Ziyan pov
“GAK MAU…. Papa dan Mama jahattttt, gak ngerti apa perasaan riana, riana anak yang dibuang…. Riana anak yang dipungut” katanya histeris.
Ya allah aku membuat anak seusia riana mendengar kenyataan yang belum seharusnya dia dengar. Apa ini jalan terbaik? Apa aku bisa menutupi kebohongan ini dari queen dan apa queen akan memaafkan aku jika kebohongan ini terbongkar, tapi… tapi aku gak mau queen sedih dan merana karena mencari anaknya. Ya, hanya ini jalan satu2nya, menggunakan riana sebagai pengganti anakku yang hilang.
Flashback on
“bro gue ada rencana supaya bini lo gak sedih dan stres2 lagi” kata tio ketika malam itu dia menemaniku minum.
“apa bro, apa rencana supaya queen balik seperti semula” tanyaku antusias
“riana”
“loh kok riana”
“dia anak kandung lo kan? Tapi gak tau siapa ibunya, nah queen kan tau riana anak lo, jadi lo atur sebaik mungkin jadi dia akan mengira riana anak kalian yang hilang”
“gila lo yo, itu anak gak bersalah kenapa dibawa2 dan dijadikan tameng supaya queen sembuh”
“loh riana akan tetap jadi anak kalian kok, bedanya queen akan mengira riana anak kandungnya dan dia akan melupakan kesedihannya”
“gak deh, gak berani gue, kasian riana dan queen jika semuanya terbongkar”
“lo pikir aja dulu, gue juga Cuma kasih saran”
Aku menghela nafas, rencana tio itu gila dan gak masuk akal, tapi tio benar mungkin itu cara yang terbaik, dulu awal2 aku sempat berpikir mencari anak lain dan membuat dia sebagai pengganti tapi gak jadi aku lakukan karena aku gak tega memberi harapan palsu kepada queen dan anak itu. Tapi ini riana anakku jadi… jadi walaupun queen tau mungkin dia masih akan tetap menerima riana.
1 minggu aku memikirkan masalah ini, hubunganku dengan queen makin buruk dan sepertinya rencana tio itu harus aku laksanakan secepatnya.
“yo gue akan lakukan rencana lo itu, bisa lo carikan bapak dan lo atur semuanya dan bikin ceritanya seperti yang lo tau”
“lo yakin yan?”
“iya demi queen dan rumah tangga gue”
“baiklah nanti setelah oke gue kabarin lo”
Dan dapatlah bapak tino yang akan berpura2 menjadi pemulung yang menemukan riana, aku sudah memberikan bayaran yang sepantasnya dan aku sudah memberikan petunjuk apa saja yang akan dia bilang kepada queen.
Flash back end
Tapi aku gak menyangka reaksi riana akan seperti ini, apalagi queen pingsan setelah mendapat penolakan dari riana. Apa aku harus jujur dan memberitahunya bahwa riana itu bukan anak yang dia cari.
Aku menggendongnya dan membawanya kekamar, aku meletakkannya ditempat tidur dan memberikan minyak kayu putih di hidungnya. Semoga ini tidak membuatnya kembali syok dan stress.
“mama gppkan pa” tanya arga yang duduk disamping queen.
“gpp sayang, mama Cuma kelelahan saja”
Aku melihat kearah riana, dia gak berhenti menangis melihat mamanya gak sadarkan diri, mungkin ada sedikit penyesalan setelah menolak mamanya.
“riana gak mau peluk mama lagi?” tanya ku
“ma…mama sakit gara2 riana ya pa”
“gak sayang… kamu gak salah, jadi riana jangan benci mama ya, sini semua yang kamu dengar itu memang benar, tapi mama dan papa gak pernah mengganggap kamu seperti itu, kamu anak papa dan mama selamanya apapun yang terjadi, jadi kamu jangan marah lagi ya dan nolak mama, kasian kan mama dan dedek2 kamu, kalo mereka sakit lagi yang rugikan kamu”
“jadi papa dan mama tetap akan sayang riana?”
“iya donk, kamu kan saudaranya arga juga, jadi papa mama dan arga akan selalu sayang sama riana”
“benar ya pa”
“iya sayang, papa kapan bohong sama kamu, jadi mulai sekarang kamu baik2 ya sama mama dan sayangi dia seperti dulu lagi bahkan lebih, gak boleh marah2 dan bikin mama sakit lagi”
Aku melihat anakku itu mengangguk. “maafin papa ya nak, sudah buat kamu terluka dan papa harap rahasia ini hanya papa dan om tio yang tau dan akan terkubur selamanya” kataku dalam hati
“mama bangun ya, riana sayang kok sama mama, maaf tadi riana marah2 sama mama”
Aku melihatnya mencium pipi dan memeluk mamanya, ya allah andai riana benar anak kami, maka semua akan indah.
Aku melihat queen membuka matanya.
“riana… riana mana mas”
“riana disini ma” kata nya sambil memegang tangan mamanya
“sayang… maafin mama ya, kamu anak mama, anak kandung mama… jadi… jadi jangan pernah bilang kamu anak pungut atau atau anak apapun, kamu anak mama” kata istriku sambil memeluk riana.
“iya mama, riana anak mama dan papa dan selamanya akan seperti itu”
Ya, selamanya akan seperti itu… aku berdoa jangan sampai rahasia ini terbongkar hingga aku mati dan meninggalkan dunia ini.
“kamu bahagia kan babe setelah bertemu anak kita”
“sangat sayang… kenapa aku gak sampai ngeh ya kalo anak yang aku cari itu berada didekatku sangat dekat malah, makasih ya sudah memberiku anak2 yang baik dan sehat, makasih juga sudah jadi suami yang pengertian dan mau menerima diriku yang labilnya mengalahkan labilnya anak abg”
“hahahah iya nih kok aku bisa tahan kan, padahal dulu aja aku jika punya pacar labil, saat itu juga aku putusin, tapi kenapa dengan kamu aku sama sekali gak bisa ya, kamu pake pellet apa sih sampai aku jadi tergila2 seperti ini”
“pake ini” dia memegang leherku dan mencium bibirku dengan penuh cinta.
“aduh babe masih sore dan anak2 pada liatin tuh”
“ih mama dan papa gak malu apa arga dan riana liatin” kata arga dan riana berbarengan.
“ya sudah kalian ke kamar dulu ya bikin PR, papa mau jenguk dedek sebentar” kataku sambil melirik queen dan mengantar mereka keluar dari kamar.
“mas apasih mereka masih kecil jika nanya gimana”katanya sambil melirik tajam kediriku
“hahhaha gak bakal ngerti mereka, jadi gimana nih, boleh gak papa jenguk dedek2 sebentar” kataku sambil berjalan mendekatinya.
“genit amat sih si papa, gak sadar umur, mesum banget….”
“nah tadi pagi katanya mau… dan gak akan nolak”
“yang nolak siapa, aku juga gak ada bilang nolak”
“jadi berarti mau nih?”
Aku melihatnya mengangguk…. Ya jangan salahkan kucing jika diberi ikan asin, gak akan nolak….
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
2. Queen Story's
RomanceQueen Sagara : "Mommy dan papi apa2an sih, umurku baru 23 tahun, masa dipaksa nikah sih, dengan cowok gak jelas pula" Ziyan Wijaya : "menikah dengan gadis manja ini???? mama dan papa gak salah kan? cewek manja tapi cantik, aku harus memenangkan taru...