Bab 35

50.3K 2.2K 22
                                    


queen pov

esok harinya aku, mas ziyan dan riana pergi untuk melakukan tes dna antara mas ziyan dan riana. aku berharap semuanya menjadi jelas dan asal usul riana akan jelas, aku gak mau kalo jika seandainya riana anak mas ziyan, tapi gak ada yang tau dan aku juga gak mau jika mas ziyan menganggap anak kandungnya sebagai anak angkat.

"mas kok aku tegang ya"

"jangan terlalu dipikirin, kasian kan dedeknya kalo mamanya stress, kita pasrah saja dan serahkan semuanya kepada  allah"

"iya sih.... mudah2an hasilnya beneran riana anak kamu ya mas, jadi arga dan riana saudara kandung walau beda ibu"

"kamu wanita yang berhati lembut, jarang jaman sekarang wanita mau menerima anak suaminya dengan wanita lain"

"gak tau juga mas, di sini dihati aku ada perasaan sayang, sedih, penyesalan setiap aku memandang dirinya dan gimana ya mas, susah dibilang"

"iya aku tau, dulu kamu pernah dengar kalo aku benci anak2, tetapi dia dan arga membuat aku berpikir anak2 merupakan pelipur lara ketika aku capek, sedih dan galau, aku sangat menyayangi mereka berdua dan calon dedek2nya"

"mamanya gak disayang nih?"

"gak donk, mending sayang anak2, kamu mah gak perlu"

"oh gitu... dedek papa jahat nih, tapi gpp nanti mama cari papa baru yah, gampang kok kalo papa udah gak sayang masih banyak yang mau sama mama, walau anaknya udah mau 4"

"ya elah beb, masa mau cari suami baru sih, gak kasian ama papa dan anak2"

"biarin!!!! masa memaksakan orang yang udah gak sayang sama kita"

"iya iya aku sayang kok sama kamu, sayang banget malah, udah jangan  ngambek lagi, tambah jelek kalo ngambek"

aku manyun mendengar perkataannya, enak aja bilang jelek, walau sedang hamil gini, tapi kan baru 3 minggu, badan aja belum berubah.

"tuan ziyan wijaya silahkan masuk kesini" kata suster memanggil mas ziyan dan riana.

"beb, kamu tunggu di sini saja"

"iya aku tunggu disini saja"

aku melihat mas ziyan dan riana berjalan memasuki ruang labor untuk melakukan beberapa tes dna.

karena bosan aku mengelilingi bagian2 rs, ah rasanya ingin melihat bayi2 kemarin.

aku berjalan melewati sebuah ruangan, aku mendengar suara tangisan seorang ibu.

"sabar bu.... anak ibu cuma satu, siapa yang bilang kembar" kata seorang suster ke ibu itu.

"walau saya miskin dan gak sanggup buat USG, tapi saya bisa merasakan bahwa saya sedang hamil 2 anak kembar, tapi kenapa yang lahir hanya 1" kata ibu itu menangis.

"jadi kemana anak saya yang satu lagi sus

"ibu mungkin itu hanya perasaan ibu, anak ibu cuma 1 kok, lah saya yang bantu dokter gemal waktu ibu melahirkan ibu"

"saya yakin anak saya 2" kata ibu itu lagi.

wah kasian juga ibu itu, masa mengira anaknya kembar dan gak mungkin kan anaknya di sembunyikan. susah juga jika gak pernah USG.

untungnya dikehamilanku kali ini aku punya suami dan selalu mensupport, jadi aku bisa memperhatikan keadaan bayi2ku, sedangkan dulu ketika hamil arga, boro2 USG mempertahankan saja sudah untung, karena ketika aku sedang hamil jiwa aku sedang sangat labil karena melihat mas ziyan bersama wanita lain, dan untunglah aku gak pernah sakit jadi aku hanya ke rs ketika akan melahirkan saja

"kasian banget ibu itu, aku gak tau apa aku bisa kayak dia  jika aku diposisi ibu itu" kataku dalam hati.

"lihatin apa sih beb serius amat" tanya suamiku.

"eh gpp udah selesai?"

"udah, tapi hasilnya besok"

"ya udah mas kita pulang yuk, aku lelah hari ini"

"ya udah kita pulang tapi kita jemput arga dulu ya"

"oke"

di perjalanan menjemput arga aku menceritakan apa yang aku lihat di ruangan ibu tadi.

"mas tau gak?, tadi aku lihat ibu2 yanv habis melahirkan menangis menanyakan anaknya"

"lah emang kenapa anaknya"

"gpl sih, cuma katanya dia merasa hamil anak kembar tapi ketika lahir cuma 1"

"gak USG ibu itu?"

"gak mas maklum orang gam mampu ya jadi gak pernah periksa2"

"ada2 saja, mungkin perasaan ibu itu aja"

"iya kali ya, makanya beb kamu sekarang harus rajin kontrol dedek ya"

"hehheeh maaf mas, pas hamil arga aku juga gak pernah kontrol sekalipun"

"loh kenapa"

"habis aku sebel sama kamu, apalagi setelah melihat kamu ciuman dengan wanita lain, makanya aku sangat sangat labil saat itu, makanya aku gak terlalu merhatikan kehamilan"

"maaf ya sayang.... aku gak tau itu bisa berdampak besar buat kamu"

"gpp mas, namanya juga masa lalu, yang penting sekarang kamu tetap disini sama aku"

"iya sayang, aku akan selalj menemani kamu untuk kontrol dedek"

tbc

2. Queen Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang