[14]: Keinginan

221 13 0
                                    

Tanganku bergetar, Rasanya Kakiku saja tidak dapat menahan bobot badanku yang tidak seberapa ini.

Obat! Aku perlu obat!

Dengan sisa tenaga yang ku miliki, aku berusaha mengambil obat di dalam tasku.

Aku bersyukur karena tidak ada anak lain yang melihatku. Karena saat ini bel istirahat sudah berbunyi.

Aku menyesal, kenapa aku tidak mendengarkan kata-kata mama. Seharusnya aku hari ini tidak masuk. Seharusnya saat ini aku berada di rumah sakit.

Aku berhasil meneguk pil kecil yang sangat aku benci ini.

Pereda nyeri yang harus selalu aku bawa. Rasanya Aku ingin menangis. Tapi setelah ku pikirkan, untuk apa?

Untuk apa menangis? Jika saja dengan menangis penyakitku akan sembuh. Aku pasti akan melakukannya.

Aku kaget bukan main saat ada seseorang yang menggenggam tanganku. Dan dia adalah Raja.

Aku tau pasti selama ini Raja mencariku.  Akhir-akhir ini aku di tuntut untuk rutin ke rumah sakit. Dan, hari ini aku kembali masuk ke sekolah, setelah 3 hari absen.

Sejak Aku mengetahui Perasaan Rani kepada Raja, aku berusaha menjauhi Raja. Dan itu sangat sulit untukku lakukan.

Aku juga mengerti perasaan Rani. Sudah Cukup aku menyakitinya.

Lagi pula, Dokter sudah memprediksi umurku yang tinggal 30 hari lagi. Sebelum saat itu tiba, Aku punya satu keinginan.

Keinginanku sangatlah sederhana, aku ingin melihat orang yang aku sayangi bahagia.

Ilusi Tak BertepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang