[2]: Sahabat

636 28 4
                                    


Aku pernah baca bahwa
Surga dunianya para pelajar adalah saat jamkos, seperti waktu itu.

Tapi anehnya aku tidak sependapat, menurutku malah membosankan jika hanya berdiam diri di kelas, lebih baik ada guru yang ngajar.

Kata rani aku aneh, Rani adalah sahabatku. Dia juga teman sebangkuku.

Ya! Aku memang aneh.

Rani mengajakku ke kantin tapi aku menolak, aku sudah membawa makanan dari rumah.

Rani kecewa, maafkan aku Ran.

Rani keluar, tinggallah Aku sendiri. Memang seperti ini lah aku. Jadilah, tujuanku saat itu adalah Perpustakaan.

Seperti biasa aku berjalan sambil menunduk, aku bersyukur saat itu tidak ada tiang yang ku tabrak.

Sesampainya di sana, sangat sepi. Dan aku suka.

Aku mulai menelusuri rak-rak buku yang tersusun rapi. Sampai di rak yang semua isinya adalah novel.

Aku mengambilnya, tetapi dari arah berlawanan juga ada yg menariknya.

"Ini gue duluan yang ambil, tau." Katanya.

"Enak aja, ini gue duluan." jawabku, aku penasaran siapa sih orang ini? Emang gak ada novel lain apa? kenapa gak dia aja yang ngalah.

Ternyata dia adalah Raja.

"Ah, lo ambil aja gue cari yang lain." Katanya.

"Lo aja, gue... hm gue sebenarnya mau ambil yang ini,.. Iya, yang ini." Aku mengambil asal novel di depanku, entah novel apa itu aku tidak tau. Kenapa aku salting gini ya? Sial.

Aku ingin lari, menjauh dari sini. Karena di sini hanya ada aku dan Raja. Aku gugup sekali.

Tapi tangan raja menghentikanku, "Sini aja, temenin gue."

Apa menemani Raja? dan hanya berdua? Di sini? Oh ayolah, cabut nyawaku saat itu juga.

Dan disini lah Raja ingin aku menjadi sahabatnya, Aku senang.  dan beberapa menit itu rasanya seperti mimpi.

****

Aku gak pernah nyangka sebelumnya, orang yang aku kagumi tiba-tiba menjadi sedekat ini.

Ilusi Tak BertepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang