" tuhh cewe siapa sih? Sok pahlawan banget! " tanya Darrell.
" lo nggak tau dia siapa? Kalo punya tampang kudet jangan diumbar! Malu-maluin! " tegas Aaron dengan suara keras. Seisi kelas yang mendengar ucapan Aaron tertawa keras.
Lain halnya dengan Darrell yang kini malah menekuk wajahnya. Kesal.
" bangkeee lo!! "
" Rell " panggil Aaron pada Darrell yang masih kesal denngn ucapannya.
" paan?! " jawab Darrell ketus.
' ternyata kaya emak-emak pms nih anak kalo lagi marah yaa ' batin Aaron. Tapi Aaron malah terkekeh geli melihat wajah sahabatnya ini yang sedang kesal.
" gue serius kamprettt!! "
" kapan lo pernah serius? Sama cewe aja kagak pernah serius lo! Mana ada yang mau ama lo! " kali ini Darrell menanggapi perkataan Aaron dengan menghadapnya.
" bangke!! Gue tuh serius nihh. Gue punya aplikasi baru. Baru tadi malem gue bikin. " cetus Aaron yang disambut cengiran khasnya yang manis. Kedua alisnya dinaik turunkan.
" anying banget lo najis! " Rio yang sedari tadi diam dengan ponselnya kini bersuara. Aaron tetap tersenyum.
Sebelumnya Aaron belum pernah membuat aplikasi apapun. Main game aja dia selalu kalah!. Gimana dia bisa buat aplikasi?.
" aplikasi yang bisa ganti muka tuhh. Biar muka yang kira-kira kudet, jelek, kucel kaya lapnya tukang sate bisa diganti!! " Aaron menjelaskan dengan melirikkan matanya kearah Darrell.
Tawa pun pecah diantara mereka berempat. Termasuk Calief yang terkenal irit bicara pun ikut tertawa.
" anyingggg gue kira apaan nying!! " celetuk Rio.
Kini Darrell kesal bukan main. Aaron yang mengetahui bahwa Darrell pasti akan menghajarnya habis-habisan sudah lari menjauh.
" Bang Hall yuhuuuuuuu " suara seorang cewe membuat siswa yang sedang berada di dalam kelas melihat ke arah pintu.
Darrell dan Aaron yang sedang berlari pun berhenti. Kemudian mereka berjalan kearah Rio dan Calief yang sedang duduk di kursi dekat tembok.
Rio merasa suara itu tidak asing lagi baginya. Bagaimana tidak, suara itu baru saja terdengar beberapa menit yang lalu. Suara yang berani membentak, menyuruh dan memarahinya itu sudah terekam jelas dalam ingatannya.
Seorang dengan rambut pirang tergerai indah dengan bola mata grey nya masuk ke dalam kelas XI A3.
" ishhhh Bang Hall mah kalo di panggil nggak nyaut!! Kupingnya lupa nggak dibawa yah? Atau nyantol di jemuran tetangga?! " kesal Mishall.
" apaan Shall? " tanya Bares bingung. Tangannya bergerak melepas earphone yang terpasang di telinganya.
" ohh ini nih yang nyangkut di kuping! Pantesan cewe manis manggil nggak denger yaahh " dirinya berkacak pinggang sambil menunjuk earphone yang baru saja dilepas oleh Bares.
Bares yang mendengar ocehan Mishall malah tertawa kecil. Hampir setiap hari dirinya melihat cewe ini selalu ceria dan berisik. Bahkan Mishall hampir tidak pernah menangis. Lebih tepatnya Bares belum pernah melihat Mishall menangis.
" iya maap maap neng " Bares meminta maaf sambil terkekeh.
" ehh maksud kamu apaan nang neng nang neng?? Kamu pikir aku neng neng penjual mendoan pecel?!! " kesal Mishall.
Bares tau kalau Mishall paling tidak suka jika dipanggil 'neng' tapi Bares selalu jail kepadanya.
Mendengar perkataan Mishall tawa Bares pun pecah. Disamping itu Rio dan ketiga temannya sudah mengamati perbincangan mereka sedari tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISHALL
JugendliteraturRank #1 Geng motor 8/8/18 Rank #3 Ceria 8/8/18 Rank #10 Coolboy 8/8/18 Mawar hitam 1. Elegant, ya lo itu cewe elegant yang nggak banyak neko-neko. 2. Indah, lo enak dipandang, nggak bosenin dan manisnya lo itu nggak baik buat jantung gue. 3. Berharg...