa berhasil lo nidurin dia"

aku mengangguk dan  tak lama zaki memukul kepalaku dengan pelan.

"gila lo yan, astaga gue kira lo cuma bercanda doank dengan tio, sadis lo.... jangan2 si queen tau lagi masalah itu makanya dia kabur ke amerika"

"apasih main pukul2, kalo lo gak punya bini yg sedang bunting udah gue tonjok lo"

"ziyan ziyan, jangan nanti menyesal.... hidup itu gak selamanya indah dan enak, kasian kan dia, seandainya dia hamil bagaimana?, atau seandainya dia disana bunuh diri juga bagaimana?, apa lo gak akan menyesal?"

"ih queen bukan tipe seperti itu, gak mungkin dia bunuh diri, kalo masalah hamil sih gak tau juga, walaupun ketika kami bercinta kami gak mengenakan pengaman,  tapi kalaupun hamil ya selagi dia gak nuntut tanggung jawab mah gak masalah"

"ziyan ziyan, mending lo tobat deh, umur makin tua bukannya ibadah tapi bikin dosa aja bisanya"

"bini lo datang tuh, sana ajak pulang kasian kan ponaan gue capek jalan mulu"

"ya sudah gue balik dulu, ingat cari dia dan minta maaf dan dengan gentleman bertanggug jawab itu baru laki"

"udah pak ustad jangan bawel lagi sana balik"

setelah kepergiannya dan melihat rona bahagia keluarga kecil itu, seandainya dulu dia gak menolak ku pasti sekarang kamipun bisa seperti zaki dan priska.

"gak gak, wanita gak cuma dia" kataku menghilangkan bayangan queen.

"queen sepertinya hanya sampai disini jodoh kita, semoga kamu bisa mendapatkan pria yang baik, lupakan aku" kataku dalam hati.

ya, aku akan melupakan queen dan taruhan itu. aku akan memulai hidup baru dengan wanita baru.

1 tahun kemudian....

malam itu kakek memanggilku kerumah untuk membicarakan masalah mundurnya kakek dari tampuk pimpinan karena usianya yang semakin tua.

"ziyan, kamu bisa gantiin kakek dikantor? kakek sudah gak sanggup bekerja lagi, udah tua"

"tapi akukan ngajar kek, gak mungkin jadi CEO"

"tolonglah, siapa yang akan gantiin kakek kalo bukan kamu, karena hanya kamu cucu kakek satu2nya"

"tapi...."

"kakek mohon yan, kakek sudah tua, mau istirahat saja dirumah"

"baiklah kek, ini demi kakek loh, aku akan cuti sementara jadi dosen dan akan menggantikan kakek jadi CEO"

"terima kasih yan, kamu emang cucu kakek"

"ya sudah ziyan balik dulu ada perlu sama tio dan zaki"

"kamu gak bisa tinggal disini saja? rumah ini terlalu besar ditinggalin sendiri dan kakek kesepian"

aku mendengar permohonan kakek yang merawatku hanya bisa mengabulkan.

"mmmmm baiklah kek, besok ziyan akan mulai tinggal disini"

"aku pergi dulu kek, kakek tidur dan istirahat jangan lupa minum obat"

ketika aku melangkah menuju pintu untuk pergi, kok aku seperti mendengar suara tangis bayi ya.

aku membuka pintu dan tanpa sadar mata aku tertuju dengan sebuah tas putih. aku memanggil bik surti dan kakek.

"kek, bik tolong kesini, ada apa itu di teras depan" teriak ku.

tak lama kakek dan bik surti datang dan dengan pelan bik surti melihat isi tas.

"ya allah den, tuan ada bayi didalam tas ini" lalu aku melihat bik surti menggendong bayi itu.

"loh kok bisa ada bayi disini, coba lihat bik, ada pesan gak?"

lalu aku melihat bik surti mencari apakah ada pesan.

"ada den" lalu dia menyerahkan secarik kertas putih.

tolong bapak / ibu asuh dan jaga anak ini. namanya riana, sekarang saya sebagai ibunya gak bisa mengasuh karena kondisi dan keadaan, tapi jika kondisi saya membaik suatu saat saya akan datang menjemputnya.

tanpa pengirim atau nama orang tuanya.

"bagaimana ini tuan, bayinya kita apakan, apa sebaiknya kita masukin ke panti asuhan?"

aku bingung, kok bisa ada ibu meletakkan bayinya tanpa rasa bersalah, tapi aku juga gak mungkin mengasuhnya. aku kan gak suka bayi kecuali anak zaki. apalagi bayi itu cewek.

"bawa masuk dulu bik, besok baru kita antar ke panti"

tbc

wah bayi siapakah itu dan apakah ziyan jadi memasukkan ke panti asuhan dan bagaimana dengan queen. nantikan di bab selanjutnya

2. Queen Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang