[22]: Pamit

223 14 0
                                    

"A-aku pamit."

"Apa maksud lo? Lo gak boleh--"

"Gue mohon jangan tutup mata lo, gue panggil dokter yaa, lo harus bertahan." Perempuan berparas manis itu, berteriak memanggil dokter.

"Gak, dokter gak akan bisa merubah takdir."

"Gue nitip Raja, berbahagialah. Meski tanpa gue." Aku memegang tangan Rani. "Jangan nangis,"

"Ini buku diary gue, semua hal yang gue alami sudah gue tulis di sini. Lo mau kan menyimpannya?"

Aku melihat Raja, dia seperti sudah bisa menerima kenyataan ini.

"Ternyata aku salah ray, aku gak bisa jagain kamu. Tapi Tuhan yang akan menjagamu."  Begitu katanya. Dan sebelum semuanya menghitam. Dan semua sakit di tubuhku tidak terasa lagi.

Aku yakin semua sudah bahagia. Terimakasih dan maaf untuk semuanya.

Buat kamu Raja.

Terimakasih, karena kamu mau meluangkan waktu untukku.

Juga,

Maaf, karena aku mengecewakanmu.

"Tanggal kematian?"

****

Apakah semua sudah selesai? Tidak. Akan ada kehidupan yang baru.

Ilusi Tak BertepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang