[4]: Tidak Pantas

379 22 4
                                    

Raja terus saja bertanya, bukan apa-apa. Tiba-tiba saja otakku blank saat berjalan berdua dengannya.

Satu yang aku baru tau, ternyata di balik dinginnya wajah raja yang selalu aku liat dulu. Ternyata dia bisa asik, lucu, dan menyebalkan di saat yang bersamaan.

Contohnya saat raja bilang, "Kenapa aku kerja selalu pakai tangan kanan?"

"Karena Kanan lebih baik?" jawabku takut salah.

"Bukan," Aku menunggu kalimat selanjutnya dari Raja.

"Karena gk mau tangan kiri gue penat, kalau tangan kiri gue sakit kan repot?" Dia tertawa. Saking bodohnya aku di depan raja, aku tidak tahu bahwa itu bukanlah jawabannya. Aku baru tau, ternyata raja juga sereceh ini.

"karena gue gk mau tangan kiri gue penat, buat menjadi sandaran buat lo di saat lo sedih."

Jlebb.. Mampuskan gue, jantung gue mau copot nih. Raja selalu saja.

Kalau boleh jujur, Aku sangat takut. Aku gugup, saat raja bicara kepadaku. Rasanya aku ingin pingsan saja, daripada raja mendengar detak jantungku yang mulai bekerja secara abnormal.

Aku ini kaku, aneh, canggung, dan tidak bisa berkata apa-apa saat berhadapan dengan raja. Kelebihanku, dianggap memiliki kecerdasan otak yang sedikit lebih oleh teman sekelasku.

Aku tidak percaya diri untuk bermain dengan teman sekelasku yang lain. Mereka berkilauu, sedangkan aku? Aku? Aku sama sekali tidak menarik untuk di liat.

Jadi biasanya, Aku memilih pergi jika raja mendatangiku. Tetapi yang sebenarnya, aku ingin lebih lama memandangnya.

Tapi aku tidak sanggup, dan juga terlalu takut, terus aku lari. Kalau aku seperti itu biasanya raja marah, terus bilang, "Terus aja lari, di kira gue setan apa?!"

Aku takut melihat diriku sendiri ada di manik mata raja, karena aku merasa....

Tidak pantas.

****

Apa kabar tangan kiri?

Ilusi Tak BertepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang