16. Berkunjung

75 8 0
                                    

" aawwww pelan-pelan napa " Rio merasa kesakitan saat Mishall membersihkan lukanya dengan kain kassa.

" ihhh sabar! Ini juga pelan! Cemen amat jadi cowo! " Mishall justru semakin menekan kain kassa itu. Dan kemudian pergi entah kemana. Sedangkan Rio masih merintih kesakitan.

Mishall kembali dengan membawa segelas air putih di tangannya. Kemudian dia menyerahkannya pada Rio untuk dihabiskan. Setelah selesai, Mishall kembali duduk di dekat Rio dan hendak menempelkan kain kassa bersih dan plester pada sudut bibir Rio. Tapi Rio menghindar dan tidak ingin dipasangi plaster.

" nggak usah di pasang plester " ucap Rio pada Mishall saat tangan Mishall sudah hendak memasangkan plaster tersebut.

" nanti kena debu malah jadi infeksi! Mending di tutup dulu! " Mishall tetap ingin menempelkan plaster itu. Tetapi Rio justru menahan tangannya sampai akhirnya Mishall mengalah dan berhenti.

Rio bangkit dari sofa sedangkan Mishall masih membereskan obat-obatan yang tadi sempat ia beli di apotek. Rio kembali dengan memainkan kunci mobil di tangannya.

" makan yuk gue laper, sekalian gue jemput adik gue " ucap Rio saat sudah berada di samping Mishall yang sibuk dengan ponselnya saat ini.

" emang di rumah kamu nggak ada makanan yah? Sampe harus makan di luar " tanya Mishall.

" nggak ada. Mba yati lagi ijin pulang kampung, jadi cuman mama yang masak. Itupun juga cuman pagi sama malem. Udah ayo cepetan kasian nih entar adik gue nggak ada yang jemput " perintah Rio.

Mishall segera bangkit dan berjalan di depan Rio. Rio menuju ke garasi rumahnya dan keluar dengan menggunakan mobil.

" setan, kita mau makan dimana sih? Terus dede gemesnya dimana sekarang? Nanti pulangnya jangan kesorean yaa " cerocos Mishall seperti biasa. Tapi Rio tetap fokus mengemudi.

Kadang gue kesel lo panggil gue setan. Tapi lama-lama gue mikir mungkin itu panggilan sayang lu sama gue batin Rio. Tapi Rio geli sendiri memikirkan itu.

Kalau seseorang memiliki nama panggilan aneh dan nyeleneh buat kalian, dapat disimpulkan kalo itu panggilan kesayang dari dia buat kamu. Nggak ada salahnya kalo Rio berfikiran seperti itu. Tapi siapa yang tau kalau maksud Mishall ternyata bukan seperti yang Rio pikirkan. Kasian bang Rio huuu.

Rio memberhentikan dan memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah. Rumah itu terlihat besar dan luas, taman di depan rumah itu memberikan kesan yang sejuk dan nyaman. Entah kenapa, saat pertama kali Mishall melihat rumah itu, dia merasa sangat nyaman dan sejuk.

" babangggggg!!!! " panggil seorang gadis kecil. Mishall tau persis suara siapa itu. Gadis itu berlari dan Rio langsung membopong tubuhnya.

" haiii dede chubby " sapa Mishall sambil melambaikan tangannya saat Rio membalikkan badannya hendak membawa Munel ke dalam mobil.

Munel kegirangan melihat Mishall ada di depannya. Dia serontak meminta turun dari gendongan Rio dan menuju ke Mishall. Mishall berjongkok di depan Munel dan kemudian menggandengnya masuk kedalam mobil.

" kakak cantik. Munel kangen kakak. Munel udah bilang sama babang tapi babang nggak mau bawa kakak cantik ke rumah " curhat Munel sambil memanyunkan bibirnya kesal. Rio mencubit pipinya.

" Mbilll, kak Mishall kan juga sibuk, lagian abang nggak bisa seenaknya bawa anak orang kerumah lahhh " jelas Rio pada Munel yang didengarkan juga oleh Mishall.

" ya udah kapan-kapan kakak main ke rumah dede chubby yahh. Tapi kalo kakak lagi nggak sibuk yaaa " ucap Mishall untuk menyenangkan hati Munel.

Orang kalo berkunjung itu ke hati gebetannya dulu baru kerumahnya, tapi lu kerumah dulu baru ke hati gue. Dan gue emang nggak salah tafsir kalo lo itu cewe aneh plus langka batin Rio.

MISHALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang