[17]: Cinta atau sahabat

230 14 0
                                    


Hari ini adalah hari terakhir aku masuk sekolah, sebelum aku harus rawat inap di rumah sakit.

Dan di pelajaran terakhir, kepalaku terasa pusing. Aku meminta izin untuk pergi ke toilet.

Dan, Aku mimisan lagi.

Aku menghadap cermin. Betapa menakutkannya aku saat ini. Rambutku yang mulai rontok.
Badanku terlihat kurus.

Bibirku tidak lagi berwarna merah muda. Sangat pucat. Aku mengambil lipbalm dari saku. Ku poleskan sedikit benda itu untuk membuat wajahku terlihat segar.

Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menutupi semua ini. Semua Rasa sakit ini.

Saat aku ingin keluar dari toilet, tiba-tiba Raja menarikku. Aku ingat, Semalam aku sudah janji kepadanya kalau hari ini aku ingin bicara dengannya.

Setelah sampai di taman belakang sekolah, di samping danau. Kami mengambil tempat di sana.

Aku memeluk Raja, aku merasa ini adalah pelukan terakhirku dengan Raja. Dan juga hari terakhirku bersama raja.

"Raja, lima menit saja. Biarkan aku memelukmu."

"Hemm, baiklah."

"Terimakasih." Ucapku melepas Raja.

"Hanya untuk memelukku?" Tanya nya.

"Gak, aku ada pertanyaan." Ia diam beberapa  saat menangkap mataku. Juga menunggu kalimat selanjutnya dariku.

"Sahabat atau cinta?"

Raja mengerutkan keningnya, "Jawab." Perintahku.

Raja terlihat berpikir. "Sahabat?" Katanya. "Alasannya?" ku tanya.

"Cinta bisa putus lalu hilang, Sahabat tidak akan pernah bisa hilang."

Tepat sekali. Jawaban yang pas. Seperti yang ku ekspetasikan sebelumnya.

"Aku senang ternyata pemikiran kita sama."

"Maksudnya?"

"Itulah sebabnya aku menjauhimu, karena aku menjaga perasaan sahabatku."

"Terimakasih untuk segalanya, Raja."

Aku pergi menjauh dari Raja.

Aku tidak akan mengatakan selamat tinggal. Tapi aku akan mengatakan Sampai bertemu kembali. Raja.

Ilusi Tak BertepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang