10. Pandangan Pertama

98 11 3
                                    

" siapa sih tuh cewe! Cantik sih cantik tapi nggak usah sok belagu gitu napa!! " kesal Neta saat sudah sampai di dalam kelas.

Lysta dan Lita berusaha menenangkan Neta, tapi mereka pun ikut sebal dengan kelakuan kakak kelas mereka yang super duper naudzubillah itu.

" ehh Shall untung lo tuh anaknya nggak penurut kek hamba sahaya " ucap Thalita ikut menanggapi. Mishall dengan santainya mendengarkan ocehan teman-temannya sambil makan.

Mereka berempat sedang duduk saling berhadapan. Tiba-tiba seorang cewe masuk ke dalam kelas mereka dan menggebrak meja tempat mereka sedang menyantap makanan.

" hehhh lo cabe!! Belum puas lo udah jatuhin gue. Terus lo mau rebut cowo gue dari gue?!! " ucap cewe itu sambil menunjuk-nunjuk wajah Mishall. Wajahnya pun berubah menyeramkan.

Mishall menanggapinya tanpa ekspresi. Begitu juga dengan ketiga temannya. Mereka masih sibuk dengan kegiatan makan mereka walau mereka sudah di ganggu.

" hehh jawab! Lo bisu?! Budeg?! Tuli?! Ngomong lo cabe!! " ucap Velin keras. Ya dia Velin. Orang yang sempat berurusan dengan Mishall istirahat tadi. Mishall yang sudah merasa sangat terganggu mulai angkat bicara.

" kak mau kakak apa sih? Dari mulai kakak nyuruh aku minta maaf. Padahal juga kakak yang jatuh sendiri. Sekarang aku dikira ngrebut cowo kakak! Aku aja nggak tau siapa cowo kakak! Aku emang manis kak tapi aku nggak suka ngrebut cowo orang! " sahut Mishall enteng.

Velin dan kedua temannya dibuat melongo mendengar ucapan Mishall. Ketiga teman Mishall hanya diam tapi diam mereka tetap mendukung sahabat mereka yang satu ini.

" dan satu lagi kak. Kakak kalo masuk ke kelas orang yang sopan. Kalo mau bicara juga jangan bentak-bentak apalagi aku sama temen-temen lagi makan. Kalo kita kesedak terus mati gimana? Kakak mau nggantiin nyawa kita?! " ucap Mishall sekali lagi yang berhasil membuat Velin dan kedua temannya pergi tanpa memperpanjang masalah.

Mishall dan ketiga temannya kembali duduk. Tapi disamping itu ternyata banyak anak-anak yang sempat menyaksikan sebuah drama menegangkan. Tapi mereka sudah berhamburan pergi. Mishall menutup kotak makanannya. Padahal dia belum menghabiskan buah yang mamahnya bawakan untuk pencuci mulut.

" mau kemana nyet? Makanan lo belum dihabisin nihh! Entar Ayam lo mati baru tau rasa lo! " ucap Lysta pada Mishall yang sudah beranjak dari tempat duduknya.

" mau ke toilet. Tapi kan aku nggak punya ayam Lys. Mati dari mananya! " jawab Mishall sambil berjalan.

" ngapain? Sendirian lagi! Berani lo? " tanya Lita pada Mishall.

" mau cari wangsit buat ngadepin si nenek lampir " sahut Mishall yang sudah berlalu.

Ketiga temannya itu mengangkat sebelah alisnya tapi kemudian mereka tertawa. Mereka tau apa yang dimaksud Mishall. Mereka selalu dibuat tertawa dengan ucapan dan tingkah laku Mishall yang terbilang aneh.

***

" hai sayang.. Kamu kok mukanya selalu datar gitu sihhh. Senyum dong biar gantengnya keliatan " Velin melingkarkan tangannya ke lengan Rio. Dirinya juga berusaha membuat senyuman di bibir Rio menggunakan tangannya.

Rio yang diperlakukan oleh Velin hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi. Mau bagaimanapun Rio menghindar dan beralasan, Velin selalu ada cara untuk mendekatinya.

Cewe bar-bar ini memang sangat licik. Begitu pula dengan kedua orang temannya. Mereka selalu memiliki akal untuk mendekati Rio dan teman-temannya.

" sayang!! Kok diem aja sihh " kesal Velin pada Rio yang mengabaikan dirinya.

MISHALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang